Pagi yang cerah di dipinggir sungai. Monyet bangun dari tidurnya di atas batu besar. Lalu Monyet memanjat pohon mangga. Dengan ketangkasan Monyet memetik buah mangga yang matang. Dengan segera Monyet memakan buah mangga yang enak tampa mengupas kulitnya. Monyet terus asik makan di atas pohon. Di bawah pohon ada seekor Babi kecil yang mengais-ngais di rerumputan mencari buah mangga yang jatuh dari pohon.
Monyet terus memperhatikan ulah si Babi kecil.
"Hay....Babi mau...mangga yang mateng ini," kata Monyet menawarkan buah mangga di tangannya.
"Mau......," jawab Babi kecil.
Monyet pun melemparkan buah mangga kehadapan Babi keci. Lalu Babi kecil langsung memakan buah mangga yang enak.
"Gimana rasanya?," tanya Monyet.
"Manis.....Monyet buah mangga yang kamu petik untuk saya," kata Babi kecil.
Monyet pun bersantai di pohon sambil makan buah mangga yang matang. Lalu Monyet memandang langit. Ada seekor elang terbang melayang di udara.
"Andai...saya bisa terbang.....asik kali..ya," celoteh Monyet.
Monyet pun terbengong dengan lamunan yang panjang. Babi pun berteriak " woy." Sontak Monyet terbangun dari lamunannya. Keseimbangan Monyet pun menghilang dan hampir jatuh. Tapi untung karena ekornya yang panjang melilit pada batang pohon mangga.
"Hampir saja...saya ..jatuh," kata Monyet.
"Kebanyakan hayalan sih.....," saut Babi kecil.
Monyet turun dari pohon mangga menghampiri Babi kecil.
"Iya...menghayalkan bagaimana saya bisa terbang seperti burung elang?" kata Monyet.
"Oh....hayalan yang gak mungkin," saut Babi kecil yang masih terus makan buah mangga.
"Ada ...cara gak...ya........agar saya bisa terbang," kata Monyet.
"Ada...kok....caranya...........?" kata Babi kecil.
"Bagaimana cara.....cerita dong?," kata Monyet.
"Cara...sih...menurut legenda hutan ini ada sebuah bunga ajaib yang bisa mengabulkan permintaan kita," kata Babi.
"Jadi...bunga ajaib pengabul permintaan," saut Monyet yang kegirangan.
"Tapi...tunggu dulu. Penjaga bunga itu adalah hewan peliharaan Dewa. Ya...kemungkinan mustahil mendapatkan bunga.....itu," kata Babi kecil.
"Hewan..peliharaan..Dewa. Saya tidak perduli yang penting saya mendapatkan bunga ajaib itu," kata Monyet yang kekeh dengan keinginannya.
"Ya..itu sih terserah kamu," kata Babi kecil.
"Ngomong-ngomong...di mana lokasinya bunga ajaib itu?" tanya Monyet.
"Ayo...saya..antar, tapi bawa banyak makanan... ya. Karena perjalan kita ke tempat tersebut 1 hari penuh dari sini," kata Babi.
"Makanan...beres itu mah.............," ujar Monyet.
Monyet pun naik ke pohon mangga dan banyak memetik buah mangga. Dan segera turun dari pohon dan di berikan kepada Babi kecil.
"Kalau..ini...sip....lah....," kata Babi kecil.
Monyet dan Babi kecil berjalan menuju tempat di mana bunga ajaib. Dengan hati-hati Babi kecil dan Monyet melintasi hutan belantara. Dengan bekerja sama mereka dalam perjalanan menuju misi yang sedikit menyulitkan. Waktu berganti cepat. Akhirnya Monyet dan Babi kecil sampai pada tujuannya. Terlihat di hadapan Babi kecil dan Monyet sebuah gerbang pintu yang sangat besar sekali. Monyet tercengang melihat gerbang pintu yang besar.
"Bagaimana..........masih di teruskan........niat kamu...hay Monyet?" tanya Babi kecil.
"Iya....., saya teguh dengan pendirian saya," kata Monyet.
"Ayo...kita...masuk," kata Babi kecil.
"Haaaaaa, Bukannya masuk lewat gerbang besar ini," kata Monyet.
"Ya...bukan lewat situ. Kalau masuk lewat gerbang kamu di tangkap oleh para penjaga gerbang," kata Babi kecil.
"Oh...saya..kirain...," kata Monyet.
Babi kecil pun berjalan menuju jalan masuk lewat semak belukar. Monyet mengikuti dari belakang. Dengan santai Babi kecil dan Monyet melewati lorong yang panjang sampai di mana tempat bunga ajaib. Terlihat oleh Babi kecil dan Monyet taman yang indah.
"Mana bunga ajaibnya?" tanya Monyet.
"Yang besar itu bunganya.........di antara bunga-bunga yang mengelilinginya," kata Babi kecil.
Monyet dengan segera melompat dan menuju bunga ajaib. Tiba-tiba Monyet di tendang sampai tersungkur ke tanah. Monyet bangun dari jatuhnya. Monyetpun mencoba menyadarkan diri dan berusaha melihat jelas siapa yang menghajarnya?. Terlihat di hadapannya Babi kecil yang berubah wujud dengan mengunakan pakaian yang aneh.
"Siapa..kamu sebenarnya?" tanya Monyet.
"Saya.......adalah hewan piaraan Dewa dan sekaligus penjaga bunga ajaib," kata Babi kecil.
"Jadi...kamu...penjaganya............," kata Monyet.
"Ya...jelaslah..," saut Babi dengan posenya yang aneh.
"Kalau..begini..agak sedikit sulit...," kata Monyet.
"Jadi...kamu masih.....mau..mengambil bunga ajaib..tersebut?" tanya Babi kecil.
"Ya....," jawab Monyet dengan lantang.
Monyet pun melompat dengan sangat cepat. Babi kecil menyerangnya dengan cepat. Monyet berhasil menghindari serangan Babi kecil dengan masuk ke dalam taman bunga. Lalu bergerak cepat memanjat bunga ajaib. Tapi tetap saja sang penjaga bunga ajaib tidak lengah sedikit pun. Dengan cepat menghajar Monyet sampai terjatuh ke tanah. Tapi Monyet tetap ngeyel dan berusaha memanjat kembali bunga ajaib sampai ke puncak bunga. Babi kecil pun berhenti tidak menyerang Monyet di salah satu batang bunga. Dengan seksama memperhatikan ulah Monyet.
Monyet pun memohon di atas bunga ajaib " saya ingin bisa terbang seperti burung elang." Berkali-kali Monyet memohon tidak terjadi apa pun?. Babi pun tertawa ngakak dengan ulah Monyet. Monyet pun marah dengan tertawa Babi kecil.
"Kenapa kamu tertawa?" tanya Monyet.
"Sebenarnya.........itu gak mungkin...terjadi......., karena ribuan tahun saya menjadi penjaga di sini tidak pernah melihatnya bunga itu menunjukkan keajaibannya," kata Babi kecil.
"Jadi kamu membohongin saya...," kata Monyet yang marah.
"Sebenarnya..gak juga..........," kata Babi kecil menjelaskan sambil tertawa.
Monyet makin marah dengan ulah Babi kecil. Lalu Melompatlah Monyet ke arah Babi kecil. Dan menghajar Babi kecil dengan pukulan berkali-kali sampai mereka terjatuh ke tanah. Monyet pun berhenti karena kelelahan menghajar Babi kecil, lalu rebahan di tanah.
"Ya......saya..minta..maaf telah membohongin kamu Monyet...," kata Babi kecil yang babak belur.
"Ya...saya..maafkan," saut Monyet.
"Sebenarnya......ribuan tahun..jadi penjaga di sini. Saya boring...sekali.....tidak punya teman bermain," curhat Babi kecil.
"Cuma ..itu saja..alasan..kamu," kata Monyet.
"Ya...begitulah, Makanya saya keluar...mencari teman di ajak bermain," kata Babi kecil.
"Bagaimana dengan kehebatan bunga ajaib tersebut?," tanya Monyet.
"Oh...itu....sebenarnya...dengan....mengambil sari bunga dan ditambah berapa ramuan yang lain maka akan menciptakan pil ajaib yang di godok selama 49 hari," kata Babi kecil.
"Kayanya...saya tahu ceritanya. Seorang gadis cantik yang memakan pil ajaib menjadi seorang Dewi," kata Monyet.
"Ya..itulah...cerita sebenarnya," kata Babi kecil.
"Kalau begitu...sih mustahil lah," saut Monyet.
Monyet pun bangun dari rebaan di tanah. Lalu pergi meninggalkan Babi kecil.
"Mau ke mana kamu?" tanya Babi kecil.
"Pulang," jawab Monyet.
Monyet terus berjalan dan tidak menghiraukan Babi keci. Tiba-tiba Babi kecil berubah menjadi Dewa sesungguhnya.
"Hay...Monyet...," panggilan Babi kecil.
Monyet pun jojong berjalan dan tidak menghiraukan Babi kecil.
"Hay....Monyet," panggilan Babi kecil.
Monyet membalikan badannya dan menjawab panggilan Babi kecil "Ya." Monyet pun tercengang dengan sosok dihadapannya.
"Dewa..," kata Monyet.
"Ini..lah wujud saya.......," katanya.
"Panglima Tiang Feng atau di sebut Cupat kay. Muritnya Tong Samcong. Adik seperguruannya Sung Go Kong," kata Monyet.
"Ya.....itu..saya...," sautnya.
"Bagaimana dengan urusan kamu dengan Dewi Cangke....pujaan hati kamu...?" tanya Monyet.
"Oh...itu... Cerita Cinta..itu....., yang sebenarnya................mau tahu....aja!" kata Cupat kay.
Muncul seorang dewi yang cantik di hadapan Monyet.
"Waw...Dewi....Cangke," kata Monyet.
"Jadi kamu masih bikin ulah lagi.......?" tanya Dewi Cangke.
"Iya.......sedikit mainankan...bosan tahu....," jawab Cupat kay.
"Entar...dulu...sebenarnya..kalian ini...pacaran...........?" tanya Monyet.
"Ya..begitulah...ceritanya....ending bahagia...," kata Cupat kay.
"Hidup...penuh..dengan ujian...untuk ketulusan...hati..............," saut Dewi Cangke.
"Oh.....begitu......., masa bodok dengan urusan cerita kalian....yang ngacok....., tapi menarik," kata Monyet.
Monyet pun pergi meninggalkan Cupat kay dan Dewi Cangke begitu saja.
"Monyet...," panggilan Cupat kay.
Monyet pun tetap jojong berjalan untuk pulang.
"Monyet...," panggilan Dewi Cangke
"Apa?" saut Monyet sambil membalikkan badannya.
"Ngomong-ngomong...masih mau pil ajaibnya.....," tawaran Cupat kay.
"Masih...mau..., tapi saya tidak suka di bohongin," saut Monyet.
"Kamu sih...keterlaluan," saut Dewi Cangke.
"Maaf...kan cuma mainan," kata Cupat kay.
Dewi Cangke mengeluarkan sebuah pil ajaib, lalu di berikan kepada Monyet.
"Makanlah...pil itu..maka kamu bisa terbang...seperti Dewa dan Dewi," kata Cupat kay.
"Iya.........," saut Dewi Cangke.
"Baik...lah, " jawab Monyet.
Monyet menelan pil ajaib. Sontak tubuhnya mengalami hal yang aneh. Monyet pun melayang di udara.
"Bagaimana mengendalikannya?" tanya Monyet.
"Pikirkan saja sesuai keinginan kamu," kata Cupat kay.
"Oh...begitu," saut Monyet.
Monyet berusaha mengendalikan kekuatannya dan pada akhirnya berhasil. Monyet terbang di udara seperti burung elang malah lebih dari burung elang. Cupat kay dan Dewi Cangke senang melihat Monyet bahagia dengan impiannya.
No comments:
Post a Comment