Doni sedang asik duduk di depan rumahnya sambil baca koran. Bayu yang bawa layangan lewat rumahnya Doni, ya mampir.
"Assalamualaikum," kata Bayu.
"Waalaikumsalam. Bayu silahkan duduk," jawab Doni.
"Iya, Don," kata Bayu.
Bayu pun duduk di samping Doni.
"Biasanya kamu kerja Don, sekarang di rumah?" tanya Bayu.
"Keadaan sekarang. Tapi tidak jadi terlalu beban buat ku. Aku garap lahan di belakang. Daun pisang ku di beli orang. Ya lumayan hasilnya untuk beli beras," kata Doni.
"Oooo begitu," kata Bayu.
"Sedangkan kamu Bayu...tidak kerja. Main layangan aja!" kata Doni.
"Kerjaan ku kan buat layang-layang untuk di jual. Lumayan hasilnya untuk beli beras," kata Bayu.
"Hidup aku dengan kamu Bayu tidak jauh beda. Berusaha mencari rezeki dengan kepintaran...agar dapur ngebul," kata Doni.
"Iya sih. Kalau kamu jualan daun pisang sih ada terus yang membeli karena permintaan pasar. Kalau aku yang jualan layangan, ya kala musim layangan. Saat tidak musim layangan, ya aku jadi kuli batu. Hidup seperti ini. Aku jalani dengan penuh keikhlasan banget demi dapur ngebul. Iya untungnya aku belum nikah. Jadi beban ku tidak terlalu berat," kata Bayu.
"Aku juga belum nikah juga. Bukan takut nikah. Biaya untuk diri sendiri sekarang ini, ya cukup saja dan juga bisa bantu orang tua. Harapan sih ada untuk mengubah nasif. Kalau begitu Bayu aku beli layangan mu satu," kata Doni.
"Laris manis dagangan ku," kata Bayu.
Bayu pun menyerahkan layangan ke Doni, dan Doni pun menyerahkan uang ke Bayu dengan harga pasaran sekarang.
"Doni, gimana kabar berita tentang bantuan pemerintah untuk orang miskin?" tanya Bayu.
"Aku sih baca beritanya sih. Ya kalau dapet di syukurin, kalau tidak dapet....ya berusaha lagi. Jalan tidak di situ saja. Seperti kita ini. Terus berusaha di kala berita ini dan itu....ya tentang ekonomi tidak jelas ini dan itunya," kata Doni.
"Jadi jangan terlalu berharap toh. Hanya terus berusaha mengubah nasif dengan jalan kepintaran kita," kata Bayu.
"Benar sekali," kata Doni menegaskan omongan Bayu.
Terdengar suara adzan. Doni dan Bayu menghentikan obrolannya. Keduanya pun memutuskan untuk ke mesjid terdekat, ya melaksanakan kewajiban sebagai muslim yang baik...sholat tepat waktunya.
CAMPUR ADUK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...
No comments:
Post a Comment