Langit cerah sekali di iringi sejuknya udara yang segar. Dono keluar dari rumah dengan menggunakan motornya. Dengan santai Dono membawa motornya. Tapi tiba-tiba seorang gadis cantik berdiri depan jalur melaju motor Dono. Sontak Dono mengerem motor dengan cengkraman yang kuat sekali. Motor berhenti tepat di depan gadis cantik. Dono pun membuka helmnya.
"Apa kamu sudah gila berdiri di situ?. Hapir ke tabrak tahu," kata Dono dengan suara yang keras.
Sang gadis cantik langsung meraba dada Dono tanpa malu-malu.
"Jangan yang aneh-aneh ah," kata Dono sambil menapok tangan si gadis.
Si gadis langsung meraba wajah Dono yang ganteng.
"Jangan main-main ya," ujar Dono sambil menghempaskan tangan gadis dari wajahnya.
Sang gadis langsung mengeluarkan Hpnya dari saku bajunya. Lalu dengan sang cewek memfoto wajah Dono yang ganteng.
"Saya..simpan jadi kenang-kenangan," ujar gadis cantik.
"Terserah kamu!" saut Dono.
Sang gadis cantik pergi meninggalkan Dono begitu saja. Sedangkan Dono bergerak menuju parkiran sambil mendorong motornya. Lalu di taruhlah motor dekat penjual bakso.
"Mang Diman...biasa titip motornya," kata Dono.
"Ok...mas Dono," saut Mamang Diman si tukang bakso.
Dono pun masuk ke dalam sekolah langsung menuju ruang kelasnya. Bel pun berbunyi tanda jam pelajaran segera di mulai. Gadis yang berselisih paham dengan Dono pun pulang ke rumah dengan terburu-buru sampai ke rumah.
Lalu sang gadis mendatangi Ibunya yang lagi sibuk mengurus bayi.
"Ibu saya mau sekolah lagi," kata anak gadisnya.
"Itu...bagus untuk masa depan kamu," saut Ibunya.
Lalu sang anak gadis masuk ke kamarnya dan membereskan semua peralatan untuk sekolah dan di masukkan ke dalam tas sekolah. Bergegaslah sang gadis pergi ke sekolah. Setelah menghadap kepala sekolah sang gadis di bolehkan masuk kelas. Kepala sekolah memanggil guru yang akan membimbing si gadis.
Dalam ruang kelas si gadis memperkenalkan dirinya "Wulan." Lalu di suruh guru mata pelajaran untuk duduk di depan. Tapi Wulan melihat Dono duduk di belakang. Dono terlihat kesal melihat Wulan. Tetap saja Wulan memilih duduk di samping Dono dari pada mengikuti perintah gurunya. Wulan mulai belajar bersama dengan Dono dalam ruang kelas.
Dono tetap ketus dengan Wulan. Sedang Wulan tetap masa bodok dengan tingkah Dono. Sampai waktu jam waktu istirahat Dono pun mengobrol dengan Rangga di lantai atas sambil melihat lingkungan sekitar. Rangga mengeluarkan rokok dari saku celananya dan di berikan pada Dono. Diam-diam Wulan mengikuti Dono. Ketika Dono dan Rangga menghidupkan rokok pake korek gas. Wulan langsung mendatangi Dono dan Rangga.
"Dilarang merokok melanggar peraturan sekolah," kata Wulan dengan ketus banget.
Rangga sontak tidak jadi menghidupkan korek api untuk menyalahkan rokok dan korek api di sembunyikan di belakang tubuh Rangga.
"Jangan..ikut campur urusan orang," kata Rangga mencoba membela diri.
"Lagi-lagi kamu," saut Dono.
Wulan yang kesal dengan ulah Dono dan Rangga melanggar peraturan sekolah. Lalu Wulan melancarkan pukulan kepala si Rangga dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua begitu saja. Rangga yang kesal karena kepala di pukul ingin membalasnya. Tapi keburu Wulannya pergi turun dari lantai atas.
"Sebenarnya ada apa dengan gadis itu?" kata Rangga yang kesal sekali.
"Jangan di peduli in," saut Dono.
Dono dan Rangga tidak jadi merokok karena ketahuan Wulan. Lalu Dono dan Rangga kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Sistem pendidikan sesuai dengan waktu yang telah di atur. Bel pun berbunyi tanda mengakhiri proses belajar mengajar pun selesai. Guru pun keluar dari ruangan kelas dan begitu dengan siswa. Dono langsung mengambil motornya yang di titipin ke mang Diman.
Dono langsung menaikin motornya. Wulan memperhatikan Dono dari belakang. Dono pun menghidupkan motornya.
"Iiiii..," celetukan kecil kekesalan Wulan.
Dono pun langsug membawa motornya menuju pulang ke rumah. Sampai di rumah Dono mendapatkan rumah yang sunyi senyap tidak ada penghuni. Dono sedikit kesal dengan keadaan keluarganya. Lalu Dono bergerak ke ruang dapur untuk mengambil minuman. Terlihat oleh mata Dono secarik kertas di tempel di kulkas. Dono membacanya "Maaf ya...nak..Ibu dan Ayah sedang ada urusan pekerjaan ke luar negeri. Jadi kamu baik-baik di rumah."
Dono pun tidak mengambil pusing dengan tindak tanduk orang tuanya. Secarik kertas di remas Dono dan di buang ke dalam tong sampah. Dono pun keluar dari rumah setelah berganti pakaian main ke mall. Saat Dono lagi berbelanja di memilih di barang. Wulan melihat Dono di mall. Perasaan Wulan tidak terbendung karena senang. Dono pun di intilin Wulan ke mana pun. Sampai ketika Dono sadar di ikuti Wulan dari belakang.
"Eeee," kata kesal Dono.
"Aduh saya ketahuan," isi hati Wulan.
Wulan pun bersembunyi di balik deretan baju-baju. Dono pun menghampiri Wulan yang sedang bersembunyi.
"Kamu..lagi. Ayo ikut!" kata Dono.
Wulan pun menurutin perintah Dono dan mengikutinya. Dono dan Wulan berjalan bersama. Dono pun mengajak Wulan main game, makan dan sampai nonton film di mall. Wulan pun senang sekali terlihat dari rona pipinya yang ceria bersama Dono. Sedangkan Dono pun menghilangkan rasa jenuhnya bersama Wulan. Waktu begitu larut sekali Dono mengambil motornya di parkiran. Sedangkan Wulan terus mengikuti Dono.
Dengan segera Dono menghidupkan menaiki motornya dan di hidupkan. Wulan hanya memperhatikan Dono.
"Ayo..naik!" perintah Dono.
"Iya," jawab Wulan.
Wulan pun naik motor. Tetapi Wulan sedikit ragu untuk merangkul Dono. Tapi Dono meraih tangan Wulan untuk merangkulnya. Akhirnya Wulan pun pegangan dengan erat ke tubuh Dono. Dengan cepat Dono membawa motornya. Wulan senang sekali moment berdua bersama Dono di atas motor. Sampailah Dono di rumah Wulan.
"Sudah ...sampai," kata Dono.
"Iya..," jawab Wulan.
Wulan pun turun dari jok motor dan berjalan masuk ke dalam rumah. Dono hendak pergi pulang ke rumahnya. Tapi terhentikan oleh perasaan Dono yang sudah nyaman dengan Wulan.
"Apakah saya takut jatuh cinta? saya tidak takut jatuh cinta kalau perasaan ini benar," kata hati Dono.
Dono pun turun dari motornya dan berjalan menuju Wulan. Padahal Wulan sudah membelakangi Dono. Tetapi kata hati Wulan berharap Dono memanggilnya.
"Wulan," panggilan Dono.
Wulan mendengar panggilan Dono dan berbalik melihatnya. Dono langsung di hadapan Wulan.
"Saya....cinta kamu," kata Dono yang jelas sekali.
Wulan senang sekali Dono mengucap kata itu. Sontak Wulan menjawab "Iya..saya cinta juga."
Dono pun senang mendapatkan balasan pernyataan dari Wulan yang terus terang dan lugu. Tiba-tiba orang tua Wulan memanggilnya. Lalu Wulan langsung mencium bibir Dono dengan sangat cepat dan masuk ke dalam rumah.
Dono pun senang mendapatkan balasan pernyataan dari Wulan yang terus terang dan lugu. Tiba-tiba orang tua Wulan memanggilnya. Lalu Wulan langsung mencium bibir Dono dengan sangat cepat dan masuk ke dalam rumah.
Dono hanya bisa diam seribu bahasa dengan serangan cepat dari Wulan mencium bibirnya. Wulan pun bahagia banget sampai masuk ke dalam rumah. Dono pun bahagia juga dengan moment yang indah. Lalu bergegaslah Dono membawa motornya sampai ke rumah. Keesokan harinya Wulan dan Dono seperti biasanya di sekolah tidak menunjukkan hubungan resmi mereka berpacaran.
No comments:
Post a Comment