Di ruang tengah, ya Budi nonton Tv sambil menikmati makanan singkong rebus dan minuman kopi gitu. Acara Tv yang di tonton dengan baik, ya FTV tema cinta. Dengan santai Budi menonton sinetron tema cinta.
"Alur ceritanya bagus," kata Budi.
Budi terus nonton Tv dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Yaaaa cukup lama Budi nonton Tv, ya sampai acara sinetron tema cinta berakhir cerita, ya di ganti acara lain. Budi mematikan Tv, ya pake remot dan pindah duduk Budi dari ruang tengah ke depan rumah sambil membawa gelas berisi kopi dan juga piring yang ada singkong rebusnya.
Gelas dan piring, ya di taruh di meja sama Budi dan duduk dengan baik gitu. Di ambil buku di bawah meja, ya sama Budi dan buku di buka dengan baik, ya di baca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil minum kopi makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pembangun yang kaya dan berpengaruh Mr. Rakesh Malhotra telah membangun sebuah pabrik di tepi danau tempat polutan dan limbah beracun dilepaskan. Dia ingin membangun jembatan di atasnya untuk transportasi yang lebih cepat. Tetap saja, Dia tidak dapat melakukannya karena ada pohon suci di seberang danau di sebidang tanah milik Ny. Dhillon, seorang wanita Punjabi yang religius tetapi tak tertahankan yang tinggal bersama putranya Aman Dhillon dan saudara laki-lakinya, Rohit Dhillon. Aman adalah guru silat di sebuah sekolah dan naksir Kirti, sesama guru. Setelah Malhotra gagal mengintimidasi keluarga Dhillon untuk menjual tanah mereka, dia membawa Raka, seorang tentara bayaran, untuk menyelesaikan pekerjaannya. Raka tiba di pohon dengan gergaji mesin, tapi Aman hadir di sana dan mencoba menghentikannya. Raka memukuli Aman dengan buruk tetapi beberapa saat, sebelum dia mencoba memenggalnya dengan gergaji mesin, melihat petir menyambar pohon. Dampaknya membuat Raka pergi, dan dia mendarat di antara tong limbah beracun di luar pabrik Malhotra.
Keesokan paginya, Aman menemukan dirinya di tempat tidurnya hidup-hidup tanpa tanda-tanda cedera dan menganggap semua yang terjadi hanyalah mimpi. Dia juga memperhatikan sebuah khanda yang muncul di punggungnya, simbol yang sama yang diukir di pohon dan telah dicantumkan padanya selama penyerangan. Belakangan pada hari itu, dia dan saudaranya memperhatikan beberapa hal yang tidak biasa terjadi padanya, seperti peningkatan kelincahan dan kemampuan untuk menyerap informasi dengan menyentuh benda. Setelah melarikan diri dari penyergapan menggunakan kecepatan super, Rohit dan ibunya memastikan bahwa Aman entah bagaimana mendapatkan kekuatan super. Dia segera menyatakan dia sebagai pahlawan super. Setelah membuatkannya kostum dan menunjukkan kepadanya beberapa film superhero sebagai inspirasi, ibu Aman menceritakan kisah ayahnya, Sardar Kartar Singh Dhillon, seorang Sikh yang pergi ke Shaolin untuk belajar seni bela diri dan diberi nama "Flying Jatt". Dia meminta Aman untuk mengambil warisan ayahnya dan mempertahankan Flying Jatt sebagai nama pahlawan supernya yang dia setujui. Meskipun eksploitasi pahlawan supernya dimulai dengan awal yang sulit, Flying Jatt segera dikenali saat dia menyelamatkan sandera dari serangan teroris di bandara. Saat dia semakin sukses menjadi pahlawan, Aman melamar Kirti dan mengungkapkan identitas rahasianya kepadanya.
Raka ditemukan hidup tetapi sekarang lebih kuat dan lebih berbahaya dari sebelumnya setelah terpapar polutan di pabrik, paparan lebih lanjut terus membuatnya semakin kuat. Aman terus melawannya beberapa kali, mengalahkan Raka setiap kali sebelum akhirnya terluka parah dalam pertarungan brutal. Untuk menyelamatkannya dari rasa sakit lebih lanjut, saudaranya Rohit menggantikannya sebagai Flying Jatt dan dipukuli secara brutal oleh Raka dan mati. Setelah itu, Aman sangat marah atas kematian saudaranya dan membunuh Raka, dan menjadi seorang Sikh Sardar.
***
Budi cukup lama membaca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Cinta pertama," kata Budi.
"Ada apa dengan kata-kata itu?" kata Eko.
"Ada sebuah pendapat. Cinta pertama seorang cewek, ya Ayahnya. Ya Ayah menjaga dan membimbing dengan baik, ya penuh dengan cinta dari bayi sampai dewasa, ya jadi cewek yang cantik seperti Ibunya. Baru cinta ke dua itu, ya cowok yang mencintai cewek itu," kata Budi.
"Ya pendapat itu bagus sih. Aku setuju dengan pendapat itu," kata Eko.
"Keadaan cewek itu bahagia banget, ya kan Eko?" kata Budi.
"Bisa di bilang begitu sih bahagia sih," kata Eko.
"Gimana kalau keadaan cewek yang terlahir dari bayi sampai dewasa, ya Ayahnya tidak ada, ya karena alasannya meninggal dunia. Ya cewek itu, ya tidak mendapatkan cinta pertama dari Ayahnya. Cinta pertama, ya dari cowok yang mencintainya," kata Budi.
"Menerima dengan baik keadaan, ya cewek itu, ya tidak memiliki Ayah dari bayi sampai dewasa. Ya memang cowok yang menyukai cewek itu, ya cinta pertama cewek itu," kata Eko.
"Hidup ini. Sudah suratan Takdir dari Tuhan Pencipta Alam Semesta," kata Budi.
"Tuhan," kata Eko.
"Urusan cinta pasti ada ujiannya untuk menunjukkan setia apa tidak?" kata Budi.
"Ujian dan ujian. Hidup ini. Yang kuat tegar dalam ujian. Ya tetap yang dinginkan semua manusia yang berpikir dengan baik, ya tentang hubungan kisah cinta. Ya setia gitu," kata Eko.
"Ingin bahagia dengan orang di cintai dengan baik," kat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Urusan cinta antara cowok dan cewek yang menjalankan hidup ini, ya tidak ada masalah sih. Jika penolakan dari pihak orang tua, ya tidak setuju hubungan cinta. Dengan alasan ini dan itu. Ternyata benar-benar susah untuk melupakan cinta, ya kan Eko?" kata Budi.
"Dia yang di cintai dengan baik. Di pisahkan karena keadaan. Memang cinta susah untuk di lupakan. Kenangan manis bersama," kata Eko.
"Atas nama cinta. Benar-benar cinta, ya susah untuk di lupakan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"Ya. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Ngomongi tentang acara Tv tentang olahraga sepak bola. Pujiannya tetap 'bagus' karena di nilai dari usaha yang di jalanin dengan baik, ya kan Eko?" kata Budi.
"Sebaik-baiknya menilai itu, ya dari nilai usaha yang di jalanin dengan baik. Kerja keras. Ya pujiannya 'bagus'...," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment