Sebuah lapangan bulutangkis Dono dan Kasino asik bermain. Mereka berdua tidak mau mengalah dalam permainan bulutangkis. Terkadang Kasino memukul kok dengan kuat sekaligus menyudutkan pergerakan Dono. Tetapi dengan kecermatan Dono membaca setiap kok di hempaskan melewati net di sambut dengan cepat dan kuat. Pertarungan antara ke duanya sangat memanas sampai tidak ada yang mengalah.
Indro pun dateng membawa 2 plastik makan dan minuman. Lalu Indro memanggil ke dua temannya di pinggir lapangan dengan teriakan yang sangat keras "Berhenti dulu mainnya. Saya bawa banyak makan dan minuman." Gara-gara panggilan konsetrasi Dono terpecah dan melihat Indro. Sedang Kasino dalam posisi menghepaskan kok dengan raketnya dengan sudut yang di perhitungkannya.
Dono sedikit kaget dengan posisi kok sulit di jangkau. Dengan berlari sekuat tenaga dan ingin membales serangan Kasino. Dono pun berhasil memukul kok dengan raketnya. Tapi hal hasil menyentuh net.
"Yes.....saya.....berhasil mengalahkan kamu Dono," kata Kasino.
"Sial....banget...saya kalah," kata kesal Dono sambil memukul lantai bulutangkis.
Indro pun duduk santai di bangku di pinggir lapangan bulutangkis sambil minum teh botol.
"Dono...kita lanjutin nanti main bulutangkisnya," kata Kasino.
"Iya...," saut Dono.
Kasino dan Dono bergerak menuju Indro duduk. Indro langsung melempar 1 botol teh dingin ke Kasino. Dengan cekatan Kasino menagkap botol teh dingin tersebut.
"Terima kasih ...Indro," kata Kasino.
Lalu Indro melemparkan lagi 1 botol teh dingin ke Dono. Karena reaksi Dono yang kurang cekatan botol teh dingin jatuh ke tangan.
"Ehhhhh...Dono...gitu aja gak bisa nangkep. Pantes kalah sama Kasino," kata Indro.
"Iya.....deh. Yang hebat Kasino..saya mengakuinya. Cuma botol teh yang bisa di tangkep jadi perhitungan," kata Dono.
"Dono.....semua jenis pekerjaan butuh kosentrasi tinggi. Pada akhirnya berhasil dan menang," kata Kasino sambil duduk di sebelah Indro.
"Iya...deh..pikiran saya terpecah. Jadinya kalah," kata Dono sambil duduk di pinggir lapangan.
Indro mengeluarkan makan dari plastik dan di beri Kasino dan Dono. Dengan senang sekali Dono dan Kasino menerima kebaikan Kasino. Di bukanya pelastik pembungkus kue oleh keduanya. Dono dan Kasino menikmati kue yang enak dan minuman yang segar.
"Ngomong-ngomong tumben....belanja banyak Indro?" tanya Dono.
"Kebetulan saya lagi dapet rezeki," kata Indro.
"Jangan-jangan ...dari aplikasi..," ujar Kasino.
"Kok...tahu!" saut Kasino.
"Ya....tahulah...kemarin kamu mau ngurusin bank. Masalah kesalahan teknis jaringan internetnya karena ganti nomor Hp. Atau birokrasinya yang gak ngambung baik manual atau elektronik," kata Kasino.
"Maksudnya...Kasino?" tanya Dono.
"Maksudnya?....ketidak sesuai data di secarik kertas dengan data di dalam komputer. Seperti malah data hasil Pemilu," penjelasan Kasino.
"Ah..kalau urusan pemilu sih itu gak usah di omongin terlalu runyem. Karena bosan melihatnya di berapa media. Karena kejelasan menang-menang aja. Kalau kalah sih masa bodok amat," kata Dono.
"Gak usah...di urusin masalah Pemilu di sini jadi ruet. Masalah yang penting bagaimana kita dapet mencukupi kebutuhan sehari-hari?. Itu saja cukup," saut Indro.
"Iya..deh.....gak usah ngomonin Pemilu. Udah ada orang-orang yang berkompeten yang di bayar untuk menyelesaikan masalah dari hal kecil sampai hal paling besar. Sebagai rakyat kecil.....yang terpenting damai dan aman. Itu saja sudah cukup. Jadi keberhasilan dari sistem Pemerintahan adalah aman dan terkendali," kata Kasino.
"Yaitu aman dan terkendali," saut Dono.
"Itu..yang bener..aman dan terkendali," saut Indro.
Dono dan Kasino menghabiskan kue dan minumannya begitu dengan Indro sampai perutnya kenyang.
"Don....pinjem raket kamu. Kali ini biar saya yang menghadapi Kasino dalam permainan bulutangkis," kata Indro.
"Ini.......raketnya," kata Dono sambil menyerahkan raket kesayangannya ke Indro.
"Kasino kali ini kau yang akan kalah menghadapi kehebatan saya," kata sumbar Indro.
"Jadi kamu menantang Indro........mencoba mengalahkan saya dalam pertandingan bulutangkis," saut Kasino.
Suasana makin memanas sekali.
"Ehhhhh..tunggu dulu. Ini pertandingan persahabatan kenapa kaya mau berantem di ring tinju. Inikan pertandingan bulutangkis. Bukannya adu jotos," kata Dono.
"Saya..sudah..tahu..Dono. Inikan cuma becanda. Cuma omongannya agak nyelekit dan pembawaan diri aja," penjelasan Indro.
"Iya...Dono..ini cuma becanda. Seperti di film-film. Laganya aja. Padahal yang aslinya gak ada apa-apa?" kata Kasino.
"Kena....kalian.......saya juga cuma becanda," kata Dono.
"Iya..kaya OVJ....nyeleneh aja," kata Kasino.
"Dasar....OVJ..ngelawak aja," saut Indro.
"Bukan OVJ...tetapi Ludruk," ujar Dono.
"Sama..aja," kata Kasino dan Indro bersamaan dengan suara lantang.
Kasino dan Indro masuk lapangan bulu tangkis. Mulai pertandingan persahabatan di antara ke duanya. Kasino memulai pertandingan dengan memukul kok dengan raket dengan cukup kuat dan cepat. Indro dengan penuh kesiapan menerima kok yang melewati net dan di pukul dengan kuat sekali. Kasino pun menerima serangan balik dari Indro. Pertandingan makin panas sekali. Dono dengan asik menonton pertandingan ke dua temannya. Permain bulu tangkis terus berlangsung lama sekali. Sampai waktu juga menghentikan juga. Ketika suara azan di kumandangkan. Dono, Kasino, Indro bergegas meninggalkan lapangan bulu tangkis di taman kota. Dengan berjalan kaki mereka pulang ke rumah untuk membersihkan diri. Setelah itu melaksanakan kewajiban sholat magrib di rumah masing-masing.
No comments:
Post a Comment