Di sebuah negeri camelia hiduplah sebuah keluarga pegantar roti untuk raja, namun bu Rika yang biasa mengantar roti itu sakit, dan sebagai gantinya Tina anaknyalah yang mengantarkan roti itu.
Sesampainya di kerajaan Tina melihat tiga orang putri yang sedang bermain-main bersama. Tiba-tiba salah satu putri itu menghampiri Tina, lalu berkata.
“Hei, apa kau pengantar roti untuk ayahku?”
“Iya” jawab Tina
“Siapa namamu?”
“Aku Tina”
“Perkenalkan aku Putri Jingga”
Tiba-tiba wajah Tina berubah sedih, seperti ada sesuatu yang disembunyikannya.
“Ada apa denganmu Tina” Tanya Putri Jingga
“Sebenarnya… aku ingin sekali bisa sepertimu Tuan Putri”
“Kau ingin sepertiku?, aku bisa membantumu”
“Ohh benarkah?” Kata Tina dengan wajah berseri seri
“Kita akan bertukar tubuh, tapi hanya satu hari saja”
“Tidak masalah walaupun hanya satu hari”
“Baiklah tunggu sebentar”
Kemudian Tuan putri memanggil peri putih yang bisa membantu menukar mereka berdua. Tidak lama kemudian datanglah peri putih. Putri Jingga pun langsung menceritakan semua keinginannya.
“Aku bisa membantu kalian berdua, pejamkan mata kalian”
Tina dan Tuan Putri memejamkan matanya, tidak lama kemudian peri putih menyuruh mereka untuk membuka mata. Lalu berubahlah mereka berdua dan pergi ka tempat baru mereka masing-masing.
Keesokan harinya Tuan putri Jingga menemui Tina di istana. Sesampainya Tuan putri di kamar Tina, Tuan putri berkata.
“Tina, satu hari telah berlalu kau harus berubah dan aku juga harus kembali ke tempatku”
“APA??, itu tidak akan aku lakukan, ternyata menjadi seorang Tuan putri lebih menyenangkan” jawab Tina sombong
“Tapi Tina..”
“Sudahlah lebih baik kau pergi saja. Penjaga usir dia dari kamarku!!!”
Lalu pergilah Tuan putri Jingga dari istana, dia hanya bisa pasrah dan membiarkan Tina menjadi dirinya untuk selamanya. Toh dia juga lebih senang menjadi Tina, dia bisa punya banyak teman, membantu ibunya memasak Roti dan bisa mendengarkan dongeng setiap malamnya.
Dua hari sudah Tina menjadi seorang Tuan putri, rasanya dia sudah mulai bosan. Dia selalu dimarahi kakak-kakaknya, tidak bisa mendengar dongeng dari ibunya lagi dan dia tidak boleh pergi jauh selain di kamarnya terus. Tina sungguh menyesal.
Keesokan harinya Tina menemui Tuan putri secara diam-diam. Disana dia melihat Tuan putri dengan wajah yang gembira sedang membagi bagikan rotinya kepada teman-teman Tina dulu. Perlahan-lahan Tina memberi isyarat kecil untuk memanggil Tuan Putri. Dan Tuan putri pun pergi untuk menemui Tina.
“Kau memanggilku Tina?”
Tina mengangguk
“Aku menyesal Tuan putri, aku rindu ibu dan teman-temanku. Tolonglah maafkan aku dan rubah wujudku ke semula”
“Aku sudah memaafkanmu Tina, aku akan panggil peri putih dan menyuruhnya untuk merubah kita kembali”
Kemudian datanglah peri putih. Dia mengayunkan tongkatnya pada Tina dan Tuan putri. Lalu berubahlah mereka kembali seperti dulu lagi. Tuan putri Jingga akhirnya berteman dengan Tina dan saling menjaga rahasia yang telah mereka lakukan.
Karya: Inggit Veliyantini
Sesampainya di kerajaan Tina melihat tiga orang putri yang sedang bermain-main bersama. Tiba-tiba salah satu putri itu menghampiri Tina, lalu berkata.
“Hei, apa kau pengantar roti untuk ayahku?”
“Iya” jawab Tina
“Siapa namamu?”
“Aku Tina”
“Perkenalkan aku Putri Jingga”
Tiba-tiba wajah Tina berubah sedih, seperti ada sesuatu yang disembunyikannya.
“Ada apa denganmu Tina” Tanya Putri Jingga
“Sebenarnya… aku ingin sekali bisa sepertimu Tuan Putri”
“Kau ingin sepertiku?, aku bisa membantumu”
“Ohh benarkah?” Kata Tina dengan wajah berseri seri
“Kita akan bertukar tubuh, tapi hanya satu hari saja”
“Tidak masalah walaupun hanya satu hari”
“Baiklah tunggu sebentar”
Kemudian Tuan putri memanggil peri putih yang bisa membantu menukar mereka berdua. Tidak lama kemudian datanglah peri putih. Putri Jingga pun langsung menceritakan semua keinginannya.
“Aku bisa membantu kalian berdua, pejamkan mata kalian”
Tina dan Tuan Putri memejamkan matanya, tidak lama kemudian peri putih menyuruh mereka untuk membuka mata. Lalu berubahlah mereka berdua dan pergi ka tempat baru mereka masing-masing.
Keesokan harinya Tuan putri Jingga menemui Tina di istana. Sesampainya Tuan putri di kamar Tina, Tuan putri berkata.
“Tina, satu hari telah berlalu kau harus berubah dan aku juga harus kembali ke tempatku”
“APA??, itu tidak akan aku lakukan, ternyata menjadi seorang Tuan putri lebih menyenangkan” jawab Tina sombong
“Tapi Tina..”
“Sudahlah lebih baik kau pergi saja. Penjaga usir dia dari kamarku!!!”
Lalu pergilah Tuan putri Jingga dari istana, dia hanya bisa pasrah dan membiarkan Tina menjadi dirinya untuk selamanya. Toh dia juga lebih senang menjadi Tina, dia bisa punya banyak teman, membantu ibunya memasak Roti dan bisa mendengarkan dongeng setiap malamnya.
Dua hari sudah Tina menjadi seorang Tuan putri, rasanya dia sudah mulai bosan. Dia selalu dimarahi kakak-kakaknya, tidak bisa mendengar dongeng dari ibunya lagi dan dia tidak boleh pergi jauh selain di kamarnya terus. Tina sungguh menyesal.
Keesokan harinya Tina menemui Tuan putri secara diam-diam. Disana dia melihat Tuan putri dengan wajah yang gembira sedang membagi bagikan rotinya kepada teman-teman Tina dulu. Perlahan-lahan Tina memberi isyarat kecil untuk memanggil Tuan Putri. Dan Tuan putri pun pergi untuk menemui Tina.
“Kau memanggilku Tina?”
Tina mengangguk
“Aku menyesal Tuan putri, aku rindu ibu dan teman-temanku. Tolonglah maafkan aku dan rubah wujudku ke semula”
“Aku sudah memaafkanmu Tina, aku akan panggil peri putih dan menyuruhnya untuk merubah kita kembali”
Kemudian datanglah peri putih. Dia mengayunkan tongkatnya pada Tina dan Tuan putri. Lalu berubahlah mereka kembali seperti dulu lagi. Tuan putri Jingga akhirnya berteman dengan Tina dan saling menjaga rahasia yang telah mereka lakukan.
Karya: Inggit Veliyantini
No comments:
Post a Comment