"Kehidupan ini terus berjalan sesuai rencana," kata Dono.
Roh muncul di sebelah kanan Dono dan berkata "Seperti biasa hidup ini. Kamu titik. Manusia lain terus menjalankan kehidupan untuk menggapai mimpi dan harapan sesuai rencana jadi kenyataan."
"Iya. Aku titik berhenti tidak mengejar mimpi dan harapan itu jadi kenyataan. Manusia lain tetap dengan rencananya masing-masing untuk menggapai semua mimpi dan harapan jadi kenyataan. Sudah di dapatkan masih kurang dan kurang. Kaya pejabat. Sudah jadi pejabat, ya ingin terus menjadi pejabat," kata Dono.
"Sehebat-hebatnya manusia merencanakan segala hal di dunia ini jadi kenyataan apa yang di bangun di muka bumi ini. Manusia tidak akan bisa keluar dari tangannya Tuhan," kata Roh.
"Manusia itu titik kehidupan yang berjalan di muka bumi ini bersama makluk yang lain untuk mengisi dunia ini. Tuhan terus mengawasi setiap ciptaan-Nya di muka bumi ini," kata Dono.
Dono pun membaca bukunya dengan baik. Kasino dan Indro duduk di ruang tengah untuk nonton Tv. Di pilihlah acara yang bagus.
"Hidup cuma gini-gini aja!" kata Indro.
"Cuma gini-gini aja tidak lebih. Hidup sederhana," kata Dono.
"Di luar sana banyak manusia yang masih berusaha lebih keras lagi untuk menggapai semuanya jadi kenyataan," kata Indro.
"Aku telah sadar dengan hidup ini. Cukup untuk makan dan minum, ya perut ku kenyang dan tidak lapar lagi. Jadi aku tidak ngoyo mengumpulkan kekayaan dunia ini yang semu belaka," kata Kasino.
"Semuanya memang semu. Kala manusia mati, ya benda yang di usahakan di tinggalkan....jadi sejarah kehidupan," kata Indro.
"Kenyataan hidup seperti itu," kata Kasino.
"Harta di warisan ke keturunan. Hidup terus berlanjut mengikuti alur kehidupan manusia yang menciptakan benda-benda ini dan itu untuk di jual mencari keuntungan hidup. Pada akhirnya benda yang rusak yang di ciptakan itu di buang jadi sampah. Siklus terus berjalan seperti itu terus menerus," kata Indro.
"Namanya hidup seperti itulah terus berlanjut. Bila mati, ya titik saja," kata Kasino.
"Hidup ini awalnya mudah, jadi repot banget. Ya contohnya : sampah saja. Dengan alasan kotor, bau, membuat saluran air mampetlah dan sebagainya. Jadi sampah harus di benahi, ya di buang di tempat pembuangan sampah. Ya segala hal jadi benar-benar repot banget," kata Indro.
"Udara meniup tanah dan terangkatlah debu dan terbanglah debu ke lantai rumah orang kaya. Orang kaya berkata "Kotoran debu ini, penyakit ini", Maka orang kaya tersebut membersihkan debu tersebut dengan baik dan di buang ke tempat pembuangan sampah. Keesokan harinya di jalanan seperti itu, sampai mati tuh orang. Baru lah berhenti semuanya. Tapi generasi selanjutnya, ya mengikuti warisan tersebut. Jadi di ulang-ulang. Sadar pun tidak, apa yang di lakukan?!" kata Kasino.
"Kebanyakan tidak sadar. Bahwa semuanya di ulang-ulang. Maka itu lebih baik hidup di masa lalu yang sepi dan jauh dari perkembangan peradaban ini dan itu. Tidak ngoyo dengan hidup ini. Sederhana itu lebih baik," kata Indro.
"Sederhana itu lebih baik. Titik!" kata Kasino.
"Titik!" kata Indro.
Indro dan Kasino fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Dono di ruang tamu masih terus baca buku. Keadaan di luar rumah, ya warga masyarakat sekitar masih sibuk dengan urusan masing-masing demi hidup terus berlanjut.
"Film horor pocong ini bagus ya Kasino?!" kata Indro.
"Iya. Pocong. Kain kafan itu mengingatkan manusia. Untuk sadar. Bahwa akhir kehidupan ini, ya mati," kata Kasino.
"Mati itu titik dari cerita manusia yang menjalankan hidup untuk mengisi dunia ini dengan berbagai banyak hal untuk menikmati hidup ini," kata Indro.
"Manusia tetap tidak bisa keluar dari kekuasaan Tuhan," kata Kasino.
"Kenyataannya seperti itu," kata Indro.
"Aku sadar, ya manusia lain belum tentu lah?!" kata Kasino.
"Aku sadar. Manusia yang lain, ya belum tentu sadar. Masih buta dengan seisi dunia ini yang pada akhirnya semua itu hanyalah kesemuan belaka," kata Indro.
Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono terus asik baca bukunya.
No comments:
Post a Comment