CAMPUR ADUK

Saturday, August 18, 2018

JAGA MALAM

Malam begitu larut sekali. Saki melihat bulan yang bersinar terang sekali. Saki berjalan menyusurin jalan  di komplek perumahan. Terlihat tidak jauh di persimpangan suara yang gaduh. Saki mendatengin tempat tersebut. Terlihat oleh mata Saki tiga orang yang sedang mengobrol di pinggir jalan di toko Pak Andi. Lalu Saki menghampirinya.

"Selamat malam," sapa Saki dengan rendah diri.

Ke tiga orang yang sedang ngobrol sambil minum-minum langsung menoleh ke arah Saki.
"Oh...Pak hansip.....ada angin apa bapak ke sini?" tanya Pak Andi pemilik toko.

"Ya...seperti biasanya...keliling komplek supaya aman," saut Mira.

"Ya...ada apa Pak ke sini?" tanya Tono yang sedikit nyolot.

Saki ingin menjawabnya, tapi melihat wajah ke tiga orang tersebut membuat perasaan Saki aneh. Lama ke lamaan akhirnya Saki menjawab  dengan penuh kelembutan "Saya...sedang patroli. Hanya terdengar suara gaduh. Takutnya menggangu orang-orang sekitar lagi istirahat. Apalagi sudah tengah malam!."

Mereka bertiga bertingkah aneh sekali. Saki melihat ke ganjilan di dalam diri mereka bertiga. Dengan seksama Saki melihat sekeliling. Ada sebuah botol bir yang di sembunyikan di bawah meja.

"Ehhhh..pantes mabok," kata hati Saki.

Salah satu menghampiri Saki dengan keadaan sempoyongan. 

"Maaf.....Pak..kalau kami menggangu sekitar. Tapi cuma malam ini saja. Karena kami semua lagi merayakan ulang tahun Tono. Dan sekalian mengucapkan selamat karena Tono menyatakan cintanya  sama Mira," kata Pak Andi dengan bau mulut yang timbul dari minuman yang di minum.

Saki sedikit mual menciumnya. Karena menjaga nilai kesopanan di tahannya. 

"Oh..begitu keterangan Pak Andi. Kali ini saya maafkan. Kalau begitu saya permisi," kata Saki.

"Ya....terima kasih...Pak hansip yang baik hati," kata Pak Andi yang bergerak untuk duduk.

"Terima kasih......atas pengertiannya.....," saut Tono dan Mira.

"Iya...sama-sama. Kalau gitu saya permisi dulu," kata Saki dengan rendah diri.

"Ya......," saut Tono.

"Hati-hati di jalan," saut Mira.

"Ya......Pak..selamat bekerja," saut Pak Andi.

Saki pun melangkah meninggalkan mereka bertiga. Baru 7 langkah mereka bertiga sudah mengunjing Saki yang bukan-bukan. Saki yang mendengarkan omongan orang yang mabuk langsung menundukkan kepala.

"Niat..baik di bayar dengan keburukan. Salah apa saya hari ini?. Karma buruk kok mengenai  saya. Astaga.....gara-gara mukul kucing. Pastinya itu...ya..udahlah saya tobat tidak mau menganiaya binatang lagi walau sebenarnya tidak sengaja," celotehan Saki sambil berjalan.

Saki terus berjalan mengitari kompelek perumahan agar aman. Waktu menunjukkan jam 3 pagi. Saki langsung kembali ke pos. Terlihat temannya yang berjaga di pos molor. Saki menepuk pundak Rangga untuk membangunkan dari tidurnya. Sontak Rangga bangun  dari tidurnya. 

"Oh..kamu....Saki...," kata Rangga.

"Saya sudah keliling komplek sekarang gantian!," perintah Saki.

"Baik....Bos.....," saut Rangga.

Saki langsung duduk sambil menikmati kopi panas yang baru ia buat. Rangga pun keluar dari pos. Baru 7 langkah lagi. Rangga pun ngoceh"Enak-enak tidur di bangunin. Dasar pelit."  

Saki yang mendengarnya sedikit terkejut. Rangga jojong jalan meninggalkan pos.

"Kaya gak punya otak. Omongan gak di rem," celoteh Saki.

Lingkungan sekitar makin dingin sekali. Saki mulai kedinginan. 

"Kok aneh..sekali..saya sudah minum kopi panas...masih terasa dingin...," celoteh Saki.

Saki keluar dari pos untuk melihat keadaan sekitar. Lalu terlihat seekor kodok melompat menujunya. Tapi tiba-tiba menjadi besar. Saki mulai merasa takut sekali. Kodok berubah menjadi monster yang menyeramkan. Sontak Saki berteriak " Setannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn."

Tanpa pikir panjang Saki berlari dengan cepat sekali. Lalu bertemu dengan Rangga di jalan sedang patroli. Dan mulai menceritakan kejadian. Tapi Rangga tidak percaya dengan ocehan Saki yang ngelantur. Tapi Saki terus menyakinkan. Tapi tiba-tiba Rangga berubah menjadi berwujud yang menyeramkan. Saki makin ketakutan sekali. Sontak Saki berteriak "Setannnnnnnnnnnnnnnnnn."

Rangga memanggil Saki dengan lantang. Tetapi tetap Saki lari dengan terbirit-birit. Rangga pun jadi bingung dan mengabaikan Saki. Tapi ketika Rangga mulai melangkah 7 langkah untuk berpatroli melihat seekor kucing mendatengin Rangga. Kucing tersebut berubah menjadi besar dan menyeramkan. Rangga semakin ketakutan. Sontak Rangga berteriak "Monster......................................................." Rangga berlari kocar-kacir tanpa tentu arah karena ketakutan. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK