"Orang kaya," kata Budi.
"Ada apa dengan orang kaya. Budi punya masalah dengan orang kaya?" kata Eko.
"Sebenarnya tidak ada masalah dengan orang kaya sih. Cuma....?" kata Budi.
"Cuma apa?" kata Eko.
"Cuma...kebanyakan orang kaya, ya ingin di hormati terus menerus," kata Budi.
"Memang sih. Kebanyakan orang kaya ingin di hormati. Ya semua itu dasarnya kekayaan orang kaya. Apa lagi orang kaya yang punya kedudukan di pemerintahan ini dan itu, ya di bilang jabatan," kata Eko.
"Kata ini pasti akan terucap di mulut ku karena jengkel pada orang kaya yang ingin di hormati....'Menjijikan'....," kata Budi.
"Ada kotoran, ya Budi?" kata Eko.
"Ada sih!" kata Budi.
"Di mana? Biar aku buang tuh kotoran! Sampai Budi berkata...'Menjijikan'....," kata Eko.
"Tuh...di tong sampah!" kata Budi, ya sambil menunjukkan tangannya ke arah tong sampah.
"Ooooo di tong sampah toh...kotoran itu. Benar-benar menjijikan," kata Eko.
"Becanda kan Eko?" kata Budi.
"Ya memang becanda lah. Bahan obrolan. Kan kita hanya lulusan SMA," kata Eko.
"Obrolan lulusan SMA. Kadang serius jadi becanda. Becanda, ya jadi serius," kata Budi.
"Keadaannya begitu," kata Eko.
"Main catur saja...Eko!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Budi beranjak dari duduknya, ya ke dalam rumah untuk mengambil papan catur di meja ruang tamu. Eko, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. Budi yang telah mengambil papan catur di meja di ruang tamu, ya Budi membawanya dengan baik ke depan rumah. Duduklah Budi dengan baik di sebelah Eko, ya sambil menaruh papan catur di meja lah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas meja. Keduanya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. Selang sekitar setengah jam main catur, ya antara Budi dan Eko. Ya Abdul sampai di rumah Budi. Abdul memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk bersama Eko dan Budi, ya sedang main catur.
"Menjijikan," kata Abdul.
Budi dan Eko, ya terkejut dengan omongan Abdul dengan kata 'Menjijikan', Budi dan Eko, ya setengah jam lalu membicarakan kata 'Menjijikan'.
"Abdul...ada masalah?" kata Eko.
"Abdul. Kalau ada masalah, ya ceritalah...seperti biasanya!" kata Budi.
"Masa aku bertemu dengan orang yang seger buger di jalankan, ya kerjaannya cuma jadi pengemis, ya bisa di bilang penipu lagi. Maka aku jengkel banget dan berkata 'Menjijikan' karena tingkah laku orang itu," kata Abdul.
"Pengemis, ya bisa di bilang penipu kalau keadaan orang itu seger buger. Memang menjijikan oleh orang itu," Budi.
"Nama juga manusia. Ada yang rajin. Ada yang males, ya kaya pengemis itu lah," kata Eko.
"Kotoran harus di bersihkan," kata Abdul.
"Memang kotoran harus di bersihkan. Bau busuk," kata Budi.
"Yang di omongin ini kotoran apa pengemis?" kata Eko.
"Kotoran di jalan lah," kata Abdul.
"Ooooo ganti topik. Aku sih ikut alur pembicaraan Abdul. Jangan-jangan perumpaan saja," kata Budi.
"Urusan ini dan itu di lapisan masyarakat, ya ada orang yang menanganinya dengan baik dan juga di gaji lagi," kata Eko.
"Sebenarnya tidak ingin menginggung siapa pun sih. Cuma obrolan lulusan SMA," kata Abdul.
"Memang obrolan lulusan SMA," kata Budi.
"Kalau begitu. Ini main catur di lanjutkan mainnya apa tidak, ya Budi? Karena ada Abdul!" kata Eko.
"Ya karena ada Abdul. Main catur berhentilah. Main kartu remi lah!" kata Budi.
"Ok..lah main kartu remi!" kata Eko.
Eko dan Budi membereskan permainan caturnya, ya papan catur di taruh di bawah meja sama Budi. Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya segera di kocok dengan baik dan di bagikan. Permainan kartu remi, ya di mainkan dengan baik sama Budi, Eko dan Abdul.
No comments:
Post a Comment