Hujan pun turun sangat deras. Bobo berlari dengan kencang menuju rumahnya, ya sampai sih. Bobo pun berganti pakaian gitu, di kamarnya. Teringat Bobo dengan Beny, ya membicarakan buat mainan yaitu ketapel gitu. Di luar rumah hujan masih deras. Dengan sabar Bobo bersabar menunggu hujan berhenti, sambil baca buku.
Hujan berhenti juga. Bobo mengambil gergaji dan segera ke halaman belakang untuk mencari batang pohon berbentuk 'Y'. Di cari-cari, ya depet gitu batang berbentuk 'Y', di pohon jambu. Segera batang pohon di potong oleh Bobo dengan gergaji.
"Aku berhasil mendapatkan batang yang bagus untuk buat ketapel," kata Bobo.
Bobo masuk rumah dan segera memotong karet ban bekas motor untuk karet ketapel. Dengan serius gitu memotong karet ban bekas motor, ya jadi dua dan panjang. Setelah itu baru di kaitkan dengan kayu yang berbentuk 'Y'.
"Aku berhasil membuat ketapel," kata Bobo.
Bobo mulai memainkan ketapel dengan pelurunya batu kerikil yang di arahkan di kaleng bekas minuman......di halaman belakang.
"Gelonteng," suara batu kerikil mengenai kaleng bekas susu.
"Aku berhasil menembak kaleng itu. Aku penembak jiku, kaya Usop.....temannya Lufy," kata Bobo.
Burung pun mencelok di pohon yang rindang gitu.
"Aku ingin menembak burung dengan ketapel yang aku buat," kata Bobo.
Bobo pun mengarahkan ketapelnya ke pohon yang ada burung gitu, walau hanya burung kutilang. Beberapa kali di lepaskan batu kerikil ke arah burung kutilang. Tapi tidak kena gitu....karena sasaran yang tembak Bobo, ya bergerak gitu.
"Gagal lagi," kata Bobo.
Bobo terus main ketapelnya. Ibu baru pulang dari rumah saudara dengan dedek bayi di gendong
Ibu. Seperti biasa Ibu memeriksa keadaan rumah. Terdengar suara gaduh di halaman belakang.
"Bobo!!!" panggilan Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo.
"Bobo lagi ngapain?" tanya Ibu.
"Bobo lagi main ketapel Ibu," kata Bobo yang jujur.
Ibu melihat keadaan di sekitarnya.
"Bobo kamu menembak burung yang main di pohon, ya...?" tanya Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo yang jujur.
"Bobo. Anak Ibu yang baik. Jangan main ketapel lagi dan sasaran yang kamu tembak itu makluk hidup. Kasihan Bobo," Ibu menasehatin Bobo.
"Iya, Ibu...Bobo tidak main ketapel lagi," kata Bobo yang menunduk.
"Sekarang lebih baik kamu belajar ke kamar sana!" perintah Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo.
Bobo pun masuk ke dalam rumah, ya langsung ke kamarnya dan menaruh ketapel di dalam laci meja belajar. Karena di suruh Ibu belajar, ya Bobo nurut aja apa kata Ibu. Bobo pun belajar dengan serius mempelajari pelajaran yang sudah ia pelajari agar lebih paham lagi. Ibu mengurus dedek bayi yang masih butuh banyak perhatian gitu. Waktu berjalan dengan semestinya. Hari berganti malam gitu. Ayah pulang. Ya Ibu sudah menyiapkan makan malam. Bobo sudah di meja makan untuk makan malam. Ayah berganti pakaian, baru deh makan malam bersama. Bobo senang makan malam bersama Ayah dan Ibu, ya beserta adik Bobo yang masih bayi.
CAMPUR ADUK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...
No comments:
Post a Comment