Dono dan Indro berjalan di tortoar. Sambil memandangi indahnya daerah sekitar. Terdengar suara yang ramai di lapangan sepak bola. Dono dan Indro pun melihat keramaian anak-anak bermain sepak bola. Dono dan Indro memmutuskan menghentikan perjalannya menuju rumah Kasino untuk menonton pertandingan bola yang sedang berlangsung bagus-bagusnya. Seorang anak bernomor punggung 9 menggiring bola sangat hebat dan mengoper ke temannya bernomor punggung 10. Berhasil menembus pertahan lawan dengan sangat hebat.
"Tendangan Garuda," teriak anak bernomor punggung 9.
Terjadilah fenomena dari dalam diri anak yang menendang bola. Sebuah bayangan roh berbentuk burung Garuda. Dono dan Indro tercengang melihatnya saat menonton pertandingan sepak bola mulai seru.
"Afatar," celoteh Dono.
"Bener-bener....afatar," saut Indro.
Bola pun melesat dengan sangat cepat di lindungi oleh afatar burung Garuda. Terbang melesat ke langit dan menukik ke pinggir gawang. Tetapi penjaga gawang langsung berteriak "Tangan Dewa."
Muncullah roh Dewa penjaga langsung menahan serangan yang menuju ke gawang. Dengan sekuat tenaga penjaga menahan serangan dari anak bernomor punggung 9. Sampai-sampai mundur satu langkah sangking kuatnya serangan yang di lancarkan. Dono dan Indro pun menontonnya lebih terkejut lagi ketika ke dua energi afatar berbenturan. Akhirnya serangan bisa di gagalkan oleh penjaga gawang bernomor punggung 1.
"Kamu tidak bisa membobol gawang saya," kata penjaga gawang.
"Saya bener-bener gagal," saut pemain bernomor punggung 9.
Permainan pun di mulai lagi dengan penjaga gawang memberikan bola ke temannya.
"Serangan balik," teriak pemain bernomor punggung 7.
Sontak pemain lain mengikuti perintah pemain bernomor punggung 7. Bola di giring dengan apik. Lagi-lagi di tengah lapangan terjadi perebutan bola. Dengan melesatnya anak bernomor punggung 9 mengambil bola langsung menggiringnya ke depan gawang. Langsung melancarkan tendangan garuda dengan sekuat tenaga sampai afatar burung Garuda muncul. Dono dan Indro melihatnya terkejut kembali. Para penonton melihat pertandingan bersorak-sorai.
Tendangan Garuda melesat dengan sangat hebat. Tetap penjaga gawang bernomor punggung satu berhasil menangkisnya ke luar lapangan. Bola melesat ke luar area lapangan menuju ke arah Dono dan Indro. Dengan cepat Indro mengambil bola dan memainkannya. Semua orang tercengang dengan aksi Indro yang hebat. Aktraksi bola terus terjadi sampai 1 menit. Lalu Indro memberikan bola ke Dono. Dengan taiming yang tepat Dono menendang bola. Terjadilah fenomena yang sangat hebat.
"Tendangan Garuda Punik," kata Dono.
Muncul afatar burung Garuda Punik dengan api yang membara. Bola di lingkari api yang menyala-nyala. Dono langsung menendangnya dengan sangat kuat dan cepat. Terbang bola dengan kecepatan penuh seperti peluru yang di tembakan ke sasaran. Langsung masuk ke dalam gawang dan membakar semuanya. Penjaga gawang panik dan pemain yang lain juga melihat gawang terbakar. Indro pun terkejut melihatnya.
"Dono... kamu mengerahkan seluruh kekuatan kamu. Sampai gawangnya terbakar," kata Indro.
Dono yang belum sadarkan diri terlihat dari matanya yang terlalu fokus. Indro sadar bahwa Dono termakan oleh energi afatarnya sampai tidak sadarkan diri. Indro dengan sabar menunggu fenomena dalam tubuh Dono normal. Selang 2 menit Dono kembali pulih.
"Ada apa Indro...... Kok di lapangan terlihat panik dan ketakutan?," tanya Dono.
"Dono..kamu tidak sadar menendang bola sampai mengeluarkan ilmu pamungkas kamu," penjelasan Indro.
"Astaga.....saya termakan oleh kekuatan saya sendiri," ujar Dono.
"Ya..udah...lebih baik kita pergi dari sini!" kata Indro.
"Ayo," jawab Dono.
Dono dan Indro meninggalkan lapangan sepak bola. Para pemain sepak bola bubar setelah mematikan api yang membakar gawang. Dono dan Indro terus berjalan menuju rumah Kasino. Tiba-tiba Kasino muncul di samping jalan dan menghentikan laju mobilnya. Dono dan Indro terkejut sekali.
"Ayo....naik," ajakan Kasino.
"Iya....," jawab Dono dan Indro.
Kasino langsung menjalankan mobil jebnya dengan santai. Dono dan Indro sedikit tenang dengan kejadian di lapangan bola. Sampai di rumah Kasino langsung mobil masukkan ke dalam halaman rumah. Dono, Kasino, Indro turun dari mobil dan langsung duduk di kursi depan rumah. Tanpa sungkan-sungkan makan-makan kecil yang di sediakan Kasino. Selang berapa saat seperti biasanya embok Iyem pembantu Kasino mengeluarkan kopi panas dan di sajikan di meja. Dono, Kasino, Indro dengan asik menikmati sore hari dengan minum kopi panas buatan embok Iyem yang enak sekali.
No comments:
Post a Comment