Sebuah ruangan yang tertutup dan penuh dengan barang bekas elektronik. Boni sibuk dengan merakit sesuatu yang cukup rumit dan di temani dengan secangkir kopi panas. Boni terus tekun merakit sampai selesai beberapa buah. Lalu saat sibuknya terdengar suara Hp berbunyi. Boni sedikit marah karena konsentrasinya terpecah. Mau gak mau Boni menghentikan pekerjaannya dan mengangkat telpon.
Boni bangun dari tempat duduknya bergerak di mana Hp berdering. Boni menemukan Hpnya di dalam kulkas yang rusak. Boni melihat nama yang terpampang di Hpnya.
"Bos Black nelpon jam segini ada apa ya?... apa jangan-jangan ada proyek besar maka menelpon saya!?" celoteh Boni.
Boni langsung memecet telpon tanda menerima panggilan.
"Halo.........," kata Boni.
"Boni.....Boni...lama amat jawab telponnya. Takut kalau ke tangkap polisi ya?" kata bos Black.
"Enggak...juga pak Bos. Saya lagi sibuk membuat sesuatu," kata Boni.
"Oh..begitu. Boni saya punya tugas buat kerusuhan. Tapi jangan ketahuan polisi. Lakukan pekerjaan serapih mungkin. Masalah bayaran saya bayar tunai atau tranfer?" kata bos Black.
"Tunai saja.....saya lagi males berurusan dengan bank," kata Boni.
"Ok..tunai. Kamu bisa mengambilnya saat kita bertemu di kafe malem hari tepatnya jam 8," kata bos Black.
"Baik......," saut Boni.
"Sedangkan pekerjaan kamu adalah buat teror bom di daerah pasuruhan. Ingat jangan ketahuan polisi," kata bos Black.
"Tunggu Bos. Bukankah di daerah pasuruhan ada mitra kerja Bos. Dalam bidang penjualan narkotika tingkat sabu," kata Boni.
"Begitulah........ Mitra bos mulai main curang dalam dagang di dunia hitam ini. Buat kehebohan sampai mitra bos kalang kabut. Ok," kata bos Black.
"Yang penting tahu beres," kata Boni.
Bos Black mematikan Hpnya tanda negosiasi selesai. Boni langsung menaruh Hpnya di atas kulkas dan bergerak menuju meja kerjanya. Boni segera menyelesaikan pekerjaannya dan benda-benda yang di rakitnya di taruh di dalam kotak setelah itu di masukkan di dalam tas.
Hari sudah pagi Boni menyelesaikan pekerjaanya. Lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Boni keluar dari rumah dengan membawa tas. Tak lupa membawa Hp yang di taruh di atas kulkas. Boni pun pergi dengan menggunakan motor kros. Dengan cepat Boni membawa motornya ke daerah Pasuruhan. Siang hari Boni telah sampai di Pasuruhan.
Boni memarkirkan motornya di sebuah toko sembako. Lalu dengan berpura-pura Boni membeli sekotak rokok. Setelah itu Boni berjalan menuju sebuah rumah yang jadi target pengeboman. Terlihat suasana sekitar sepi dan tenang Boni mulai masuk ke pekarangan rumah yang jadi targetnya dengan berpura-pura bertamu.
Sambil merokok Boni menunggu orang di dalam rumah keluar. Karena sebenarnya Boni sudah tahu tentang orang yang di tinggal di dalam rumah tidak ada di tempat. Boni terus berpura-pura sambil mondar-mandir di sekitar rumah. Rokok pun hapis di hisap. Boni pun berpura-pura mengambil rokok di dalam kotak rokok. Lalu Boni membuang kotak rokok di pinggir rumah dekat pintu dapur.
Boni segera pergi dengan cepat langsung menuju motornya di parkiran toko. Lalu Boni membawa motornya bergerak menuju gang yang sepi. Pemilik rumah pun pulang dan masuk rumah. Boni langsung memecet tombol mengaktifkan bom rakitannya.
"Booooooommmmm..," suara ledakan dasyat.
Semua orang panik mendengar ledakan. Sampai-sampai pemilik rumah.
"Bom....bom....bom....," teriak warga.
Sedangkan Boni pun pergi dengan cepat menggunakan motor krosnya kembali pulang ke rumah. Suasana menjadi heboh di daerah target pengeboman. Ketua RT langsung menelpon polisi kenalannya. Selang beberapa saat polisi dateng dan memeriksa rumah yang mengalami pengeboman. Pemilik rumah terus khawatir dengan polisi dateng dan teror bom. Polisi langsung mengusutnya dengan cermat di bantu oleh TNI.
Ketua RT malah tercengang sekali bahwa warga adalah salah satu gembong narkotika. Polisi membawa pemilik rumah dan beserta barang-barang terlarang di simpan di dibawah kasur. Wartawan pun dateng meliput kejadian pengemboman di daerah Pasuruhan. Heboh pemberitaan di media apa pun tentang teror bom dan di temukannya barang-barang terlarang di rumah yang di jadi target pengeboman.
Setelah sampai di rumah Boni menaruh tas ranselnya dan berganti pakaian. Lalu pergi lagi menuju kafe tempat pertemuan dengan bos Black. Sedangkan bos Black sedang menunggu Boni datang sambil menyaksikan berita di TV.
"Bagus..kerja anak buah saya. Musuh saya sekarang hancur dan mendekam di penjara," kata bos Black.
Sampai juga Boni di kafe dan memarkirkan motornya. Lalu Boni masuk ke dalam kafe dan melihat bos Black yang lagi asik duduk menikmati minumannya. Boni langsung bergerak duduk di depan bos Black.
"Maaf......bos..sedikit molor dari perjanjian pertemuan," kata Boni.
"Gak..ada..masalah itu mah. Yang penting kamu berhasil menghancurkan musuh saya dan menciptakan kehebohan di daerah Pasuruhan. Lihatlah di Tv pemberitaan lagi heboh-hebohnya. Sampai porli dan TNI bersatu untuk mengusut teror bom dan narkotika. Pekerjaan kamu bagus...banget," kata bos Black.
Bos Black mengeluarkan uang di dalam amplop kuning dan di serahkan Boni. Dengan perasaan senang Boni menyambut amplop kuning berisi uang dari bayaran pekerjaannya. Boni langsung memasukkan amplop kuning ke dalam jaketnya.
"Terima kasih..bos," kata Boni.
"Sama-sama," jawab bos Black.
Boni pun pergi meninggalkan bos Black yang lagi santai di kafe. Boni langsung ke parkiran mengambil motor krosnya. Lalu dengan cepat Boni pergi dari kafe menuju pulang ke rumahnya untuk melanjutkan pekerjaannya merakit bom.
No comments:
Post a Comment