Malam hari yang dingin. Dono baru keluar dari mesjid. Beberapa langkah menuju gapura. Dono melihat sesuatu benda kuning yang melambai-lambai di tiup udara.
"Ada orang yang meninggal di sekitar sini. Bendera kuning yang pasang di gapura tanda adanya kematian," celoteh Dono.
Dono jojong jalan dan mengabaikan bendera kuning. Sampai di rumah. Ternyata Indro dan Kasino lagi nunggu Dono.
"Lama..amat sih Dono?" tanya Indro.
"Saya baru selesai mengaji," jawab Dono.
"Oh...baru selesai ngaji toh," kata Indro.
Dono langsung membuka pintu dengan kunci yang di bawanya. Dono masuk rumah dan langsung duduk di ruang tamu begitu juga dengan Indro dan Kasino.
"Dono main ...catur yok," ajakan Indro.
"Main catur....ayo," saut Dono.
"Dono makan gorengannya!" kata Kasino.
"Iya," jawab Dono sambil mengambil gorengan tempe.
Indro pun menyiapkan papan caturnya dan langsung menyusun pion catur. Dono pun ikutan menyusun pion catur. Kasino pun bergerak dari tempat duduknya malah menyetel Tv di ruang tengah.
"Dono kali ini kamu pion hitam...ya," kata Indro.
"Iya." saut Dono.
Indro mulai menjalankan pion putih. Dono pun mulai membalaskan dengan memajukan pion hitam. Kasino mulai jenuh menonton acara Tv dan segera mematikannya. Lalu Kasino mengambil gitar yang tergeletak dan di bawa ke ruang tamu. Duduklah Kasino di samping Dono sambil memainkan gitarnya.
Kasino mulai mengetes vokal suaranya dengan baik. Akhirnya di mulai lagu yang akan di senandungkan Kasino.
"...Dik....aku pin....ta
Kau akan....selalu setia
Dik.... aku mo..hon
Kalau slalu..menemani
Saat ku....tengah....terluka
Kala ku....tengah....gundah."
"Kasino.....kamu nyanyikan lagunya Band Wali?" tanya Dono.
"Yo....i. Kenapa?" saut Kasino.
"Gak..apa-apa sih...cuma.....," kata Dono.
"Cuma aneh...saja. Lagi mikirin orang yang di kasihi. Ah..itu sih biasa. Punya pacar gak pacar ......jojong aja.......menyanyikan lagu yang syair merindukan. Alias perasa gitu. Biasa laki-laki melankolis," kata Indro.
"Oh..begitu..toh. Terus...Kasino nyanyinya!" kata Dono.
"Ok...beres," saut Kasino.
"Sippp..lah. Main catur....gak boring-boring amat. Dengerin suara merdu dari sahabat baik...Kasino..yang terhebat," pujian Indro.
Kasino pun bernyannyi dengan di iringin gitar yang di mainkannya.
"...Dik....aku pin....ta
Kau akan....selalu setia
Dik.... aku mo..hon
Kalau slalu..menemani
Saat ku....tengah....terluka
Kala ku....tengah....gundah
Kau akan menjagamu
Di bangun dan tidurmu
Di semua mimpi dan nyatamu
Ku akan menjagamu
Tuk hidup dan matiku
Tak ingin tak ingin kau rapuh
Dik jangan eng..ku
Pergi tinggalkan aku
Dik ingin a....ku
Cinta dan cinta sla....lu
Saat kau....tengah....terluka
Kala kau....tengah....gundah
Ku akan menjagamu
Di bangun dan tidurmu
Di semua mimpi dan nyatamu
Ku akan menjagamu
Tuk hidup tak ingin kau rapuh
Kaki akan menjagaku
Di bangun dan tidurku
Di semua mimpi dan nyataku
Kau akan menjagaku
Tuk hidup dan matiku
Tak ingin tak ingin kau rapuh."
Sampai akhir dari syair lagu selesai. Dono dan Indro langsung bertepuk tangan.
"Bagus-bagus.....," pujian Indro.
"Bener-bener......menguasai bener ini mah........syair lagu yang di bawakan dan permainan gitarnya pun pas banget," pujian Dono.
"Terima kasih atas pujian teman-teman baik ku. Tapi ngomong-ngomong kalah kamu Indro dengan serangan Dono," kata Kasino.
"Iya....saya terjebak oleh oleh strategi Dono. Ster saya di makannya pake benteng," kata Indro.
"Jadi...gimana Dono terus menyerang Indro," kata Kasino.
"Kayanya sih bisa menyerang. Tapi...kemungkinannya sih bertahan dulu. Kayanya Indro lagi menyusun rencana ulang untuk menyerang saya," kata Dono.
"Ya...sudahlah lanjutkan main caturnya. Oh iya mainnya jangan di kaitkan dengan masalah politik di Indonesia. Nanti tambah panas permainan kalian berdua," saran Kasino.
"Beres...Kasino," jawab Dono dan Indro bersamaan.
Kasino pun menaruh gitarnya di samping kursi dan beergerak ingin masuk ke dalam untuk memasak di dapur. Ternyata Dono memanggil "Kasino tunggu. Sudah selesai main gitarnya dan nyanyinya?"
"Iya....Kasino ...kan baru 1 lagu. Lagi asik..nie dengerin Live Musik," kata Indro.
"Saya...lapar. Nanti aja main gitarnya dan nyanyinya," kata Kasino.
"Oh...ya..udah....kalau begitu," saut Dono.
"Selamat memasak Kasino," kata Indro.
Kasino segera menuju dapur dan langsung memasak mie rebus untuk dirinya. Indro pun berhasil membalas serangan Dono. Tapi Dono berpikir cepat dan akhirnya mensekak Indro dan tidak bisa berkutik lagi.
"Saya..kalah Dono. Gak bisa jalan..lagi. Mati langkah ini mah," kata Indro.
"Sudahlah...Indro. Kamu sudah kalah. Saya laper," kata Dono.
Dono meninggalkan Indro yang sedang bingung melihat permainan caturnya kalah. Dono langsung menuju dapur dan langsung memasak mie rebus untuk dirinya sendiri. Indro pun membereskan permainan caturnya dengan rapih. Bergeraklah Indro ke dapur untuk ikutan membuat mie rebus.
Ketiganya menikmati makan malam mie rebus buatan mereka sendiri-sendiri dan di sesuaikan dengan porsi keinginan mereka.
Karya: No
No comments:
Post a Comment