tick tock tick tock
Suara yang ditimbulkan oleh sebuah jam yang menempel di dinding kantorku seakan menghipnotis siapa saja yang mendengarkannya. Sudah berapa lama aku duduk disini, memperhatikan layar monitor yang menampilkan banyak sekali angka-angka? Aku bekerja sebagai seorang accounting di perusahaan yang cukup terkenal yang terletak di daerah Karawaci, Tangerang, Indonesia.
Gedung ini memiliki 40 lantai, dimana dari lantai 1 sampai lantai 20 digunakan sebagai office section dan lantai 21 sampai lantai 40 digunakan sebagai apartment section.
Kulihat jam tangan yang melekat pada lenganku.
“Pukul 1 pagi” Gumamku pelan.
Pekerjaan ini begitu menyita waktu dan tenaga. Seharusnya aku sudah berada di rumah, menonton anime atau main game. Tapi karena bos mengatakan bahwa laporan ini harus selesai besok, maka aku mau tidak mau harus menyelesaikannya hari ini.
Kantorku terletak di basement, jadi aku tidak dapat mendengar suara bising apapun. Terkadang keheningan ini cukup mengerikan pada saat sendirian, tapi keheningan ini juga membantuku dalam menyelesaikan tugas kantor yang sangat membuat stress ini.
Tiba-tiba saja lampu dan komputerku mati.
“AH SIAL AKU BELUM SAVE PEKERJAANKU…!” Teriakku putus asa.
Beberapa saat kemudian listrik kembali menyala dan komputerku kembali menyala, seperti sebelumnya. Dengan pekerjaan yang masih lengkap, seperti sebelum mati lampu.
“Lha? Mungkin ini hari keberuntunganku makanya datanya tidak hilang..”
—
“Akhirnya selesai juga..” Kulihat jam di tanganku, pukul 3 pagi.
“Hari ini sepertinya aku tidak bisa nonton anime dulu, harus segera pulang, tidur dan bangun pagi hari untuk bekerja lagi. Huft..”
Kuraih tas yang berada di bawah meja. Setelah mengecek apakah ada barang yang tertinggal atau tidak, aku mematikan komputer dan lampu. Suasana begitu sepi dan jika aku boleh jujur, kesannya sedikit mengerikan. Seperti ada yang akan melompat dan menangkapku kapanpun aku lengah.
Pada saat berjalan ke luar, kulihat meja security yang biasanya selalu ada yang bertugas. Kosong.
“Kemana Pak security yang biasanya jaga ya? Apa mungkin sedang ke toilet?”
Setelah berjalan ke luar dari basement menuju ke depan Lobby Apartment, aku baru sadar ternyata bukan hanya security yang ada di basement, tapi security yang biasa menjaga lobby apartment pun tidak ada.
“Wah, security yang menjaga lobby apartment tidak seharusnya meninggalkan tempat jaga mereka. Tapi kenapa dibiarkan begitu saja?”
Dengan rasa penasaran yang cukup tinggi, aku masuk ke dalam lobby apartment tersebut. Kosong.
“Kemana semua orang?”
Dengan langkah yang cukup cepat aku berjalan ke arah parkir motor yang memang terletak di luar gedung. Masih terdapat beberapa motor yang terlihat diparkir disana. Bulan purnama yang masih menerangi malah membuat segala sesuatunya menjadi lebih misterius dan mencekam.
“Mungkin mereka memang sedang di toilet atau sedang patroli.. Lebih baik aku pulang dan segera tidur..”
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit, aku sampai di rumah. Sama seperti keadaan di kantor, segala sesuatunya hening. Tidak ada kendaraan apapun yang lewat, tidak ada orang, bahkan tidak ada suara binatang. Segala sesuatunya seakan lenyap.
Setelah membuka pintu, aku segera berjalan menuju ke kamar dan langsung tidur, berharap semua akan kembali normal seperti biasanya.
Day 1
Keesokan paginya, segala sesuatunya masih begitu sepi. Tidak ada orang maupun binatang yang lewat di depan rumahku. Setelah saran, aku langsung ke luar dan berusaha mencari seseorang. Hasilnya nihil.
Aku mencoba pergi ke sebuah minimarket yang terletak di dekat rumahku. Minimarket tersebut buka, dan listrik menyala. Tetapi tidak ada orang sama sekali. Aku pun mencoba mengambil makanan dan pergi tanpa membayar. Tidak ada yang menegur. Senyum licik terpancar dari wajahku.
Aku pun pergi ke dealer mobil terdekat dan mengambil sebuah Honda Civic. Aku berkendara dengan ugal-ugalan, karena tidak ada satupun orang yang akan tertabrak. Setelah berkendara cukup lama, aku singgah di sebuah supermarket dan mengambil banyak barang-barang berharga.
Aku pun pergi ke sebuah perumahan mewah dan tinggal disana. Mungkin ini adalah surga. Mungkin aku sudah mati dan masuk surga. Ya, ini pastilah surga. Inilah kehidupan yang menyenangkan. Dapat melakukan segala sesuatu tanpa adanya larangan.
Day 2
Setelah pergi ke dealer mobil terdekat, aku mengganti mobil dan segera berkendara ke Jakarta, ibukota Indonesia. Keadaannya sama, tidak ada orang dan binatang sama sekali. Hanya ada gedung-gedung bertingkat yang tidak dijaga.
Aku masuk ke sebuah megamall dan seperti biasanya, mengambil segala sesuatu yang mewah dan bernilai, lalu berjalan kembali ke mobil. Aku juga tidak lupa untuk mengambil beberapa console game seperti PS4, X-Box 1, PS Vita, dan lainnya, lengkap dengan aksesorisnya. Aku akan memainkan semuanya ini pada saat aku pulang.
Day 9
Setelah 8 hari sendirian, aku mulai bosan. Tidak ada yang dapat diajak bicara, tidak ada siapapun.
Kemana semua orang? Apa mereka baik-baik saja? Apakah ini hanyalah klise dimana semua orang yang berada di pulau jawa ini pergi ke luar negeri tanpa aku tahu dan mereka akan kembali nantinya, seperti di salah satu episode Spongebob? Mungkin saja.
Lihat saja, saat mereka kembali, aku sudah kaya raya. Dan jika mereka menyalahkanku karena telah mencuri, aku akan mengatakan bahwa mereka sendiri lah yang salah.
Rasa makanan, semua game dan acara yang kulihat, semuanya mulai menjadi kurang menarik lagi. Aku butuh orang atau minimal binatang untuk diajak bermain.
Aku mencoba menyingkirkan segala kekhawatiranku dan pergi ke taman kota, dimana aku dapat menenangkan diri.
Day 12
Mereka belum juga kembali. Sekarang segala sesuatunya sudah tidak senyaman di awal. Aku butuh orang lain. Hari ini aku rasa aku hanya akan mengurung diri di kamar. Seseorang, tolong..
Day 14
Sudah dua hari aku tidak makan. Aku sangat lemas dan kelaparan. Aku pergi ke dapur untuk mengambil makanan dan air.
Hey, apakah pisau disana terlihat cukup bersahabat? Semakin lama kuperhatikan, semakin indah pisau tersebut. Apa aku mulai berhalusinasi? Nah, mungkin hanya perasaan saja.
Day 21
Aku sudah beristirahat di rumah selama 9 hari dan aku rasa istirahatnya sudah cukup. Aku sudah pulih. Sekarang aku mengendarai Mercedez Benz yang baru saja aku ambil dari dealer. Aku ingin menikmati indahnya matahari terbenam dari puncak gedung kantor tempatku bekerja. Saat sampai di atas, matahari memang sudah akan terbenam. Ah, betapa indahnya pemandangan ini.
Kupejamkan mataku dan kurebahkan tubuhku. Seakan aku melayang di udara. Betapa sejuk dan segarnya udara disini. Aku pun tertidur lelap setelah terjatuh dari lantai 40 gedung ini.
After Story
“Pak, maaf, bisa minta tolong?” Tanya seorang sekretaris kepada seorang Office Boy yang sedang bekerja.
“Ada apa ibu?”
“Tolong kamu copot poster itu. Sudah satu tahun ditempel.”
“Oh, posternya Pak Dennis Chandra?”
“Iya. Tolong langsung disimpan di gudang saja ya..”
“Baik bu. Kalau boleh tahu, gimana kasus pak Dennis ini bu?”
“Itu dia pak, sudah satu tahun dia menghilang. Keluarganya juga sudah cari kemana-mana tapi hasilnya nihil. Masih muda pula pak Dennis itu, masih usia 21 tahun.”
“Memang terakhir terlihat dimana dia bu?”
“Dia terakhir terlihat itu Tanggal 18 Juni tahun 2015 lalu, katanya mau lembur untuk bikin laporan. Tapi itu ternyata saat terakhir kami semua lihat dia.”
“Wah, apa jangan-jangan dia dirampok di jalan pada saat pulang?”
“Itu dia, sudah satu tahun, bahkan jenazahnya pun tidak ada. Misterius sekali.”
End
Karya: Death21
Suara yang ditimbulkan oleh sebuah jam yang menempel di dinding kantorku seakan menghipnotis siapa saja yang mendengarkannya. Sudah berapa lama aku duduk disini, memperhatikan layar monitor yang menampilkan banyak sekali angka-angka? Aku bekerja sebagai seorang accounting di perusahaan yang cukup terkenal yang terletak di daerah Karawaci, Tangerang, Indonesia.
Gedung ini memiliki 40 lantai, dimana dari lantai 1 sampai lantai 20 digunakan sebagai office section dan lantai 21 sampai lantai 40 digunakan sebagai apartment section.
Kulihat jam tangan yang melekat pada lenganku.
“Pukul 1 pagi” Gumamku pelan.
Pekerjaan ini begitu menyita waktu dan tenaga. Seharusnya aku sudah berada di rumah, menonton anime atau main game. Tapi karena bos mengatakan bahwa laporan ini harus selesai besok, maka aku mau tidak mau harus menyelesaikannya hari ini.
Kantorku terletak di basement, jadi aku tidak dapat mendengar suara bising apapun. Terkadang keheningan ini cukup mengerikan pada saat sendirian, tapi keheningan ini juga membantuku dalam menyelesaikan tugas kantor yang sangat membuat stress ini.
Tiba-tiba saja lampu dan komputerku mati.
“AH SIAL AKU BELUM SAVE PEKERJAANKU…!” Teriakku putus asa.
Beberapa saat kemudian listrik kembali menyala dan komputerku kembali menyala, seperti sebelumnya. Dengan pekerjaan yang masih lengkap, seperti sebelum mati lampu.
“Lha? Mungkin ini hari keberuntunganku makanya datanya tidak hilang..”
—
“Akhirnya selesai juga..” Kulihat jam di tanganku, pukul 3 pagi.
“Hari ini sepertinya aku tidak bisa nonton anime dulu, harus segera pulang, tidur dan bangun pagi hari untuk bekerja lagi. Huft..”
Kuraih tas yang berada di bawah meja. Setelah mengecek apakah ada barang yang tertinggal atau tidak, aku mematikan komputer dan lampu. Suasana begitu sepi dan jika aku boleh jujur, kesannya sedikit mengerikan. Seperti ada yang akan melompat dan menangkapku kapanpun aku lengah.
Pada saat berjalan ke luar, kulihat meja security yang biasanya selalu ada yang bertugas. Kosong.
“Kemana Pak security yang biasanya jaga ya? Apa mungkin sedang ke toilet?”
Setelah berjalan ke luar dari basement menuju ke depan Lobby Apartment, aku baru sadar ternyata bukan hanya security yang ada di basement, tapi security yang biasa menjaga lobby apartment pun tidak ada.
“Wah, security yang menjaga lobby apartment tidak seharusnya meninggalkan tempat jaga mereka. Tapi kenapa dibiarkan begitu saja?”
Dengan rasa penasaran yang cukup tinggi, aku masuk ke dalam lobby apartment tersebut. Kosong.
“Kemana semua orang?”
Dengan langkah yang cukup cepat aku berjalan ke arah parkir motor yang memang terletak di luar gedung. Masih terdapat beberapa motor yang terlihat diparkir disana. Bulan purnama yang masih menerangi malah membuat segala sesuatunya menjadi lebih misterius dan mencekam.
“Mungkin mereka memang sedang di toilet atau sedang patroli.. Lebih baik aku pulang dan segera tidur..”
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit, aku sampai di rumah. Sama seperti keadaan di kantor, segala sesuatunya hening. Tidak ada kendaraan apapun yang lewat, tidak ada orang, bahkan tidak ada suara binatang. Segala sesuatunya seakan lenyap.
Setelah membuka pintu, aku segera berjalan menuju ke kamar dan langsung tidur, berharap semua akan kembali normal seperti biasanya.
Day 1
Keesokan paginya, segala sesuatunya masih begitu sepi. Tidak ada orang maupun binatang yang lewat di depan rumahku. Setelah saran, aku langsung ke luar dan berusaha mencari seseorang. Hasilnya nihil.
Aku mencoba pergi ke sebuah minimarket yang terletak di dekat rumahku. Minimarket tersebut buka, dan listrik menyala. Tetapi tidak ada orang sama sekali. Aku pun mencoba mengambil makanan dan pergi tanpa membayar. Tidak ada yang menegur. Senyum licik terpancar dari wajahku.
Aku pun pergi ke dealer mobil terdekat dan mengambil sebuah Honda Civic. Aku berkendara dengan ugal-ugalan, karena tidak ada satupun orang yang akan tertabrak. Setelah berkendara cukup lama, aku singgah di sebuah supermarket dan mengambil banyak barang-barang berharga.
Aku pun pergi ke sebuah perumahan mewah dan tinggal disana. Mungkin ini adalah surga. Mungkin aku sudah mati dan masuk surga. Ya, ini pastilah surga. Inilah kehidupan yang menyenangkan. Dapat melakukan segala sesuatu tanpa adanya larangan.
Day 2
Setelah pergi ke dealer mobil terdekat, aku mengganti mobil dan segera berkendara ke Jakarta, ibukota Indonesia. Keadaannya sama, tidak ada orang dan binatang sama sekali. Hanya ada gedung-gedung bertingkat yang tidak dijaga.
Aku masuk ke sebuah megamall dan seperti biasanya, mengambil segala sesuatu yang mewah dan bernilai, lalu berjalan kembali ke mobil. Aku juga tidak lupa untuk mengambil beberapa console game seperti PS4, X-Box 1, PS Vita, dan lainnya, lengkap dengan aksesorisnya. Aku akan memainkan semuanya ini pada saat aku pulang.
Day 9
Setelah 8 hari sendirian, aku mulai bosan. Tidak ada yang dapat diajak bicara, tidak ada siapapun.
Kemana semua orang? Apa mereka baik-baik saja? Apakah ini hanyalah klise dimana semua orang yang berada di pulau jawa ini pergi ke luar negeri tanpa aku tahu dan mereka akan kembali nantinya, seperti di salah satu episode Spongebob? Mungkin saja.
Lihat saja, saat mereka kembali, aku sudah kaya raya. Dan jika mereka menyalahkanku karena telah mencuri, aku akan mengatakan bahwa mereka sendiri lah yang salah.
Rasa makanan, semua game dan acara yang kulihat, semuanya mulai menjadi kurang menarik lagi. Aku butuh orang atau minimal binatang untuk diajak bermain.
Aku mencoba menyingkirkan segala kekhawatiranku dan pergi ke taman kota, dimana aku dapat menenangkan diri.
Day 12
Mereka belum juga kembali. Sekarang segala sesuatunya sudah tidak senyaman di awal. Aku butuh orang lain. Hari ini aku rasa aku hanya akan mengurung diri di kamar. Seseorang, tolong..
Day 14
Sudah dua hari aku tidak makan. Aku sangat lemas dan kelaparan. Aku pergi ke dapur untuk mengambil makanan dan air.
Hey, apakah pisau disana terlihat cukup bersahabat? Semakin lama kuperhatikan, semakin indah pisau tersebut. Apa aku mulai berhalusinasi? Nah, mungkin hanya perasaan saja.
Day 21
Aku sudah beristirahat di rumah selama 9 hari dan aku rasa istirahatnya sudah cukup. Aku sudah pulih. Sekarang aku mengendarai Mercedez Benz yang baru saja aku ambil dari dealer. Aku ingin menikmati indahnya matahari terbenam dari puncak gedung kantor tempatku bekerja. Saat sampai di atas, matahari memang sudah akan terbenam. Ah, betapa indahnya pemandangan ini.
Kupejamkan mataku dan kurebahkan tubuhku. Seakan aku melayang di udara. Betapa sejuk dan segarnya udara disini. Aku pun tertidur lelap setelah terjatuh dari lantai 40 gedung ini.
After Story
“Pak, maaf, bisa minta tolong?” Tanya seorang sekretaris kepada seorang Office Boy yang sedang bekerja.
“Ada apa ibu?”
“Tolong kamu copot poster itu. Sudah satu tahun ditempel.”
“Oh, posternya Pak Dennis Chandra?”
“Iya. Tolong langsung disimpan di gudang saja ya..”
“Baik bu. Kalau boleh tahu, gimana kasus pak Dennis ini bu?”
“Itu dia pak, sudah satu tahun dia menghilang. Keluarganya juga sudah cari kemana-mana tapi hasilnya nihil. Masih muda pula pak Dennis itu, masih usia 21 tahun.”
“Memang terakhir terlihat dimana dia bu?”
“Dia terakhir terlihat itu Tanggal 18 Juni tahun 2015 lalu, katanya mau lembur untuk bikin laporan. Tapi itu ternyata saat terakhir kami semua lihat dia.”
“Wah, apa jangan-jangan dia dirampok di jalan pada saat pulang?”
“Itu dia, sudah satu tahun, bahkan jenazahnya pun tidak ada. Misterius sekali.”
End
Karya: Death21
No comments:
Post a Comment