Kasino sedang baca buku mendengar omongannya Indro dan berhenti baca buku, ya berkata "Buaya?"
"Budaya, Kasino!" kata Indro yang tegas banget.
"Ya aku kirain buaya. Karena beritanya tentang buaya, lagi heboh," kata Kasino.
"Buaya....makluk predator, ya dari dulu sampai sekarang tidak berubah," kata Indro.
"Iya aku paham itu. Ooooo iya. Ada apa dengan budaya?!" kata Kasino.
"Budaya itu yang menciptakan adalah nenek moyang kan?" kata Indro.
"Memang iya yang menciptakan budaya itu nenek moyang. Jadi generasi, ya cuma meneruskan apa yang telah di buat nenek moyang," kata Kasino.
"Ada budaya yang nilai ke sombongan di suku jadi hal kebodohanku saja kan?!" kata Indro.
"Kalau di pikir baik-baik, ya iya sih. Kaya contohnya : harga diri dengan nama bahasa daerah masing-masing. Nilai kesombongan dan juga keegoisan dari suku jadinya budaya gitu turun menurun. Yaaa....kebodohan yang sia-sia yang terwariskan turun menurun," kata Kasino.
"Jadi benar sia-sia alias tidak ada gunanya," kata Indro.
"Manusia selalu hidup itu kebanyakan sia-sianya," kata Kasino.
"Kadang selalu menunjukkan keriaan saja. Harus di buat sederhana, eeee malah bermewah-mewahan. Pada awalnya memang sederhana kan?!" kata Indro.
"Segala hal memegang awalnya sederhana. Contohnya : pernikahan saja. Ya awal peradaban sekedar alias sederhana. Sekarang bermewah-mewahan untuk menunjukkan keriaan itu alias kesombongan saja. Dulu nama pernikahan, tidak di hitung biaya. Sekarang, ya nama pernikahan di hitung biaya yang ini dan itu, jadinya mahal," kata Kasino.
"Kadang lebih baik hidup di zaman dulu dari pada zaman sekarang. Segala hal di hitungan uang...yang ini dan itu jadi mahal," kata Indro.
"Memang sih enak zaman dulu. Sekarang biaya hidup, ya mahallah. Bayar listrik, bayar air, biaya kendaraan mobil dan motor dan terakhir kebutuhan sehari-harinya, ya sembako," kata Kasino.
"Benar-benar hidup ini mahal," kata Indro.
"Mau di kata apa kenyataan seperti itu?!" kata Kasino.
"Padahal jika peradaban tidak buat berkembang tidak akan ada masalah yang berkepanjangan kan, Kasino?!" kata Indro.
"Memang sih. Kalau peradaban tidak di buat berkembang, ya tidak akan bermasalah berkepanjangan. Contohnya : pabrik motor dan mobil. Kalau tidak ada pabrik motor dan mobil, ya jadinya tidak ada masalah gaji karyawan yang ini dan itu, kecelakaan, tilang kendaraan yang jadi polemik ini dan itu, pencurian kendaraan, keegoisan atau kesombongan dari penggunaan kendaraan, Lahan parkir kendaraan, kemacetan yang ini dan itu dan masih banyak lagi," kata Kasino.
"Memang ia sih kemudahan ini dan itu, tapi masalahnya berlarut-larut seperti itu. Ya lebih baik tidak berkembang saja!" kata Indro.
"Kalau tidak berkembang, ya pengangguran lagi. Masalah yang paling sulit di atasi karena banyaknya manusia lahir di muka bumi ini yang harus hidup dengan bekerja ini dan itu," kata Kasino.
"Pengangguran lagi. Semua karena manusia terus mengembangkan ini dan itu demi hidup. Zaman dulu di abaikan saja, ya di geletakkan saja. Contohnya : batu saja. Sekarang, setelah batu di buat jadi patung ini dan itu, ya di sembah dan jual oleh manusia demi memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Indro.
"Ya kenyataannya seperti itulah kenyataannya. Dulu di abaikan sekarang, ya di manfaatkan dengan baik," kata Kasino.
"Dunia ini mau kemana arahnya?!" kata Indro.
"Mana aku tahukah!" kata Indro.
"Jadi tidak jelas banget. Hanya mengikuti perkembangan yang ada. Contohnya : agama Islam yang berkembang pesat dengan ini dan itu, ya di ikuti manusia. Begitu juga dengan agama lainnya," kata Indro.
"Kan menguntungkan untuk hidup kalau mengikuti perkembangan ini dan itu. Kaya pedagang. Yang di sukai manusia dan populer, ya itulah yang di jual pedagang. Jadi untung-untung," kata Kasino.
"Siklus kehidupan cuma seperti itu saja," kata Indro.
"Ya kenyataan tetap kenyataan kan?!" kata Kasino.
"Iya. Aku lanjut main game aja deh!" kata Indro.
"Ya," kata Kasino.
Kasino melanjutkan baca bukunya. Indro main game di Hp-nya dengan asik. Sedangkan Dono, ya masih sibuk mengetik di leptopnya di kamarnya.
No comments:
Post a Comment