Budi duduk dengan baik, ya sebelah Eko. Ya Eko berhenti baca koran dan koran di taruh di meja lah.
"Eko. Aku bertemu dengan Andi di jalan," kata Budi.
"Apa kabarnya dengan Andi?" kata Eko.
"Andi, ya kabarnya baik-baik saja," kata Budi.
"Andi nyaman tinggal di lingkungan baru di daerah kemiling, ya perumahan gitu. Yang lama kan di jalan samratulangi, gang pisang, kelurahan gedong air," kata Eko.
"Nyaman di lingkungan baru," kata Budi.
"Syukurlah kalau nyaman," kata Eko.
"Andi pun cerita daerah kemiling, ya kisah masa lalu sih," kata Budi.
"Cerita masa lalu," kata Eko.
"Pencurian dan juga penipuan. Kriminalitas. Ya pencurian yang di lalukan remaja," kata Budi.
"Remaja...mencuri. Orang tuanya tidak tahu tingkah anaknya yang kerjaan bergaul sana-sini, ya jadi mencuri, ya mengambil barang yang bukan haknya," kata Eko.
"Memang sih terkadang orang tua tidak tahu kelakuan anaknya, ya melakukan tindakan kriminalitas," kata Budi.
"Terus ceritanya!" kata Eko.
"Ya ceritanya. Ya pencurian, ya tidak tertangkap lah sampai sekarang," kata Budi.
"Di Lampung ini. Banyak cerita pencurian dan penipuan dari masa lampau, ya tidak tertangkap. Ya pinternya pencurinya dari pada polisi dan sapam," kata Eko.
"Karena pencurian banyak. Ya jadinya kan di rekrut polisi dan sapam untuk menanggulangi masalah. Polisi dan sapam, ya dapet kerjaan, ya di gaji. Sedangkan pencuri, ya tetap mencuri dengan kerjaan bodohnya itu, ya membuat kekacauan sana sini. Dan akhirnya, ya mendapatkan kerja yang baik polisi dan sapam. Ya jadinya pencuri itu bodoh memberikan kerjaan pada polisi dan sapam untuk menanggulangi masalah pencurian ini dan itu. Kan orang yang jadi pencuri itu kebanyakan orang miskin dan juga pengangguran. Sedang penipu, ya orang miskin yang mencari kelengahan orang dalam urusan ini dan itu," kata Budi.
"Kadang yang jadi pencuri itu, ya anak orang kaya," kata Eko.
"Penipuan juga, ya ada anak orang kaya menjalankan kerjaan itu," kata Budi.
"Keadaan dan juga pergaulan," kata Eko.
"Semua itu cerita masa lalu kerjaan orang yang pernah merugikan orang lain dengan kerjaannya pencuri dan penipuan," kata Budi.
"Kadang yang sakit itu. Orang miskin yang berusaha dengan baik, ya dengan dagang keliling sana sini, ya tempat jualannya pindah-pindah gitu. Uang pedagang itu di curi, ya sama pencuri. Sakit banget rasa ya, orang dagang itu dan juga keadaannya miskin lagi," kata Eko.
"Ya...namanya pencuri tidak punya akal baik, ya yang ada akal buruk saja," kata Budi.
"Sekarang ini, ya pernah jadi pencuri dan penipu, ya hidupnya pasti jadi baik, ya masa lalunya dan tidak pernah di tangkap. Mungkin sudah tobat jadi baik," kata Eko.
"Mungkin jadi baik. Kan ada cerita juga, ya susah jadi baik, ya dengan cara mencuri dan menipu....teman sendiri. Penyakitnya pencuri," kata Budi.
"Repot urusan dengan orang yang akalnya kriminal, ya sampai menganiaya orang dengan perkara ini dan itu. Itu pun tidak pernah di tangkap sama polisi orang yang begitu juga," kata Eko.
"Ya...begitu licinnya orang-orang yang akalnya kriminal," kata Budi.
"Karena banyak yang menutupi keburukan ini dan itu. Ya orang-orang yang akalnya jahat itu tidak tertangkap sama polisi," kata Eko.
"Kalau daerah lain, ya kota, ya Provinsi lain gitu?!" kata Budi.
"Mungkin banyak kriminalitas yang tidak tertangkap sama pihak-pihak berwajib," kata Eko.
"Ya kalau begitu sudah ah ngobrolin tentang orang-orang yang kelakuannya di masa lalu, ya akalnya buruk...akal kriminal. Kalau sekarang terjadi kriminalitas ini dan itu, ya ada yang menangani dengan baik. Sekedar obrolan lulusan SMA," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Main catur!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment