Siang hari yang cukup panas. Dono sedang asik duduk di depan rumah di bawah pohon mangga sambil membaca koran. Indro pun mendatengin Dono dan duduk di sebelahnya sambil minum segelas es dugan.
"Omong-omong Dono asik banget bacanya," kata Indro.
Dono langsung menghentikan baca korannya dan di taruh di samping kursi yang cukup panjang. Melihat Indro yang asik minum segelas es dugan.
"Bagi....dong......es dugannya," kata Dono.
"Beli.........sana!," kata Indro.
"Bagi......dong pelit amat sih," kata Dono.
"Eh...kebiasaan.....nie anak gak bisa di bilangin...beli....sana..jangan minta-minta!," kata Indro.
"Berapa...sih...harganya..saya beli," kata Dono.
"Ah..gak mahal kok....gratis. Di dalam masih banyak," kata Indro.
"Ya....udah saya ambil dulu minum es dugan, Asik-asik minuman segar dan enak," kata Dono.
"Dasar anak kecil," kata Indro.
"Biarin yang penting hepy.................," saut Dono.
Dono langsung masuk ke dalam rumah untuk mengambil es dugan di dalam lemari es. Dono langsung membawa segelas es dugan keluar rumah dan duduk bersama Indro di bawah pohon mangga.
"Emmmmm...enak..es...dugan ini. Apalagi di minum di cuaca panas gini?. Tambah seger banget...," kata Dono.
"Bener-bener seger....banget," saut Indro.
"Terima kasih ya..Indro..atas es dugan yang enak ini," kata Dono.
"Ia...sama-sama," jawab Indro.
Dono dan Indro asik dengan minum es dugan sambil melihat hiruk pikuk orang sekitar sibuk dengan urusan mereka.
"Oh ya Dono.....kemarin kamu ke mana?" tanya Indro.
"Cuman...liburan....ke pantai sama keluarga," kata Dono.
"Oh...begitu. Wulan di ajak...liburan gak?" tanya Indro.
"Jangan sebut-sebut nama....dia ah. Semua telah menjadi kenangan. Saya hanya mengikuti keputusan cewek. Saya tidak mau tahu lagi. Saya jenuh....sekali," kata Dono.
"Kenapa..Dono..bukannya kamu cinta mati sama Wulan?," tanya Indro.
"Cinta.......memang benar. Tapi cowok punya prinsip yang tegas. Saya mengalami kejenuhan dalam hubungan," kata Dono.
"Jenuh.......... karena lebih banyak kamunya yang berkorban dari pada wanitanya. Itu sih biasa........... dalam menjalani hidup. Jangan-jangan kamu ada orang lain yang bersembunyi di balik hatimu itu?," kata Indro.
"Sebenarnya tidak ada. Tapi saya di jodohin dengan teman Ibu saya," kata Dono.
"Saat...kamu liburan dengan keluarga. Pantes...pribadi....banget...sampe-sampe saya dan Kasino gak di ajak," kata Indro.
"Ya...begitulah..siasat orang tua.......kalau mau menjodohkan anaknya. Sebagai anak berbakti..ya..ikuti saja," kata Dono.
"Enak..dong...Dono.....sudah pasti dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis," kata Indro.
"Memang iya..sih...pasti. Tapi saya menolaknya.......... secara halus. Alasan saya beritahu Ibu saya saat di rumah. Dan Ibu saya menerima keputusan saya dengan penuh kesabaran," kata Dono.
"Jadi...kamu menunjukkan sifat kepemimpinan kamu dalam mengambil keputusan. Bagus itu Dono. Tandanya....kamu telah dewasa dalam mengambil sikap yang baik menurut kamu," kata Indro.
Saat lagi bincang-bincang Kasino pun dateng menghampiri Dono dan Indro.
"Dono dan Indro....temanin saya ..yuk........ke rumah Wulan," kata Kasino.
"Wulan..........urusan..apa dengan Wulan?" tanya Indro.
"Iya..ada...apa urusan dengan Wulan?" tanya Dono.
"Urusan..kerjaanlah. Wulan meminta saya untuk memperbaiki rumahnya dan sekalian bantuin dia untuk pindahan," kata Kasino.
"Jadi...mau pergi dari kampung ini?" tanya Dono.
"Cuma...pindah ke rumah keluarganya di kampung sebelah," kata Kasino.
"Oh....begitu..," saut Dono.
"Ya..udah saya bantuin kerjaan kamu Kasino," kata Indro.
"Saya..juga ikut bantuin kerjaan kamu......," kata Dono.
Indro dan Dono masuk ke dalam rumah untuk berganti pakaian dan sekalian menaruh gelas es dugan yang di taruh di meja. Selang berapa lama Dono dan Indro keluar dari rumah. Dan tidak lupa Indro menutup pintu rumah. Setelah Itu Indro , Kasino dan Dono berjalan menuju rumah Wulan dengan santai.
No comments:
Post a Comment