Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan.
"Hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang hidup ini pilihan bagi manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Aku melihat orang di jalan gitu. Tubuhnya orang itu di tato. Ada bagian tato pada tubuh di hapus. Jadinya membekas hasil hapusan tato tersebut. Aku berangggapan pada orang itu. Berani sakit membuat tato dan juga berani sakit menghapus tato, ya sampai membekas seperti bentuk luka permanen," kata Budi.
"Ya nama manusia yang membuat tato, ya mengikuti pergaulan gitu. Pada akhirnya menyesal pun tiada guna jika tato di hapus dan berbentuk luka. Yang selama itu orang berjalan di jalan baik, ya tidak masalah. Kan ada orang yang membuat masalah dengan menunjukkan tato untuk di nyatakan kehebatan gitu," kata Eko.
"Ya aku melihat dengan baik sih perilaku orang itu baik, ya karena kerjaannya tukang sopir angkot. Kerjaannya halal lagi," kata Budi.
"Sopir angkot. Ya baik sih jalan kerjaannya halal," kata Eko.
"Hidup ini keluh kesahnya penumpang," kata Budi.
"Penumpang," kata Eko.
"Kadang penumpangnya mobil angkot, ya ada sepinya. Maunya sih banyak penumpang gitu, ya banyak penumpang hasilnya pendapatan banyak gitu," kata Budi.
"Banyak atau sedikitnya penumpang di mobil angkot. Ya di perhitungkan dari kepentingan manusianya," kata Eko.
"Memang sih. Banyak atau sedikitnya penumpang di mobil angkot, ya di perhitungkan dari kepentingan manusia yang melakukan kegiatan sehari-hari dan naik mobil angkot," kata Budi.
"Kadang yang biasa naik mobil angkot. Ya beralih naik motor, ya karena punya motor gitu dari hasil usaha, ya kerja atau sudah punya mobil sendiri gitu," kata Eko.
"Perubahan zaman karena manusia bekerja. Hasilnya dari bekerja, ya uang bisa membeli motor atau mobil. Di lihat dari tingkatan ekonominya, ya membeli motor dan mobil. Kalau yang biasa-biasa sih seperti aku, ya kredit motor lah," kata Budi.
"Ya sama dengan aku kredit motor," kata Eko.
"Sopir angkot pun berkata "Syukurin apa yang telah di usahakan baik? Banyak atau sedikit. Rezeki masing-masing!"......," kata Budi.
"Berarti supir angkot mengerti tentang hidup ini. Bahwa hidup ini berlomba-lomba mendapatkan rezeki dengan jalan baik. Ya jadinya tergantung rezeki masing-masing, ya berkat doa dan usaha. Setiap usaha yang di jalankan pasti ada ujiannya, ya jadinya harus bersabar dalam menjalankan ujian hidup ini," kata Eko.
"Setiap manusia pasti di uji. Ya harus sabar dalam menjalankan hidup ini. Ya masih mending ujian mobil angkot, ya penumpangnya sedikit atau banyak. Bagi di sisi lain, ya contohnya : perang antara negara Rusia dan Ukrania. Ya hancur deh urusan ekonomi gitu," kata Budi.
"Perang tidak bisa di omongin. Kalau ekomomi jadi hancur," kata Eko.
"Kalau urusan cinta sih. Hubungan di bangun dengan kejujuran lebih baik dari pada kebohongan," kata Budi.
"Cerita cinta tentang perselingkuhan. Ya ceritanya kebanyakan di bangun dari kebohongan. Jadi cerita cintanya, ya hancur lah," kata Eko.
"Kaya cerita sinetron atau film," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA. Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"Ok. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. Sedangkan Abdul yang tidak main ke rumah Budi, ya Abdul di rumahnya, ya tepatnya di ruang tengah. Abdul sedang nonton Tv dengan acara TV, ya film horor gitu. Pokoknya filmnya horor, ya serem lah. Abdul di temanin dengan kopi dan makanannya gorengan lah. Kalau cerita serem itu. Budi dan Eko, ya main catur di ganggu sama hantu. Budi dan Eko, ya lari terbirit-birit karena takut dengan hantu lah. Sedangkan Abdul yang sedang nonton Tv, ya hantunya ada di samping Abdul. Hantunya ikutan nonton Tv gitu. Ya Abdul lari terbirit-birit takut hantu gitu.
No comments:
Post a Comment