CAMPUR ADUK

Monday, January 7, 2019

THE MAGIC OF A WISH

“Layla!” teriak Ryana panik melihat sahabatnya bersimbah darah. Kejadiannya begitu cepat. Saat itu ada sebuah truk yang melaju sangat cepat, lalu, kecelakaan itu.

“Ryana,” Panggil Layla lirih. “Kamu tahu makna dari bunga?”

Ryana hanya menggelengkan kepalanya.

Layla tersenyum. “Kau akan tahu suatu hari nanti, sahabatku.”

“Apa maksudmu?” Tanya Ryana, tetapi Layla tidak menjawab. Matanya sudah terpejam untuk selama-lamanya. Dan itu, adalah kata-kata terakhirnya untuk Ryana.

“Layla!” teriak Ryana sekali lagi. Tetapi kini dia berada di atas kasur. Dia tersadar kalau dia baru saja bermimpi tentang kecelakaan dua tahun yang lalu. Kecelakaan yang menewaskan sahabatnya, Layla.

Ryana melihat ke arah jam di dinding yang menunjukkan pukul 12.00 malam. Entah kenapa tiba-tiba dadanya terasa sesak. Kakinya melangkah ke luar menuju balkon yang memang terletak tak jauh dari kamarnya.

Dia membuka pintu balkonnya lebar-lebar. Seketika udara dingin berhembus meniupkan angin dinginnya ke tubuhnya. Namun dia tak peduli pada hal itu. Ditatapnya lekat-lekat langit malam yang dihiasi oleh ribuan cahaya tak beraturan, lalu dia memohon.

“Tuhan, aku mohon kembalikan sahabatku Layla kepadaku. Aku mohon, tolong berilah aku kesempatan sekali saja, untuk melihat senyum itu.” Pinta Ryana, dan saat itu sebuah bintang jatuh melintas di langit, yang pertanda bahwa akan ada keajaiban malam ini.

Dan keajaiban itu benar-benar datang.

Saat Ryana hendak pergi menuju kamarnya. Dia mendengar seseorang memanggilnya.

“Ryana, Ryana…”

Ryana menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Betapa terkejutnya dia ketika melihat orang yang memanggilnya.

“Layla!”

“Hai, Ryana.” Sapa Layla.

Ryana tidak mempercayai penglihatannya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk memastikan tidak salah melihat. Mulutnya menganga lebar. “Mengapa kau…”

“Kau yang memintaku datang kemari, jadi aku datang.” Jawab Layla pelan. “Jadi apa yang membuatmu memintaku datang kemari?”

Ryana terdiam sejenak lalu akhirnya menjawab. “Aku merindukanmu Layla. Hari-hariku selalu terasa sepi tanpamu.”

“Lalu?”

“Aku… Aku hanya… Aku hanya merindukanmu. Itu saja.” Jelas Ryana tersendat-sendat karena berusaha menahan tangis. “Aku masih tidak rela kalau harus kehilanganmu.”

Layla tersenyum. “Kamu tahu makna bunga?”

Ryana mendongak karena terkejut. “Kata-kata itu…”

“Bunga itu cantik, indah, dan enak dipandang, tapi kamu tahu apa yang terjadi bila bunga itu layu? Bunga itu tidak cantik lagi. Sama kayak kamu, kamu itu cantik kalau tersenyum, tapi kalau lagi sedih, kamu jadi enggak cantik. Makanya aku minta, walaupun aku enggak ada, kamu harus tetap senyum. Enggak boleh bersedih terus.” Kata Layla sambil mengusap air mata Ryana yang tanpa disadari menetes. “Maukah kau berjanji kepadaku tidak akan bersedih lagi?”

Ryana mengganguk dengan mantap. “Aku janji!”

“Terimakasih Ryana. Sekarang aku harus pergi.” Kata Layla. “Selamat tinggal.”

Ryana melambaikan tangannya kepada Layla lalu perlahan Layla menghilang dari hadapannya. Kini hanya dia seorang diri di bawah selimut langit malam. Tapi kini dia tidak merasa sedih lagi. Dia merasa lega.

“Terimakasih Layla.” Katanya pelan. “Aku akan tersenyum, seperti bunga yang indah, agar kamu bisa tenang disana.”


Karya: Ara Zahara

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK