Waktu istirahat, anak-anak kelas 6 masih berkumpul di kelas. Mereka akan membicarakan usul Ismail.
"Teman-teman, tak lama lagi kita akan ujian. Lalu, kita meneruskan ke SMP," kata Ismail memulai pembicaraan.
"Semua sudah tahu, Is!" kata Agan menyela.
"He, diam dulu, Gan! Biar Ismail bicara dulu," kata Kristin.
"Ya, ya betul. Aku teruskan bicara dulu. SMP kita bisa sama, bisa beda. Yang sama enak, masih sering jumpa; yang tidak sama, bisa tak pernah bertemu.
"Iyah, ya. Kita bisa kehilangan teman-teman," kata Made membenarkan Ismail.
"Jadi, bagaimana, Is?" tanya Halimah.
"Kita buat perkumpulan."
"Perkumpulan?" tanya Siti.
"Ya, perkumpulan, persatuan, kelompok, atau apa namanya, terserah. Yang penting, walau SMP kita berbeda-beda, kita masih dapat saling bertemu."
"Setuju, setuju, setuju," beberapa anak menyetujui usul Ismail.
"Kalau begitu, harus ada yang memimpin," kata Nurul.
"Setuju. Nanti, kita pilih yang memimpin. Seperti pemilihan ketua kelas," jawab Ismail.
"Ya, ya, seperti pemilihan ketua kelas. Tapi, ini namanya ketua apa?" tanya Agan.
"Gampang. Namanya nanti kita cari, yang penting kita pilih dulu," jawab Ismail.
"Usul, Is!" kata Hasan.
"Ya, apa usulmu, San?"
"Siapa yang mau jadi ketua harus berpidato. Dia harus mengusulkan nama perkumpulan, rencana kerjanya,....."
"Setuju, setuju, setuju.......," kata anak-anak yang lain mendukung usul Hasan.
"Baik. Kalau begitu, minggu depan kita adakan pemilihan. Siapa yang mau jadi ketua harus menyusun pidato dulu, setuju?" tanya Ismail.
"Setujuuuu.......!" jawab semua anak.
"Nah, sekarang bubar dulu. Kita masih dapat istirahat sebentar. Saya mau beli gado-gado," kata Ismail sambil berlari ke luar.
"Hu, dasar gembol, tukang makan!" gerutu Made.
No comments:
Post a Comment