Malam yang gelap dan dingin di hiasi oleh terangnya bulan purnama yang indah. Dono keluar dari mobil trafel dengan terburu-buru langsung mencari kamar kecil untuk pipis. Indro dan Kasino keluar juga dari mobil trafel dengan santai bersama dengan orang-orang naik ke lantai kapal feri. Indro sambil memotret sekitar dengan Hp kamera untuk moment perjalan. Sedangkan Kasino sibuk dengan mendengar musik kesukaannya.
Indro langsung menepuk pundak Kasino yang lagi asik mendengarkan musik. Kasino pung engeh di tepuk oleh Indro lalu melepas hensed dari kupingnya.
"Ada...apa Indro?" tanya Kasino.
"Kita duduk dimana!" kata Indro.
"Duduk di luar. Tepatnya di pinggir kapal aja deh. Sambil memandangin langit terbuka yang indah ini," kata Kasino.
"Tapi dingin banget....di luar," kata Indro.
"Beli kopi panas...nanti tubuh kita anget juga," kata Kasino.
"Iya..bener..juga. Saya beli kopi panas di dalam kapal. Kamu tunggu di sini!," kata Indro.
"Beres....Indro saya nunggu di sini," saut Kasino duduk di kursi yang di sediakan kapal feri.
Indro bergegas mencari kopi di dalam kapal. Setelah menemukan penjual kopi langsung Indro memesanya 2 gelas. Dengan cekatan penjual kopi menyiapkan kopi untuk Indro. Setelah selesai di racik kopi dan di taruh di meja. Indro membayar kopi pesanannya. Lalu membawa 2 gelas kopi oleh Indro di bawa ke tempat Kasino yang lagi santai menunggu. Dono selesai pipis mencari Kasino dan Indro dengan mengelilingi kapal feri. Sampai pusing sendiri. Tak sadar Dono pun berdiri di depan Kasino dan Indro.
"Dono....lagi..nyari apa?" tanya Indro yang asik menenggak kopi panas.
"Kalian berdua..di sini," kata Dono.
"Ya..iya..lah di sini dari tadi," saut Kasino.
Dono langsung duduk bersama Kasino dan Indro.
"Bagi dong kopinya," kata Dono yang ke kanak-kanakan.
"Seperti biasanya.......," saut Indro.
"Ah....kan sudah biasa......sifat Dono seperti ini. Nie kopi saya minum aja Dono," kata Kasino dengan memberikan gelas kopi panasnya.
"Sip.....Kasino pengertian dengan saya," kata Dono sambil menyambut kopi panas yang di berikan Indro.
Dono dengan asiknya menenggak kopi panas.
"Hangat....nya," kata Dono.
"Anget..kan..," saut Kasino.
"Iya......tubuh saya anget banget. Tubuh saya tidak kedinginan lagi karena udara malam," kata Dono.
"Namanya juga melintasi lautan. Otomatis dingin," kata Kasino.
Indro langsung terpana pada bulan purnama yang berwarna merah.
"Aneh......," celetuk Indro.
"Aneh...apaan Indro...?" saut Dono.
"Aneh.....apaan Indro..?" saut Kasino.
"Lihat...deh..bulannya berwarna merah....," kata Kasino sambil tangan kanannya menunjuk ke langit.
"Iya.....merah............," saut Dono sampai terpelongo melihat bulan merah.
"Iya ..merah. Paling cuma fenomena alam," kata Kasino.
"Paling fenomena alam," saut Dono.
"Kalau bukan fenomena alam....Kasino," kata Indro.
"Maksudmu? bangkitnya Drakula atau Vampir," kata Kasino.
"Iiiiiiiiiii....takut...," saut Dono.
"Mungkin juga. Tapi saya merasakan ada suatu yang ganjil aja," kata Indro.
"Ah..cuma perasaan kamu Indro," kata Kasino.
"Betul..sekali..cuma perasaan kamu Indro," saut Dono yang ikutan saja.
Suasana di sekitar tenang sekali. Kapal feri melaju dengan kecepatan standar dan mengikuti jalur yang di tetapkan. Lalu tiba-tiba kapal feri tergoncang dengan sangat hebat. Semua orang panik dan sampai-sampai yang tidur terbangun. Dengan sabar dan berdoa para awak kapal dengan terjadi goncangan pada kapal. Lagi-lagi kapal tergoncang lebih hebat lagi. Semua orang tambah panik dan memegang dengan erat bagian kapal agar tidak terjatuh.
Terlihat oleh mata orang-orang melihat sebuah obak besar yang menerpa kapal feri. Orang-orang pada takut sekali karena sebuah sirip yang terlihat. Dono, Kasino, dan Indro menyaksikannya.
"Astaga.........Hiu....," kata Kasino.
Serangan Hiu menyerang kapal feri lagi dengan sangat kuat sampai para awak kapal terjatuh ke lantai dan berteriak.
"Beneran.....Hiu..," saut Indro.
"Gimana....ini..Indro...?," kata Dono.
"Gimana lagi berjuang menyelamatkan diri dari serangan Hiu yang mau mengulingkan kapal ini, kata Indro.
"Tapi ..Indro..tidak ada Hiu sebesar kapal tengker," kata Dono.
"Mungkin hewan purba yang terbangun dari tidurnya," saut Indro.
"Maksudnya? Mega Hiu," kata Kasino.
"Kaya......film tentang monster aja," saut Dono.
Hiu terus menyerang kapal feri sampai tergoncang lebih hebat lagi. Lalu Hiu menunjukkan giginya yang tajem saat menerkam kapal feri dan kembali menyelam ke laut. Semua orang makin ketakutan sekali.
"Saya..akan berjuang menyelamatkan kapal ini dari serangan monster hiu," kata Dono.
"Dengan cara apa Dono?" tanya Kasino.
"Dengan cara apa Dono?" saut Indro.
"Seperti biasa.......dengan Hp....saya," kata Dono.
"Maksudnya..kamu mau mengeluarkan Digimon lewat Hp kamu atau menelpon bantuan dari tim penyelamat gabungan TNI dan Porli?," kata Indro.
"Saya..setuju...dengan cara kamu menggunakan Hp. Ya udah cepat keluarkan Digimon aja agar di hajar monster hiu yang menyerang kapal ini," kata Kasino.
Kapal feri pun bocor. Air laut sudah masuk ke dalam lambung kapal. Semua orang tambah panik lagi. Kapal feri mulai mau tenggelam ke dasar lautan yang dalam.
"Cepat...Dono....keluarkan Digimon aja. Agar kita bisa selamat," teriak Kasino
"Iya.....," jawab Dono.
"Tunggu dulu....kali..ini saya mengambil alih untuk menyelamatkan kalian semua," ujar Indro sambil mengeluarkan wayang Gatot Kaca dari tasnya.
"Haaaa....wayang Gatot Kaca," kata Kasino.
"Wayang Gatot Kaca," saut Dono.
"Iya..Wayang Gatot Kaca ini...yang bisa menyelamatkan kita," kata Indro.
"Terserah..kamu Indro..., tapi cepatan keburu kapal ini tenggelam ke dasar laut," kata Dono.
"Iya..cepatan..Indro," kata Kasino.
"Ok..saya lakukan," kata Indro.
Indro menaruh wayang Gatot Kaca di lantai. Lalu Indro membaca mantra "Bangunlah pejuang masa lampau yang di berkahi kekuatan para dewa." Indro terus membaca mantra tersebut sampai 7 kali. Wayang Gatot Kaca menunjuk reaksinya terbang di udara dan menjelma menjadi sosok pemuda yang gagah perkasa. Dengan cepatnya masuk ke dalam lautan dan menghadang serangan Hiu.
Hiu menyerang dengan giginya yang tajam ke arah Gatot Kaca. Tetapi Gatot Kaca tidak gentar dan ditahannya serangan buas dari Hiu dengan ke dua tangannya. Otot-otot Gatot Kaca menunjukka kehebatan dirinya. Serangan Hiu bisa di hentikan oleh Gatot Kaca. Hiu makin buas menyerang. Gatot Kaca sedikit lengah dari serangan Hiu yang cepat dan kuat. Dengan semangat berapi-api Gatot Kaca mengepalkan tangannya dan meninju Hiu yang menyerangnya. Hiu tertinju tepat di mukanya. Efek kekuatan tinjuan Gatot Kaca sampai mementalkan Hiu keluar dari lautan terbang ke langit dan jatuh ke sebuah pulau kecil. Semua di kapal feri menyaksikan kejadian itu semuanya.
Gatot Kaca keluar dari dalam air terbang melayang di udara.
"Horeeeeee.......kita selamat dari serangan Hiu yang buas," kata semua orang.
Kapal feri di ambang ke hancuran. Gatot Kaca dengan cepat masuk ke dalam lautan dan mengangkat kapal terbang ke langit.
"Horeeee...kita semua selamat," teriak semua orang.
Dengan otot kawat tulang besinya Gatot Kaca terbang membawa kapal feri terbang menuju dermaga. Sampai di dermaga Gatot Kaca menurunkan dengan pelan-pelan kapal feri. Bantuan penyelamat dateng untuk membantu orang-orang di dalam kapal feri. Gatot Kaca terbang menuju ke Indro dan kawan-kawannya. Lalu Gatot Kaca berubah kembali menjadi wayang kembali. Indro dengan segera memasukkan wayang Gatot Kaca ke dalam tas.
Semua orang bangga dengan Indro yang percaya dengan budaya leluhur. Dengan bangganya Indro berjalan seperti layak selebritis. Sedangkan Dono dan Kasino mengiringi dari belakang. Lalu Dono, Kasino, dan Indro masuk ke dalam mobil trevel dan melanjutkan perjalan pulang. Para wartawan dateng meliput kejadian mengenai kapal feri yang di serang Monster Hiu dan di selamatkan oleh Gatot Kaca.
No comments:
Post a Comment