Pagi yang cerah Dono langsung memegang cangkulnya dan langsung di ayunkan untuk mengolah tanah. Terus-menerus Dono mencangkul mengolah tanah. Sampai menjadi gundukan yang cukup tinggi. Barulah Dono menanam batang singkong yang dari awal telah di siapkan. Setelah beres semuanya. Dono pun bergerak mengambil air dari sebuah kolam tadah hujan. Dibawalah atas siram untuk menyirami tanaman yang baru di tanam.
"Huh.......selesai juga pekerjaan saya. Rasanya puas," celoteh Dono.
Dono langsung membereskan semua pekerjaannya semua alat pertanian di taruh di samping rumah. Dono pun mulai istirahat sambil minum teh yang mulai dingin buatannya sendiri.
"Segarnya.....teh ini," celoteh Dono.
Indro pun datang langsung duduk di sebelah Dono. Segeralah Indro minum teh manis untuk menghilangkan rasa hausnya dari capek berolah raga di hari yang libur menjelang tahun baru.
"Eeeeemm...segarnya teh ini." kata Indro.
"Indro..ngomong-ngomong jadi ikut acara di mesjid saat tahun baru?" tanya Dono.
"Jadilah...Dono. Kan di undang apalangi di minta oleh pengurus mesjid untuk meramaikan mesjid," kata Indro.
"Mengaji dan mengaji. Lebih baik menanam kebaikan di dunia dan akherat untuk selamat dalam menjalankan hidup ini," kata Dono.
"Menanam kebaikan. Sama seperti pekerjaan kamu Dono. Menanam singkong. Ada kebaikannya di dalamnya. Hidup harus menanam kebaikan agar menabok semua keburukan di muka bumi. Kalau kita menanam keburukan maka kehancuran yang datang," kata Indro.
"Iya juga. Kebaikan itu penting dalam menjalankan hidup. Entah kapan ujian dari malapetaka di dunia ini. Kita hidup selalu di hantui oleh keburukan yang akan datang di tahun ini dan tahun berikutnya. Kalau tidak menanam benih kebaikan makan tidak akan selamat dari ujian keburukan dunia ini," kata Dono.
"Itulah pentingnya kebaikan. Sama aja kamu menanamkan pemahaman kamu di dalam tulisan Blog kamu demi orang yang membaca tulisan kamu. Agar kebaikan itu lah yang akan menyelamatkan dirimu, keluargamu dan kaummu yang selalu berjalan di jalan Alloh SWT," kata Indro.
"Jalan keluarga saya dan kamu adalah berdakwa. Maka terus menerus menyampaikan ayat-ayat Alloh SWT walau satu ayat. Agar kebaikan dunia ini datang pada seluruh umat manusia dan menabok keburukan dunia. Seperti kesusahan, kekurangan, kesulitan dan malapetaka atau musibah. Semuanya datang dari Alloh SWT dan kembali ke Alloh SWT untuk satu tujuan saya muslim yang sabar menjalankan segala ujian apapun," kata Dono.
"Benar-benar ...ahli surga. Yang paham arti keselamatan diri sendiri, keluarga dan saudara seiman tak lupa menyelamatkan kaum yang lain untuk di berikan pemahaman yang baik dan benar agar selamat menjalankan hidup ini yang penuh dari ujian atau cobaan yang telah di tetapkan Suratan Takdir Illahi." kata Indro.
"Amin. Semoga kamu juga mendapatkan safaatnya agar lebih bijaksana dalam menjalankan hidup," kata Dono.
"Amin."
Indro pun menyelesaikan minum tehnya dan beranjak dari duduknya.
"Mau kemana kamu Indro?" tanya Dono.
"Saya mau beres-beres diri ada urusan kerjaan sama teman baru deh ke mesjid mengaji di malam tahun baru," kata Indro.
"Ohhhh..begitu," saut Dono.
Indro langsung pergi mandi dan berganti pakaian. Sedangkan Dono menyelesaikan minum tehnya baru membereskan semuanya. Tapi tidak langsung membersihkan diri alias mandi karena abis bertani di samping rumah. Dono lagi nunggu gantian dengan Indro yang beres-beres diri. Dono menjalankan niatnya yaitu mengambil leptopnya di kamarnya. Mulailah Dono mengetik di ruang tamu menceritakan keadaan dirinya dan memberikan pemahaman dari Indro untuk meningkatkan kualitas tulisannya. Terkadang Dono berhenti mengetik dan memperhatikan tingkah laku lingkungannya menjelang pergantian tahun.
"Ternyata sama saja," celoteh Dono.
Dono kembali mengetik kembali dan menceritakan suasana kehidupannya yang aman dan damai. Walau terkadang Dono membaca berita lewat jaringan internet untuk melihat perubahan dunia. Ternyata Dono mendapatkan kesimpulan yang lebih baik.
"Menanam kebaikan di dunia ini akan menyelamatkan diri dari keburukan dunia," celoteh Dono langsung di ketiknya yang akurasi dan ditel.
Dono merasa nyaman sekali. Sampai Kasino pun pulang dari urusan pekerjaanya. Masuklah Kasino ke dalam rumah langsung duduk bersama Dono.
"Letihnya hari ini. Repot ngurusin permasalahan yang harus di selesaikan," kata Kasino yang mengeluh.
"Namanya hidup. Perlu makan dan minum. Di dapatkan dengan usaha yang keras bukan malas-malasanya," kata Dono.
"Itulah hidup Dono. Kadang kita mencari rezeki di kota kelahiran kita kadang di kota yang lainnya. Tidak ada yang tahu rahasia rezeki itu. Kadang sudah di usahakan pun tak dapat itulah maka pinter-pinter mencari solusi dalam menjalankan hidup," kata Kasino.
"Bener-bener ironis mencari rezeki di dunia ini," saut Dono.
"Itu lah ironisnya hidupnya. Jauh dari keluarga besar demi masa depan yang masih semu. Tapi harus di jalankan demi hidup. Sama seperti orang yang merantau dari Jawa Timur ke Jakarta. Demi masa depan. Tapi terjadilah kepadatan penduduk yang terlihat semerautnya sistem semuanya. Berlomba-lomba manusia untuk bisa makan dan minum beserta tempat tinggal yang layak di Jakarta. Demi masa depan," kata Kasino.
"Masa depan mau ke mana tergantung kita membawanya. Jika di jalankan baik maka kebaikanlah yang datang. Jika dijalankan keburukan maka keburukanlah yang datang. Hidup adalah pilihan," kata Dono.
"Pilihlah dengan baik agar hidup mu selamat dunia akherat," saut Kasino.
"Dunia dan akherat......amin ya Kasino."
"Amin....."
Kasino pun bergerak dari duduknya langsung ke kamar setelah mendapatkan dokumen penting. Dono pun santai mengetik untuk menyelesaikan tulisannya. Kasino pun pamitan pergi lagi untuk urusan pekerjaannya yang belum selesai. Sedangkan Indro pun juga pamitan dengan Dono untuk menyelesaikan pekerjaannya baru pergi ke mesjid untuk mengaji. Dono terus mengetik sampai selesai tulisannya. Lalu langsung di save agar tidak hilang hasil kerjanya. Dono langsung menyimpan leptopnya di kamarnya dan berganti pakaian setelah membersihkan diri alias mandi.
Setelah itu Dono pun pergi ke rumah Wulan untuk menyelesaikan urusan pekerjaan juga yang di buat Dono dan Wulan untuk mengatasi perubahan zaman yang berganti tahun 2018 menjadi 2019.
Karya: Dono
Karya: Dono
No comments:
Post a Comment