Hari minggu yang cerah banget. Bobo membuat sebuah kincir dari kertas dan gagangnya dari bambu, ya jadi sih dengan penuh keseriusan dan kesabaran membuat kincir.
"Aku berhasil membuat mainan kincir," kata Bobo yang senang.
Bobo langsung memasang kincir di sepedahnya, ya di ikat kuat agat tidak jatuh.
"Ibu, Bobo main sepedah," kata Bobo dengan keras.
"Iya, hati-hati ya....nak mainnya!" kata Ibu.
Bobo mulai menggoes sepedahnya dengan pelan dan akhirnya kencang gitu, sepedah melaju dengan sangat cepat sekali. Kincir di pasang di sepedah pun berputar dengan sangat cepat sekali.
"Aku suka, kincir yang aku buat berputar dengan baik," kata Bobo yang senang.
Bobo pun sampai di lapangan, ya sepedah di rem....seketika sepedah berhenti.
"Heru, Andi!" panggilan Bobo.
"Bobo," kata Heru dan Andi bersamaan.
Heru dan Andi yang mendekati Bobo, ya lagi naik sepedah sih keadaan Heru dan Andi.
"Sepedah mu kamu pasang kincir, ya Bobo?" kata Heru.
"Bagus...kan, aku buat sendiri....kincirnya," kata Bobo.
"Bagus....Bobo," pujian Heru.
"Iya...bagus," pujian tambahan Andi.
"Oh...iya, jadi gak balap sepedahnya. Kaya acara lomba balap motor...gitu yang di tayangkan di Tv," kata Bobo.
"Jadi. Lokasi untuk kita berlomba di lapangan," kata Heru.
"Berapa putaran dalam perlombaan ini, mengelilingi lapangan?" tanya Andi.
"Tiga ....aja," kata Heru.
"Setuju...tiga," kata Bobo.
"Ok, tiga," kata Andi.
Bobo dan teman-teman bersiap di lapangan gitu, untuk perlombaan balap sepedah. Wati pun lewat daerah situ, ya di panggil Bobo untuk jadi wasit yang menentukan mulainya perlombaan balap sepedah dan juga menentukan siapa pemenang dalam sepedah sekaligus sepoter. Wati menerima permintaan Bobo, Heru dan Andi.
"3..., 2.....1," kata Wati.
Bobo, Heru dan Andi mulai mengayuh sepedahnya dengan sangat cepat mengelilingi lapangan. Andi berada di depan yang ke dua Heru dan yang terakhir Bobo. Balapan menjadi seru banget karena ketiganya yang bertanding tidak mau mengalah. Putaran ke dua, kedudukan pun berubah. Heru pertama, Andi ke dua dan terakhir adalah Bobo.
Wati terus menyemangati teman-temannya yang sedang balapan. Putaran ketiga dan terakhir. Posisi pun berubah. Bobo pertama, Andi ke dua dan terakhir Heru. Sampai di garis penentuan. Posisi tidak berubah, ya Wati menyaksikan siapa juara satu, dua dan tiga.
"Ha.....capek," kata Bobo.
"Iya capek. Bobo kamu yang menang," kata Heru.
"Ha....ha...ha. Bener-bener melelahkan. Yang menang kamu Bobo," kata Andi.
"Iya....aku menang. Ha..ha..ha," kata Bobo mengatur nafasnya.
"Balap sepedahnya udah selesai. Jadi aku pulang dulu. Ibu sudah menunggu di rumah," kata Wati.
"Iya, terima kasih Wati," kata Bobo.
"Terima kasih Wati," kata Heru dan Andi bersamaan.
"Iya," jawab Wati.
Wati pun meninggalkan teman-temannya di lapangan, ya berjalan menuju rumahnya.
"Hari sudah sore. Kita akhiri saja balap sepedahnya," kata Heru.
"Iya," kata Andi.
"Iya," kata Bobo.
Ya....Bobo, Heru dan Andi meninggalkan lapangan gitu mengayuh sepedah mereka ke rumah masing-masing. Bobo hampir sampai rumahnya. Ya melihat adek laki-laki yang menyukai kincir yang di pasang di sepedah Bobo. Ya....Bobo memberikan kincir tersebut.
"Terima kasih Kak....," kata adek laki-laki.
"Iya," kata Bobo.
Bobo pun segera ke rumahnya, ya sampai gitu dan menaruh sepedah di tempat biasanya Bobo menaruh sepedahnya, ya di garasi dan juga hari menjelang magrib.
"Aku pulang," kata Bobo di dalam rumah.
Ibu mendekati Bobo.
"Anak.....Ibu bau kecut, mandi sana!" kata Ibu.
"Iya, Ibu. Abis main sepedah dan juga balapan sepedah dengan teman-teman," kata Bobo.
"Bobo, pake sabun dan sampo yang baru Ibu beli, agar menghilangkan bau kecut kamu!" kata Ibu.
"Iya, Ibu," kata Ibu.
Bobo pun ke kamar mandi untuk mandi. Ayah pun baru pulang dari main futsal bersama teman-teman kantornya, ya bertemu Ibu di ruang tengah yang masih ngurus dedek bayi.
"Ayah....segera mandi....ya. Abis olah raga futsal.....bau kecut tuh!" kata Ibu.
"Iya...Iya," saut Ayah.
Ayah langsung mandi, ya setelah Bobo selesai mandi. Baru deh semuanya duduk di meja makan dan makan malam sudah di siapkan Ibu.
"Ayah dan anak sudah harum. Ibu suka," kata Ibu.
"Iya," kata Ayah dan Bobo bersamaan.
Ayah, Ibu dan Bobo menikmati makan malam. Eee ketinggalan dedek bayi yang di beri Ibu minum susu pake botol.
CAMPUR ADUK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...
No comments:
Post a Comment