Setelah mencium tanda Bunda dan mengucap salam, Ra berlari keluar rumah. Teman-temannya sudah menunggu di halaman depan, ada Fathia, Tary, dan Rita. Mereka akan pergi ke sekolah bersama-sama. Ra dan teman-temannya melambaikan tangan pada Bunda yang melepas kepergian mereka dengan senyum di depan pintu.
Belum jauh melangkah, anak-anak itu melihat seorang lelaki tua sedang mengaduk-aduk bak sampah.Setiap hari, Ra melihat orang itu mengambil sampah lalu menaruhnya di gerobak dorong tanpa merasa jijik. Sampah-sampah itu bau dan busuk. Ada kulit pisang, sayuran busuk, kertas pembungkus, botol pecah, dan lain-lain. Setiap hari Ra menutup hidung jika bertemu Pak Tua itu.
"lh, bau sekali!'' kata Ra.
"Aku jadi ingin muntah.....," bisik Rita.
"Eh, bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga?" bela Tary.
"Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu supaya baunya tidak menyengat," kata Fathia.
"Iya. Kita lari saja yuk begitu lewat gerobak sampahnya! Supaya tidak kena baunya," usul Ra.
"Yuk!" Keempat gadis itu berlari sambil tertawa-tawa.
***
"Bunda, sampah di depan rumah bau sekali," ujar Ra seraya menghampiri Bunda yang sedang menggoreng nasi untuk sarapan. Ra masih menggenggam sapu. Karena hari ini hari Minggu, dia membantu Bunda menyapu lantai.
"Iya, sudah beberapa hari sampah tidak diambil. Pak Soleh sedang sakit. Nanti Ra antar Bunda menjenguk beliau ya?" kata Bunda. Ra sebenarnya tidak mengerti apa yang dikatakan Bunda. Tapi melihat Bunda sedang repot, Ra tidak bertanya lagi dan melanjutkan pekerjaannya.
Karya: Kanianingsih.
Belum jauh melangkah, anak-anak itu melihat seorang lelaki tua sedang mengaduk-aduk bak sampah.Setiap hari, Ra melihat orang itu mengambil sampah lalu menaruhnya di gerobak dorong tanpa merasa jijik. Sampah-sampah itu bau dan busuk. Ada kulit pisang, sayuran busuk, kertas pembungkus, botol pecah, dan lain-lain. Setiap hari Ra menutup hidung jika bertemu Pak Tua itu.
"lh, bau sekali!'' kata Ra.
"Aku jadi ingin muntah.....," bisik Rita.
"Eh, bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga?" bela Tary.
"Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu supaya baunya tidak menyengat," kata Fathia.
"Iya. Kita lari saja yuk begitu lewat gerobak sampahnya! Supaya tidak kena baunya," usul Ra.
"Yuk!" Keempat gadis itu berlari sambil tertawa-tawa.
***
"Bunda, sampah di depan rumah bau sekali," ujar Ra seraya menghampiri Bunda yang sedang menggoreng nasi untuk sarapan. Ra masih menggenggam sapu. Karena hari ini hari Minggu, dia membantu Bunda menyapu lantai.
"Iya, sudah beberapa hari sampah tidak diambil. Pak Soleh sedang sakit. Nanti Ra antar Bunda menjenguk beliau ya?" kata Bunda. Ra sebenarnya tidak mengerti apa yang dikatakan Bunda. Tapi melihat Bunda sedang repot, Ra tidak bertanya lagi dan melanjutkan pekerjaannya.
Karya: Kanianingsih.
No comments:
Post a Comment