Pagi hari yang cerah sekali terlihat dari balik kaca di sebuah pesawat menuju kota Batam. Doni dengan santai bersabar di dalam pesawat sampai mendarat di bandara. Waktu yang di tunggu pun datang juga. Pesawat sampai di bandara kota Batam. Doni pun turun dari pesawat bersama penumpang yang lain tapi tidak lupa membawa tas ransel yang di taruh di atas kabin pesawat.
Doni melihat dengan mata terbuka bandara kota Batam yang luas sekali dan banyak pesawat yang parkir di dalam bandara. Doni dengan lugunya menghidupkan Hpnya dan memfoto semua pesawat terbang dengan sedikit narsis. Doni terus keluar dari bandara menunggu jemputan datang. Tetap saja banyak orang yang mencari makan menawarkan taksinya ke Doni. Dengan santai dan lembut menolak tawaran taksi di bandara.
Cukup lama menunggu Doni di bandara. Seorang teman memanggil Doni dengan lantang "Doni....." Sontak Doni menghampiri sahabat yang tidak lama jumpa yang bernama Irwan. Doni pun meninggalkan bandara dengan motor metik yang di bawa Irwan. Dengan senangnya Doni melihat kota Batam. Sedangkan Irwan dengan hati-hati membawa motornya sampai ke sebuah perumahan di Batu Aji. Perjalan cukup jauh sekali sampai bokong Doni panas di jok motor metik.
Sabarnya Doni berbuah manis sekali. Sampailah di sebuah kontrakan di area perumahan kawasan Batu Aji. Irwan langsung memasukkan motor ke dalam rumah. Doni melihat kontrakan dengan penuh penasaran sambil mondar-mandir.
"Jadi ini kontrakan kita?," tanya Doni.
"Yoi. Ayo masuk ke dalam Doni," kata Irwan.
Doni langsung masuk ke dalam kontrakan dan langsung beristirahat di kamar. Sedangkan Irwan langsung membuat kopi yang enak. Selang beberapa saat di sajikan di lantai oleh Irwan. Doni pun duduk bersama Irwan lesehan di lantai yang tidak bertikar.
"Doni...maklum di kontrakan saya. Karena saya di sini cari peruntungan sama dengan kamu," kata Irwan sambil ngopi.
"Iya saya tahu. Saya ke sini coba-coba sapa tahu berhasilkan di kota yang lagi proses pertumbuhan ekonominya," kata Doni.
"Bener..itu Doni..hidup penuh dengan optimis seperti saya awalnya dateng ke kota ini. Tapi lama-lama juga bosen Doni. Alasannya banyak orang bilang kota Batam menjanjikan untuk berhasil seperti kota Jakarta. Tapi kenyataannya persaingan sangat ketat sekali di kota ini. Yang pintar berhasil sama merantau ke kota Jakarta. Dan juga di sini banyak orang yang kecewa dengan kota Jakarta ya larinya ke kota Batam demi mencari hidup agar sukses menjadi orang kaya," kata Irwan bercerita.
"Tapi ngomong-ngomong orang dateng di kota Batam benar gak jadi sukses?," tanya Doni mengutip dari ocehan Irwan yang belum nyambung.
"Banyak yang sukses dan banyak juga yang gagal," kata Irwan penjelasan sekian kalinya.
"Bener-bener agak susah mengalahkan kota ini," kata Doni.
"Susah mengalahkan kota ini agar menjadi orang sukses dan kaya. Banyak orang bilang sih awalnya mereka berhasil di kota Batam bisa beli rumah di perumahan di daerah ini karena banyak perusahan lagi membutuhkan karyawan. Itu karena masih kebijakan Presiden SBY. Kalau sekarang di zaman kebijakan Jokowi. Ah..boro-boro kerja di perusahaan malah jadi pedagang," kata Irwan.
"Sekarang kerja kamu apa Irwan?," tanya Doni.
"Buruh pabrik. Pahit....banget. Tapi demi hidup di jalanin di kota Batam yang penuh dengan harapan. Oh iya berkas lamaran kamu nanti saya masukin ke perusahan saya. Ya siapa tahu langsung kerja? Jauh -jauh nganggur kan gak enak di lihatnya," kata Irwan.
"Iya..saya sudah siapkan berkas lamaran kerjanya," kata Doni.
Irwan menghabiskan kopinya dan segera menaruhnya gelasnya di dapur. Doni pun menyelesaikan minum kopinya dan gelasnya di taruh di dapur langsung di cuci. Irwan berganti pakaian dan pergi untuk kerja, tapi tidak lupa membawa berkas lamaran Doni. Dengan terburu-buru Irwan membawa motor metiknya ke tempat kerjanya.
Doni pun dengan santai dan bersabar di daerah yang baru. Doni terus berintraksi dengan tetangga kanan dan kiri setiap harinya saat Irwan lagi bekerja sebagai buruh pabrik galangan. Hampir 2 minggu Doni ngangur. Berkas lamaran yang di ajukan Irwan di perusahaannya tidak kunjung ada kabarnya. Doni sedikit resah dengan keadaannya. Karena itu Doni terus bergaul dengan warga sekitar sampai akrab banget. Irwan pun membiarkan Doni seperti itu setiap hari untuk menghilangkan kejenuhannya.
Sampai suatu ketika Doni mendapatkan kerjaan hanya sebagai kuli membuat pager rumah. Doni sangat beruntung sekali usahanya setiap hari berintraksi membuahkan hasil yaitu pekerjaan. Walau Doni tahu hasilnya tidak banyak tapi cukuplah. Hampir sebulan lebih Doni tekun kerja kerasnya sebagai kuli bangunan. Sang pemilik kontrakan pun menagih uang kontrakan. Saat itu Irwan lagi mengalami kesulitan keuangan habis mengirim uang untuk orang tuanya yang sakit di kota Yogyakarta. Doni pun tidak mau dianggap numpang enak di kontrakannya Irwan. Dengan usahanya menjadi kuli bangunan yang tidak seberapa membayar uang kontrakan.
Terkadang Doni pun membeli beras sekarung untuk persedian selama sebulan. Irwan sangat senang dengan kerja keras Doni yang ulet dan gesit. Terkadang Doni sering telpon-telponan dengan orang yang di cintainya setiap malam yang mencari peruntungan di kota Jakarta yang bernama Aulia. Irwan pun sering menemani Doni saat telpon-telponan dengan asik minum kopi dan menikmati malam yang bertabur bintang di depan teras rumah.
Kegiatan itu terus berlangsung sampai suatu ketika Doni mengambil sikap yang sedikit berbeda dan Irwan pun tidak tahu. Doni mengirimkan berkas lamarannya sendiri ke sebuah perusahan. Dengan sabar Doni menunggu jawaban dari berkas lamarannya. Tapi waktu menunjukkan kebenarannya. Rezeki Doni pun tidak ada nyantol kerja di perusahan.
Doni terus saja usahannya lagi. Pekerjaan sebagai kuli bangunan pun selesai juga Doni mulai mengangur lagi. Mulai Doni agak bingung lagi. Tapi dengan banyaknya masukkan orang-orang di lingkungan sekitar termasuk temannya Irwan Doni mulai berjualan. Dengan perhitungan yang cukup sepekulasi yang tinggi Doni membuka usahanya di depan rumah kontrakan.
Awalnya sehari penuh tidak ada yang membeli dagangannya Doni yaitu jualan kelontongan. Tetap Doni bersabar dengan usahanya. Keesokan harinya mulai satu persatu tetangganya membeli barang dagang Doni. Dengan penuh rasa syukur Doni selalu mengucap "Alhamdulilahhirobil alamin." Doni terus optimis dengan usahanya. Walau banyak informasi yang di dapetkannya setiap hari tentang pertumbuhan ekonomi de zaman kebijakan Jokowi tidak menjanjikan. Doni terus berpikir objektif. Maka itu Irwan senang dengan pembawaan Doni.
Namanya juga rezeki gak kemana. Doni akhirnya berkas lamarannya di terima pada hal sudah menunggu hampir setengah tahun di kota Batam. Doni pun bekerja di perusahan yang akan meningkatkan taraf ekonominya. Usaha dagangnya pun di tutup sementara waktu. Setiap pagi Doni ke kantor dengan pakaian rapih. Irwan senang dengan kegigihan Doni yang pantang menyerah mencari rezeki di kota Batam.
Doni terus bekerja yang rajin di perusahan yang cukup ternama. Sampai pada akhirnya Doni bisa mengambil rumah. Irwan senang dengan keberhasilan temannya. Doni dan Irwan tidak ngontrak lagi. Kehidupan mereka berdua naik level. Doni terus bekerja dan sambil belajar menganalisa kerjaannya. Waktu terus berjalan semestinya. Irwan perlahan-lahan pun berhasil juga. Doni pun senang dengan keberhasilan Irwan. Tapi yang namanya hidup tidak bisa di ramalkan arah tujuannya. Doni mengalami kecewaan yang mendalam dirinya. Orang yang di cintainya ternyata tidak kuat menjalani hubugan jarak jauh. Aulia menikah di Jakarta dengan orang bernama Nazar. Berdasarkan pengakuan Aulia bahwa dia telah berbadan dua sebelum akad nikah. Doni pun tidak habis pikir dengan lingkungan di daerah Jakarta.
Terkadang Irwan pun banyak memberikan banyak masukan kepada Doni mengenai kerasnya hidup di kota Jakarta dan pergaulannya. Doni akhirnya mengerti dan mengikhlaskan orang yang di cintainya di miliki orang lain. Doni terus berjuang di kota Batam bersama Irwan. Sampai suatu ketika Doni mendapatkan pengganti Aulia yaitu seorang gadis cantik bernama Tina keturunan orang cina yang baik budi pekertinya.
Doni menjalankan hubungan percintaannya dengan Tina dengan baik. Sampai waktunya Doni memberanikan diri melamar Tina untuk menikah. Sedangkan Tina awalnya agak sedikit bingung karena statusnya keturunan cinanya. Tapi namanya cinta Doni meyakinkan hatinya Tina untuk menjalankan hidup bersama dengan penuh kebaikkan. Irwan sebagai temannya Doni selalu mendukung dari belakang begitu juga dengan ke dua orang tua Doni.
No comments:
Post a Comment