Terlihat oleh mata Dono mega-mega di langit. Di tambah suara gagak di sebuah pohon beringin yang rindang. Perasaan takut mulai di dalam diri Dono. Tanpa pikir panjang Dono beranjak dari duduknya yang lagi bersantai di sebuah taman dekat rumahnya. Dengan berjalan cepat menuju rumahnya. Selang berapa saat sampai di rumah. Dono melihat sebuah tabir aneh seperti genangan air saat mau membuka pintu. Dono mencoba untuk menyuntuh tabir tersebut.
Dono terus masuk ke dalam tabir tersebut. Terlihat oleh Dono dunia yang aneh. Dono berusaha keluar dari tempat tersebut, tapi tabir tertutup oleh dinding yang tebal.
"Sial...," kata Dono.
Dono dengan berani masuk lebih dalam sebuah ruangan yang sangat menyeramkan. Tiba-tiba dateng terdengar suara yang aneh seperti bola mengelinding sampai lantai bergetar. Dono tetap waspada dengan langkahnya. Ternyata prediksi Dono benar sekali. Sebuah bola besar setinggi Dono berhenti. Dengan penuh ke hati-hatian Dono mencoba menyentuhnya.
"Wah...bener-bener aman bola ini," kata Dono.
Dono terus menyentuhnya, lalu meninggalkan bola besar itu begitu saja. Berjalan lagi Dono menuju ruangan yang lain. Tapi tiba-tiba bola besar bergerak lagi mendekati Dono. Dengan perasaan takut Dono mencoba memberanikan lagi untuk melihat bola besar dan menyentuhnya.
Lalu bola besar berhenti saat Dono menyentuhnya.
"Kaya...aman..ini bola," kata Dono.
Dono kembali untuk meninggalkan bola besar. Tiba-tiba bola besat membuka ke dua matanya saat Dono berjalan menjauh. Dono mulai merasa ada yang aneh. Lalu secepat mungkin Dono membalikkan tubuhnya melihat bola besar.
"Haaaaa.....setan....," teriak Dono.
Bola besar berubah menjadi makluk yang sangat jahat. Dengan mulutnya yang sangat besar ingin memakan Dono. Dengan sekuat tenaga Dono berlari menjauh dari bola besar yang ingin memakannya.
"Tolong.......................," teriak Dono.
Bola besar memojokkan Dono di suatu ruangan. Sampai Dono tidak bisa berkutik. Tapi Dono melihat sebuah tongkat besi di balik sebuah pintu. Dengan menghindar dari serangan Bola besar Dono mengambil tongkat besi. Dono mulai bertarung memperjuangkan hidupnya. Bola besar menyerang Dono dengan mulut besarnya. Lalu Dono menusuknya dengan tongkat besi.
Tapi kekuatan Dono kalah sampai terpental dan terpojok di desak oleh bola besar. Tapi Dono terus bangkit dan mengambil tongkat besi dan melawan bola besar. Lalu Dono memasukan tongkat besi saat mulut bola besar ngangak. Akhirnya bola besar tidak bisa menutup mulutnya.
"Aman......," kata Dono.
Dono berjalan menuju ruangan lain untuk mencari jalan pulang. Tapi terlihat sebuah lemari kayu yang cukup tua. Dono sangat penasaran sekali dan mendekatinya.
"Apa mungkin ini jalan keluar untuk pulang ke dunia saya?," kata Dono.
Dono mulai membuka pintu lemari tua. Tapi belum di sentuh lemari tua berubah menjadi makluk yang menyeramkan.
"Setan......," teriak Dono.
Dono langsung berlari dan lemari tua mengejar Dono. Sampai di sebuah ruangan yang terlihat sebuah tabir yang sama saat sampai di rumah Dono. Dengan keyakinan penuh Dono menerobos tabir bening. Mulai berenang Dono sampai melihat sebuah cahaya d atas kepalanya. Dengan sekuat tenaga Dono sampai kepermukaan menghirup udara segar.
"Astafirohhulazim.....saya selamat," kata Dono.
Dono terus berenang sampai ke pinggir telaga. Dono langsung rebahan di atas tanah.
"Bener-bener saya selamat........., tapi ini di mana?," kata Dono.
Dengan kebingungan Dono bangun berjalan mencari orang bisa membantu dia. Lalu terlihat sebuah asap yang mengepul. Dono mengikuti arah asap. Pencariannya berhasil. Terlihat sebuah gubuk. Dono pun berlari sekuat tenaga untuk sampai di gubuk tersebut. Selang berapa saat sampai di gubuk tersebut. Dono melihat seorang Bapak di gubuk tersebut lagi membakar ikan.
"Permisi.......," kata Dono.
Bapak itu langsung mengangkat ikan bakarnya dan di taruh di sebuah meja tua. Dengan santainya mendekati Dono.
"Silakan masuk nak," kata Bapak.
Dono langsung duduk di kursi tua dengan Bapak pemilik gubuk.
"Pak .....saya mau tanya sebenarnya.......daerah ini apanamanya?," tanya Dono.
"Daerah.....ini di kenal...dengan Sukmahilang," kata Bapak.
"Sukmahilang.............astafirohulazim.......saya di Jawa Timur," kata Dono.
"Iya..itu benar...ini Jawa Timur.... ," kata Bapak.
"Wah...kok bisa nyasar sampai sejauh ini.....padahal saya di kawasan Jakarta..........," kata Dono.
"Jakarta.....jauh..amat ya ," saut Bapak.
"Ternyata saya melintasi ruang demensi waktu. Bagaimana cara saya pulang dari daerah terpencil ini ya?. Oh iya Bapak ini tahun berapa?," tanya Dono.
"Eeeee...tahun 1960," kata Bapak.
"Astafirohulazim..........saya kembali ke masa lampau," Dono.
Tiba-tiba terlihat tabir muncul di dalam gubuk. Dono langsung bergerak dan masuk ke dalam gubuk tanpa permisi dengan pemilik rumah. Dono melewati tabir yang bening. Sampailah Dono di sebuah tempat yang tidak asing. Di lihat sekeliling area.
"Alhamdulilahhirobil alamin....... saya sampai di rumah juga," kata Dono.
Dono masuk ke dalam rumah. Tapi tiba-tiba terdengar suara gagak lagi di atas rumah. Dono mulai ketakutan lagi. Tiba-tiba dari belakang Indro menepuk Dono.
"Bukannya masuk rumah malah bengong," kata Indro.
"Iya...bengong....mikirin apa sih?," saut Kasino.
"Enggak....saya.......takut aja kalau saya masuk ke alam Jin," kata Dono.
"Yang...aneh-aneh saja....... Masuk ke dalam rumah!," kata Indro.
"Iya..masuk ke dalam rumah. Hari makin gelap. Lebih baik istirahat nonton film tema cinta," saut Kasino.
"Iya...," kata Dono.
Dono, Kasino dan Indro masuk ke dalam rumah dan langsung menyetel Tv untuk menonton acara film bertema cinta.
No comments:
Post a Comment