Budi duduk di ruang tengah sedang menonton Tv yang acara Film yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Cerita Filmnya bagus," kata Budi.
Budi terus menonton Tv dengan baik dengan acaranya Film yang bagus ceritanya gitu. Sampai Film berakhir di gantikan dengan acara lain gitu. Tv di matikan dengan remot sama Budi, ya pindah duduk dari ruang tengah ke depan rumahnya sambil mengambil gelas berisi kopi dan piring yang ada singkong rebus. Gelas dan piring di taruh di meja, ya Budi duduk dengan baik di depan rumah dan segera mengambil buku di bawah meja gitu.
Budi pilih-pilih cerpen yang ingin di baca. Terpilih salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Spider-Man menghentikan H-Bomber yang meledakkan gedung Carlyle. Keesokan harinya, Spider-Man menyelidiki beberapa kadal humanoid yang terlihat di Central Park dan melanjutkan pertempurannya melawan H-Bombers, menghentikan mereka meledakkan Pabrik Percetakan dan Kantor Regional Daily Bugle. Malam itu, saat Peter dan Mary Jane sedang mendiskusikan masalah mereka di Central Park, symbiote alien di dalam meteor jatuh di dekatnya dan menempel di sepatu Peter. Setelah membawa pulang Mary Jane, Peter di serang oleh Harry, yang menjadi "Goblin Baru" untuk membalas kematian ayahnya. Peter mengalahkan Harry, menjatuhkannya dalam prosesnya, dan membawanya ke rumah sakit untuk pulih. Dia kemudian kembali ke rumah, di mana dia diselimuti oleh symbiote, menciptakan setelan Spider-Man hitam yang menyempurnakannya kekuatan dan meningkatkan agresivitasnya.Di tempat lain, seorang narapidana yang melarikan diri bernama Flint Marko menjadi Sandman setelah secara tidak sengaja jatuh ke akselerator partikel eksperimental yang menggabungkan tubuhnya dengan pasir di sekitarnya.
Keesokan harinya, H-Bombers menyerang Daily Bugle dan menculik J. Jonah Jameson, tetapi Spider-Man berhasil menyelamatkan yang terakhir. Dia kemudian melawan dan mengalahkan pemimpin Bombers, yang ternyata adalah pengusaha Luke Carlyle, yang beralih ke kejahatan setelah sebuah cerita yang diterbitkan oleh Jameson menghancurkan perusahaannya. Belakangan, Peter menyelidiki hilangnya guru sainsnya, Dr. Curt Connors, dan menemukan bahwa dia telah melakukan eksperimen pada dirinya sendiri dengan serum DNA kadal, salah satunya mengubahnya menjadi Kadal. Mengejar Kadal melalui selokan, Spider-Man menemukan bahwa dia telah mengubah banyak orang lain menjadi makhluk seperti dirinya, berniat agar mereka menyerang New York. Meskipun Spider-Man berhasil menggagalkan rencananya, Lizard kabur lebih jauh ke selokan. Saat Spider-Man menemukannya lagi, Kadal melawan Kraven si Pemburu, yang telah mencoba memburunya. Spider-Man campur tangan dalam konfrontasi dan mengalahkan Kraven, sebelum mengalahkan Lizard dan mengembalikan Connors ke wujud manusianya. Saat Spider-Man menyembuhkan korban yang tersisa yang diubah menjadi kadal humanoid, Connors membantu Spider-Man menyelidiki potensi berbahaya symbiote setelah sembuh total dari rumah sakit.
Setelah tugas dari Jameson memimpin Spider-Man untuk bertemu vampir, dia mengalahkan makhluk itu dan membawanya ke Connors, yang mengakui vampir itu sebagai ahli biokimia terkenal Dr. Michael Morbius. Dengan Morbius mengklaim bahwa istrinya Shriek bertanggung jawab atas perubahannya, Spider-Man melacaknya dan mengalahkannya, tetapi dia kabur. Setelah melawan geng Shriek, Suku Sampah, Spider-Man menemukan keberadaannya dan membawa Morbius kepadanya sehingga dia bisa menyembuhkannya. Namun, dia malah membuat Morbius melawan Spider-Man, yang mengalahkannya. Shriek kemudian mencoba melawan Spider-Man sendiri, tetapi dia mampu melawan kekuatannya menggunakan symbiote. Dikalahkan, Shriek menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan Morbius sebelum jatuh koma. Spider-Man meninggalkan Shriek yang tidak sadarkan diri dalam perawatan Morbius dan Connors dan pergi.
Belakangan, Peter mengetahui bahwa Eddie Brock telah menyamar sebagai Spider-Man berjas hitam sehingga dia dapat 'mengekspos' Spider-Man sebagai penjahat dan mendapatkan promosi. Setelah mempermalukan Brock sebagai Spider-Man, Peter mengungkap skema tersebut dan mendapatkan promosi menggantikannya, ya menyebabkan Brock bersumpah akan membalas dendam terhadap Spider-Man dan Peter. Ketika publik menjadi sangat waspada tentang betapa mematikannya Spider-Man secara progresif ketika mengenakan setelan symbiote dalam karir memerangi kejahatannya, Spider-Man awalnya berencana untuk mundur dari penggunaan setelan yang berkepanjangan sebelum melihat Marko merampok sebuah van lapis baja dan mengejarnya. ke kereta bawah tanah, tempat mereka bertarung. Sayangnya, Marko terlalu kuat untuk dikalahkan, memaksa Spider-Man untuk mengenakan setelan symbiote, lalu akhirnya menyerah pada niat kekerasannya dan tidak dapat melepaskannya. Menemukan bahwa air adalah Marko' Kelemahannya, Spider-Man membuka pipa, melepaskan air yang membuat Marko menjadi lumpur dan menghanyutkannya. Malamnya, pengaruh symbiote suit pada Peter membuat Mary Jane takut akan hal itu selama kencan mereka dan saat dia memerangi kejahatan melawan sekelompok perampok di depannya. Hal ini membuat Peter sadar untuk mempelajari kembali pengaruh negatif setelan symbiote pada perilakunya, dan pergi ke gereja terdekat untuk menghapusnya. Dia berhasil berkat getaran sonik lonceng gereja, yang melemahkan symbiote, tetapi makhluk itu kemudian terikat dengan Brock, yang mengikuti Spider-Man ke gereja. Sebagai pengaruh symbiote suit pada Peter membuat Mary Jane takut selama kencan mereka dan saat dia melawan kejahatan melawan sekelompok perampok di depannya. Hal ini membuat Peter sadar untuk mempelajari kembali pengaruh negatif setelan symbiote pada perilakunya, dan pergi ke gereja terdekat untuk menghapusnya. Dia berhasil berkat getaran sonik lonceng gereja, yang melemahkan symbiote, tetapi makhluk itu kemudian terikat dengan Brock, yang mengikuti Spider-Man ke gereja.
Sebagai pengaruh symbiote suit pada Peter membuat Mary Jane takut selama kencan mereka dan saat dia melawan kejahatan melawan sekelompok perampok di depannya. Hal ini membuat Peter sadar untuk mempelajari kembali pengaruh negatif setelan symbiote pada perilakunya, dan pergi ke gereja terdekat untuk menghapusnya. Dia berhasil berkat getaran sonik lonceng gereja, yang melemahkan symbiote, tetapi makhluk itu kemudian terikat dengan Brock, yang mengikuti Spider-Man ke gereja. Sebagai Venom, Brock, setelah menyimpulkan bahwa Peter adalah Spider-Man, menemukan Marko yang masih hidup dan memerasnya untuk membantunya membunuh Spider-Man, mengancam akan membunuh putrinya. Pasangan itu menculik Mary Jane untuk memancing Spider-Man, sementara Harry yang sudah pulih datang membantu teman-temannya. Harry menyelamatkan putri Mary Jane dan Marko dan membantu Spider-Man mengalahkan Marko sebelum Venom membunuhnya. Spider-Man akhirnya mengalahkan Venom setelah menggunakan getaran sonik untuk melemahkannya, tetapi Brock mungkin mati setelah symbiote meninggalkan tubuhnya.
Setelah itu, Spider-Man berdamai dengan Mary Jane, sedangkan Marko dipertemukan kembali dengan putrinya. Dia meminta maaf kepada Spider-Man dan pergi dengan damai. Permainan berakhir dengan Spider-Man melanjutkan pertempuran tanpa henti melawan kejahatan, sambil menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghormati dan mengingat orang yang dia cintai adalah dengan tidak pernah menyerah menjadi Spider-Man.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik dekat Budi.
"Hidup di negeri ini. Mayoritas agama yang di yakini....agama Islam, ya kan Eko?" kata Budi.
"Memang realitanya begitu," kata Eko.
"Jadi jika keadaan hidup ini di balik keadaan, ya berdasarkan keinginan orang-orang yang beragama minoritas gitu. Gimana Eko?" kata Budi.
"Di balik keadaan. Andai-andai, ya Budi?" kata Eko.
"Iya andai-andai!" kata Budi.
"Agama minoritas mana yang ingin keadaan di balik, ya jadi mayoritas?" kata Eko.
"Agama....Kristen. Sebenarnya agama lain, ya menginginkan dari minoritas jadi mayoritas gitu," kata Budi.
"Kristen. Kalau di lihat dari gelagat dari orang-orang yang muncul di acara Tv, ya dari artis sampai orang yang biasa-biasa gitu. Ya memang sih berharap jadi mayoritas dari pada minoritas di negeri ini," kata Eko.
"Kenyataan kehidupan sehari-hari, ya inginnya jadi mayoritas dari pada minoritas. Ya seperti negara lain, ya mayoritas agama Kristen. Mungkin ada tujuan ini dan itu sih," kata Budi.
"Hidup ini pilihan manusia memeluk agama yang di yakin. Keadaan minoritas atau mayoritas tergantung dari manusia yang percaya dengan agama yang di yakini dan mengikuti aturan-aturan yang ada pada agama yang di yakini dengan baik. Tapi tetap saja hidup ini, ya antara baik dan buruk. Manusia yang kelakuan buruk yang merugikan orang lain ini, ya jadi di perhitungkan dengan baik. Hukum yang jadi perhitungkan dengan tepat untuk menghukum manusia yang berkelakuan buruk," kata Eko.
"Yang di perhitungkan dengan baik. Hukum. Ya memang hidup ini, ya antara baik dan buruk. Selama manusia yang menyakini agama Kristen berjalan di jalan baik, ya tidak ada masalah kalau lingkungan jadi mayoritas. Kalau ada dari orang beragama Kristen, ya ceritanya kelakuannya yang buruk, ya berarti di tindak lanjutin dengan hukum saja. Di negeri ini atau negeri lain, ya hukum memang mengatur manusia dengan baik," kata Budi.
"Kedudukan jadi sama kalau urusan dengan hukum," kata Eko.
"Memang kedudukan jadi sama kalau urusan hukum," kata Budi.
"Emmnm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Hidup ini, ya tetap seperti biasanya. Agama yang benar," kata Eko.
"Agama yang benar. Ya setiap manusia yang menyakini ajaran agama yang di yakini, ya menyatakan agama yang di yakini benar," kata Budi.
"Benar untuk diri, keluarga dan kelompok atau kaumnya yang menyakini ajaran agama. Untuk manusia lain, ya agamanya beda, ya mungkin pemikirannya, ya ada pertanyaan. Benar atau tidak?" kata Eko.
"Benar atau tidak? Pertanyaanya. Jadi manusia beda agama. Benar menurut aku. Tidak benar menurut dia," kata Budi.
"Jadi ada perselisihan. Benar kata orang-orang tua yang membangun negeri ini. Saling menghormati satu agama dengan lain. Toleransi," kata Eko.
"Untuk menyelesaikan perselisihan ini dan itu. Ujung-ujungnya Toleransi," kata Budi.
"Hidup di negeri ini, ya konsep di Toleransi. Di negara lain, ya kemungkinan juga Toleransi," kata Eko.
"Mungkin terjadi di negara lain, ya melaksanakan Toleransi. Demi kebaikan bersama," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main kartu remi saja!" kata Budi.
"Ya oke main kartu remi saja!" kata Eko.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya di kocok dengan baik kartu remi dan di bagikan dengan baik kartu remi. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik, ya permainan yang di mainkan cagkulan gitu.
"Ngomongi acara Tv, ya acara bagus-bagus kan Eko?" kata Budi.
"Acara Tv. Bagus. Ya buatan orang-orang pinter di bidangnya dengan tujuan menggerakkan roda ekonomi dengan baik," kata Eko.
"Roda ekonomi berjalan dengan baik demi kebaikan bersama," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi main terus main kartu remi dengan baik banget gitu.
"Hidup ini. Tetap terlihat dengan baik, ya kesenjangan sosial. Antara kaya dan miskin dari rumah, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya hidup di kota ini. Terlihat banget kesenjangan sosial. Antara kaya dan miskin dari rumahnya," kata Eko.
"Kaya, ya rumah besar, ya terus membangun rumahnya. Miskin, ya rumahnya di sebut gubuk derita dan juga di terima dengan baik keadaan sama orang miskin," kata Budi.
"Segala hal harta di dunia untuk urusan dunia saja. Kalau mati tidak di bawa mati. Harta hanya tinggal kenangan saja dan di turunkan untuk generasi. Bagi memahami ilmu, ya tidak buta dengan harta. Bagi tidak paham ilmu, ya buta dengan harta," kata Eko.
Permainan cagkulan di mainkan dengan baik keduanya sampai yang menang adalah Eko. Budi mengocok kartu remi dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Kedua main kartu remi dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment