Siang hari yang cerah sekali. Lina turun dari kereta api yang membawanya ke sebuah kota besar di Jakarta. Dengan langkah pasti Lina berjalan menuju keluar stasiun mencari orang yang akan menjemputnya. Sedangkan Lisa baru dateng ke stasiun. Lisa pun bingung mencari sepupunya mondar-mandir di dalam stasiun kereta api. Ternyata Lina lagi duduk santai di luar stasiun kereta api. Lisa akhirnya berhasil melihat Lina yang termenung duduk di atas kopernya. Dengan cepat Lisa mendatengin Lina sambil berteriak "Hey Lina."
Lina pun mendengar panggilan Lisa langsung beranjak dari duduknya dan berkata " Lisa." Lalu Lisa memeluk Lina dengan penuh bahagia. Setelah itu Lisa melepaskan pelukan kasih sayangnya dan berkata "Maaf telat menjemputnya karena ada sedikit masalah." Lina pun mengerti dengan omongan Lisa yang meminta maaf kepadanya. Lina memaafkan Lisa dengan berkata "Iya saya maafkan."
"Terima kasih Lina," saut Lisa.
Lisa dan Lina berjalan keluar dari stasiun kereta api dengan berjalan menuju sebuah mobil yang di parkir cukup jauh. Saat di parkiran untuk mengambil mobil Lisa dan Lina melihat seorang tukang parkir yang tidak sempurna alias cacat. Dengan tanggapnya Bapak tua yang tidak punya kaki mengarahkan mobil dan motor keluar dari parkiran. Lina yang baru dateng ke kota Jakarta, perasaannya terenyuh sekali melihat Bapak tukang parkir. Tapi sebaliknya Bapak tukang parkir tidak merasa dirinya cacat yaitu sempurna.
Bapak tua yang cacat dengan kuat menghadapi ujian di dalam menjalan hidup di dunia penuh ke pahitan. Lina pun mendatengin Bapak tukang parkir. Lalu mengeluarkan uang dari dompetnya. Tanpa melihat warna dari uang Lina memberikan uang kepada Bapak tua tukang parkir.
"Ini uang untuk Bapak, " kata Lina.
Sedangkan Lisa sudah di dalam mobil dan tahu kebiasaan sepupunya yang ringan tangan.
Bapak tua tukang parkir terkejut sekali di datengin Lina dan di beri uang.
"Uang..apa ini nak?" tanya Bapak tua tukang parkir.
"Uang ini sedikit rezeki saya untuk Bapak," kata Lina.
"Terima kasih dengan kebaikkan anak," kata Bapak tua tukang parkir.
"Iya..sama-sama," saut Lina.
Setelah berbuat kebaikan Lina langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Lisa.
"Oh Lisa ..koper saya sudah di masukin ke dalam mobil?" tanya Lina.
"Itu mah beres sudah di taruh di belakang," jawab Lisa.
"Kalau begitu kita berangkat!" peritah Lina.
"Beres..bos," saut Lisa.
Mobil pun di bawa Lisa keluar dari parkiran dan di arahkan oleh Bapak tua. Melajulah Lisa membawa mobilnya dengan baik di jalan raya. Selang berapa saat sampailah di rumah Lisa. Mobil langsung di parkir di halaman rumah oleh Lisa dengan baik. Lisa dan Lina keluar dari mobil.
"Akhirnya sampe juga," kata Lina.
Lisa mengeluarkan koper dari dalam mobil dan di berikan ke Lina.
"Sudah berapa lama ya kamu tidak main ke sini?" tanya Lisa.
"Ya.....sudah cukup..lama. Pada saat itu saya masih SMP dan sekarang saya baru lulus sarjana jurusan pisikologi," kata Lina.
"Cukup..lama juga ya. Tapi ada yang kangenin kamu loh. Setiap saat nanya in loe," kata Lisa.
"Siapa?" tanya Lina.
"Ayah dan Ibu," kata Lisa.
"Paman dan Bibi. Saya kirain ada yang lain," kata Lina.
"Apa gak salah denger saya? kaya orang kebel kawin," kata Lisa.
"Ya....gak gitu. Cuma aja nama juga cewek kan. Cepet kawin lebih baik biar ada yang melindungi dan membibing," kata Lina.
"Oh..maksudnya itu toh. Saya kira in....alasan cewek jaman sekarang berani bertindak duluan karena takut gak laku alias perawan tua. Ya sudah lah kita masuk ke dalam rumah," kata Lisa.
"Ayo," saut Lina.
Lisa dan Lina masuk ke dalam rumah. Lalu Lisa memberikan kamar yang biasa di tempatin oleh Lina. Terlihat kamar yang bersih dan rapih sekali Lina pun menyukai sekali. Lina pun mulai istirahat di dalam kamar. Sedang Lisa ke dapur untuk membuat makan malam. Ketika waktunya Lina keluar dari kamar dengan penampilan yang cantik dan rapih. Lisa sudah menyajikan makan di meja makan. Baru duduk di kursi Lina. Orang tua Lisa pun baru pulang dari bekerja. Lina langsung menghampiri Paman dan Bibinya bersalaman kepada ke duanya.
Paman dan Bibinya senang dengan Lina yang datang berkunjung ke rumah mereka. Lina kembali ke ruang makan sedangkan Paman dan Bibi berganti pakaian di kamar mereka. Selang berapa lama mereka menunggu di meja makan Lina bersama Lisa barulah Paman dan Bibinya duduk satu meja makan. Dengan cerianya mereka berempat menyantap makan malam buatan Lisa sampai perut kenyang. Setelah itu Lina membantu Lisa membersihkan setelah makan malam di dapur. Sedangkan Paman dan Bibi Lina duduk di ruang tamu sambil menonton acara ke sukaan mereka.
Setelah selesai urusan bersih-bersih di dapur. Malam masih panjang Lisa mengajak Lina untuk keluar malam dengan izin orang tuanya. Dengan menggunakan motor metik kesayangan Lisa di bawalah Lina berjalan-jalan di kota besar menikmati angin malam. Sampailah di sebuah mal Lisa membawa Lina tapi tidak lupa memarkirkan motornya di tempat parkir yang di sediakan oleh mal. Lisa mengajak kebiasaan Lisa ke Lina belanja dan bermain. Keduanya sangat bahagia sekali di dalam mal. Tiba-tiba Lina tidak sengaja di tabrak oleh seorang pemuda yang ganteng dan hampir jatuh. Tetapi pemuda ganteng langsung menyambut dengan pelukkan yang mersa seperti tarian tenggo. Terjadilah moment yang paling romantis. Pandangan dua anak muda di antara banyak orang.
Lisa pun melihat kemersaan ke Lina dan pemuda yang ganteng saling pandangan mata dan berkata "Hayo...........mulaikan.....jatuh cinta." Lina mendengar omongan Lisa terkejut begitu juga dengan pemuda yang ganteng. Langsung ke duanya kembali posisi yang rapih dan pura-pura bersih-bersih. Lina langsung ke sebelah Lisa dan berkata "Omong apa kamu?" Lisa pun menjawab "Cuma celetukan." Pemuda yang ganteng pun sedikit salah tingkah alias kikuk dan berkata "Maaf saya telah menabrak kamu."
Lina pun menjawab "Tidak apa-apa!"
Lisa pun memperhatikan dengan seksama wajah pemuda ganteng. Ternyata Lisa mengenalnya dan berkata "Mas Joni kan."
"Lisa..kan," saut Joni.
"Wah..kebetulan banget ke temu di mal. Lagi pacaran ya," kata Lisa yang nyablak.
"Ah..bisa aja .....Lisa. Mamas lagi kosong kok gak ada pacar," kata Joni.
"Loe bukan kemarin masih jalan denga Mira kan?" tanya Lisa.
"Sudah putus sama Mira. Mamas di putusin. Karena Mira Ketahuan selingkuh. Tapi Mira ngeles. Bukan saya yang putusin Mira eh malah Mamas di putusin," kata Joni.
"Ah..itu sih biasa teknik itu. Agar tidak sakit hati aja. Kalau di putusin sakitnya bukan main alasan yang di putusin banyak salahnya. Kalau kita yang memutusin duluan bicara menunjukkan benar banyak. Pada hal ya gak juga," kata Lisa yang ribet.
"Maksudnya?" tanya Joni.
"Gengsi...," saut Lina.
"Iya..gengsi.....gak ketulungan kayak cewek senengnya di tembak cowok duluan karena alasan malu. Tapi kalau di pikirin malu gak dapet jodoh. Cowoknya lebih banyak cuwek banget kaya bebek gak ngerti perasaan cewek kalau ceweknya yang bener. Ceweknya kebelinger sih ya..selingkuh juga. Kaya Mira gak tahu malu. Satu belum selesai cari gebetan yang lain. Sok kecantikan banget.....alasan masih muda dan laku lagi," kata Lisa.
"Ya..udah..gak usah bicara itu panjang lebar. Lebih baik Mamas ajak nonton film bioskop dengan judul filmnya Wiro Sambleng. Mau gak?" kata Joni.
"Wiro Sableng. Kenapa film laga sih? kaya gak ada film yang romantis," kata Lisa.
"Maksudnya Malaikat Cinta," kata Lina.
"Lina...itu sih sinetron Malaikat Cinta. Yang saya mau Siapa Takut Jatuh Cinta the Movie," kata Lisa mulai nyeleneh.
"Buat sendiri....," saut Lina dan Joni.
"Gitu aja senewen. Ayo nonton Wiro Sableng biar penontonnya jadi sableng kaya tokoh utamanya," kata Lisa.
"Gitu dong..bukan dari tadi banyak cerita," kata Joni.
Joni membawa Lisa dan Lina nonton film bersama di dalam mal. Kecerian ke tiganya terlihat sekali. Joni pun dapet menghilangkan rasa sakit hatinya di putusin oleh Mira. Lisa dan Lina senang di traktir oleh Joni. Akhirnya waktu juga yang memisahkan Joni dari Lisa dan Lina. Joni pulang dari mal dengan mobilnya dan Lisa dan Lina dengan motor metik. Sampai di rumah Lina dan Lisa tidur bersama di kamar. Keduanya sangat keletihan sekali dan tidurnya nyeyak sekali.
No comments:
Post a Comment