Malam begitu larut sekali. Di sebuah lapangan basket Indro masih bermain drabel bola sampai memasukkan ke ring. Dono lewat daerah lapangan basket setelah berbelanja di mini market. Dono melihat temannya serius bermain basket. Lalu menaruh belanjaannya di bangku di pinggir lapangan basket. Dono mendekati Indro dengan perlahan-lahan. Tiba-tiba bola meleset masuk ke dalam ring dan membandil ke arah Dono. Dengan cekatan Dono menangkap bola basket tersebut. Lalu Dono melempar bola basket dari luar area tembakan dengan cepat dan tepat. Bola melesat dengan cepat sekali sampai masuk ke ring.
"Yes......berhasil masuk," teriak Dono yang girang.
Indro langsung mengambil bola basket dan mendatengin Dono.
"Seperti biasanya Dono .....masih jago tembakan 3 angka," pujian Indro.
"Ah.......cuma mengasah kemampuan masa lampau," ujar Dono.
"Iya...deh....kapten......pemain basket yang hebat di SMA," kata Indro.
"Duduk di sana yo..Indro. Sambil istirahat dan minum-minum. Untuk menghilangkan rasa letih kamu main basket sendirian," saran Dono.
"Ayo," jawab Indro.
Dono dan Indro langsung berjalan menuju di sebuah bangku di pinggir lapangan basket. Dono langsung memberikan minuman kaleng ke Indro. Dengan cekatan Indro mengambil minuman kaleng di berikan Dono.
"Dono....minuman susu ini bermasalah kok kamu beli," kata Indro.
"Maksud mu? susu kental manis," kata Dono.
"Iya.....susu kental manis..yang lagi banyak di beritakan oleh media," ujar Indro.
"Apa...kamu percaya...dengan pemberitaan tersebut?," tanya Dono.
"Ya...mau percaya atau gak sih ya percaya aja karena di beritakan. Tetapi masalahnya sih biasanya. Persoalan satu.....jadi lebih banyak atau besar akibat ulah dari pemberitaan," tukas Indro.
"Maksudnya di kontrafersiin demi menaikin reting pemberitaan. Itu sih sudah sering. Makanya saya tidak terlalu percaya pemberitaan tanpa ada bukti yang akurat," kata Dono.
"Terang...aja....kamu anak pemerintahan. Tidak gampang percaya. Kalau masalah sistem kerja pemerintahan bermasalah kamu percaya. Alasannya kamu sudah mendapatkan data akurat di lapangan," kata Indro.
"Itu bener...sekali. Karena saya langsung penelitian untuk menyelesaikan pekerjaan kuliah saya. Maka sekarang saya tidak terlalu percaya pemberitaan sampai saya menemukan data-data yang akurat," kata Dono.
"Tetap keras pendirian seperti biasanya. Dasar pemimpin," kata Indro.
Indro meminum susu kalengnya dan Dono membuka keripik dari plastik kemasannya. Dono menikmati keripik yang enak. Indro pun ikutan menikmati keripiknya Dono.
"Enak...keripik ini. Beli..di mana Dono?," ujar Indro.
"Biasa...di mini market dekat sini. Oh..ya. Ngomong-ngomong....gak biasanya main basket malem-malem Indro?," ujar Dono.
"Iya...Dono. Saya lagi ada masalah. Jadi saya luangkan waktu saya untuk menghilangkan ke kesalan saya," kata Indro.
"Pasti..masalahnya mengenai bank..lagi?," tanya Dono.
"Iya...begitulah," saut Indro.
"Jadi......masih gak bisa koneksi internetnya....walau sudah di ganti nomor Hpnya?," tanya Dono.
"Iya..... Semua sih memang salah saya. Mau gimana lagi ya harus ngurus lagi ke bank untuk membereskan persoalan yang gampang jadi ribet. Pekerjaan saya juga jadi di tunda. Apa lagi kurs rupiah jadi anjelok. Saya harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli akun untuk membuat aplikasi," kata Indro dengan muram.
"Ya...mau..gimana lagi? udah tuntutan hidup di jaman moderen ini. Harus mengikuti prosedur yang ada. Agar kita bisa bekerja. Pada hal penganguran memang banyak di Indonesia. Tetap saja program di galak kan untuk menanggulangi penganguran kurang teratasi. Karena daya saingnya terlalu tinggi baik di dalam mau pun di luar. Otomatis harus membuat pekerjaan yang bisa mempekerjakan diri sendiri. Kalau berhasil bisa menggaet karyawan," kata Dono.
"Bener...sekali..Dono. Di zaman ini harus lebih cerdas membaca sistuasi perkembangan ekonomi di Indonesia. Kita tidak bisa menyalahkan kerja dari menteri ekonomi yang muter otaknya sampai pusing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan nilai kurs mata uang rupiah," kata Indro.
"Ya...jelaslah........susah. Gara-gara daya beli di dalam mau pun di luar negeri," kata Dono.
"Tambah...pusing...Dono kalau ngurusin permasalahan yang belum selesai. Main..aja yok," ajak Indro.
"Ayo.....," jawab Dono.
Dono dan Indro langsung turun ke lapangan basket. Indro langsung melempar bola ke atas langit. Ke duanya langsung lompat berebut bola basket. Bola di dapatkan Indro. Dengan mahir Indro mendribel bola. Dengan sekuat tenaga Dono mencoba mengambil bola dari tangan Indro. Kelincahan Indro berhasil mengelabui Dono dan akhirnya melesatlah dengan melompat memasukkan bola ke dalam ring.
"Yes..satu..kosong," kata Indro.
"Baru awal ...Indro," kata Dono.
Indro pun langsung memberikan bolanya ke Dono. Langsung Dono memainkan bolanya dengan cantik banget. Sampai mengecoh Indro dengan cepat dan melempar bola langsung masuk ke dalam ring.
"Satu-satu," kata Dono.
"Boleh juga," saut Indro.
Tiba-tiba terdengar panggilan suara cewek memanggil nama Dono. Keduanya yang lagi asik bertanding basket berhenti dan melihat orang yang memanggilnya.
"Mas....Dono," teriak Wulan.
"Ohhhhhh..Wulan," kata Dono dan Indro bersamaan.
Dono langsung menghampiri Wulan dan mengambil makan dan minuman yang di taruh di bangku.
"Indro....mainnya lain kali kita lanjutin. Saya masih ada urusan dengan Wulan," teriak Dono.
"Iya.........," saut Indro.
Dono dan Wulan langsung pergi meninggalkan Indro yang sendirian di lapangan basket. Indro melanjutkan main basketnya sampai larut malam untuk menghilangkan kepenatan pikirannya mengenai pekerjaan yang tertunda.
No comments:
Post a Comment