“Mengapa tidak belajar?” Tanya Ibu kepada Rofa. “Bentar, lagi asyik nonton nih” jawab Rofa sambil asyik melihat televisi. Ya Rofa adalah anak yang cukup pemalas, hari harinya hanya bermain dan menonton televisi. Rofa berlari sambil menghirup udara segar di desanya itu, ya desa itu memang jarang terlewati kendaraan.
“Hei sedang apa kalian?” ternyata Rofa sudah sampai di lapangan. Teman teman Rofa terdiam karena sedang asyik membuat layangan. “AAAAA” ada sebuah teriakan dari sebuah rumah berwarna hijau, Ternyata itu adalah rumah teman Rofa yang bernama Rio. Mereka berlari ke arah rumah itu “ada apa bun?”. “Ada kucing mengambil ayam goreng yang bunda buatkan”. Memang kampung tersebut banyak sekali binatang yang suka mencuri makanan. Teman teman Rofa tidak terlalu menghiraukan dan kembali ke lapangan. Namun Rofa penasaran dan mengikuti kucing itu.
Ia mengikutinya hingga memasuki hutan, hutan tersebut sangat gelap. Tiba tiba dia sampai di sebuah gua, kucing itu memasuki gua tersebut. Dengan sedikit takut, Rofa memasuki gua tersebut. Ternyata banyak sekali binatang yang keluar masuk gua tersebut, Membuat Rofa semakin penasaran. Akhirnya dia melihat seorang lelaki tua gendut yang menghipnotis dan menyuruh binatang mencuri makanan dari kampungnya. Dia ingin melawan namun takut. Akhirnya dia memilih ke luar dari gua tersebut, Awalnya dia ingin memberi tau Teman temannya namun ternyata hari sudah mulai gelap. Dia pun pulang dan akan memberi tau teman temannya esok hari.
Esok pun tiba, Seperti biasa dia mandi, Sarapan dan sekolah. Sepulang sekolah dia menyuruh teman temannya berkumpul di lapangan. Mereka pun kumpul di lapangan, “ada apa Rofa” tanya Akbar sambil mengusap ngusap kucing. Akhirnya Rofa memberi tahu semua yang ia lihat, Namun teman temannya tidak ada yang percaya. “Begini saja, Kalian pulang dan bawa katapel dengan batu, Dan kita kumpul lagi disini” ucap Rofa. Akhirnya teman temannya mengiyakan permintaan rofa.
Rofa pun pulang dan mencari katapelnya. “Untuk apa katapel itu?”. Tanya Ibu kepada Rofa. “Untuk main Bu” jawab Rofa. Sang ibu pun tidak mengizinkan karena menurutnya katapel dan batu itu cukup berbahaya. Rofa pun terdiam dan tak tau akan melakukan apa. Tiba tiba sang Ayah yang sedari tadi mendengarkan sambil membaca koran, Berkata “sudahlah Rofa kan anak laki laki izinkan saja dia”. Sang ibu yang awalnya tidak mengizinkan akhirnya mengizinkan. Rofa pun cepat cepat ke lapangan karena takut teman temannya menunggu. Ternyata benar teman temannya sudah menunggu. “Kukira kau berbohong dan kabur” ucap Fathan dengan nada sedikit kesal. “Mana mungkin aku berbohong, Sudah cepat ikuti aku”. Mereka pun berjalan memasuki hutan. Mereka akhirnya sampai dia depan gua tersebut, Semakin banyak binatang yang keluar masuk gua. Akhirnya teman temannya mulai percaya. Mereka memasuki gua. Mereka pun membuat rencana untuk menangkap lelaki tua tersebut. Rencana mereka pun gagal, Mereka akhirnya bersembunyi di balik batu besar. “Rencana kita selanjutnya apa?” Tanya Akbar kepada Rofa.
Belum sempat menjawab tiba tiba ada seorang lelaki mendekati mereka. Mereka kira itu sang lelaki tua, Namun ternyata itu adalah seorang lelaki tampan lengkap dengan pedang dan perisai.
“Hei apa yang kalian lakukan disini” bisik sang lelaki tampan. “Kami ingin menangkap lelaki tua yang menghipnotis binatang” jawab Rio.
Ternyata setelah berbicara lebih lanjut, Sang lelaki adalah seorang pangeran dari sebuah kerajaan. Dia juga ingin menangkap lelaki tua gendut yang teryata seorang penyihir, Yang mencuri ilmu itu dari Pamannya. Dia diutus oleh Ayahnya untuk menangkap sang penyihir. Mereka pun bekerja sama untuk menangkapnya.
Akhirnya sang penyihir ditangkap dan diikat di pohon dekat gua. “Panggilkan seluruh penduduk kampung agar mereka tahu siapa yang mengambil makanan mereka”. Rofa, Rio, Fathan dan akbar pun memanggil seluruh penduduk. “Ya, Seperti yang kalian lihat, Dialah yang telah mencuri makanan dari kampung Kalian, namun kalian tidak usah menghiraukannya dia sudah ditangkap dan akan dikurung di kerajaanku. Atas nama Kerajaan Sihir saya meminta maaf” ucap sang Pangeran. “Dan jika kalian ingin berterima kasih, Berterima kasih lah kepada anak anak ini, Karena merekalah yang telah membantu saya menangkap sang penyihir”. Akhirnya penduduk kampung berterima kasih kepada Rofa dan temannya. Sang Ibu bangga, Karena dibalik sifat pemalas anaknya ada juga sifat kepahlawanannya. Akhirnya Rofa dan temannya disebut sebagai PAHLAWAN KAMPUNG.
Karya: Aleanzah
“Hei sedang apa kalian?” ternyata Rofa sudah sampai di lapangan. Teman teman Rofa terdiam karena sedang asyik membuat layangan. “AAAAA” ada sebuah teriakan dari sebuah rumah berwarna hijau, Ternyata itu adalah rumah teman Rofa yang bernama Rio. Mereka berlari ke arah rumah itu “ada apa bun?”. “Ada kucing mengambil ayam goreng yang bunda buatkan”. Memang kampung tersebut banyak sekali binatang yang suka mencuri makanan. Teman teman Rofa tidak terlalu menghiraukan dan kembali ke lapangan. Namun Rofa penasaran dan mengikuti kucing itu.
Ia mengikutinya hingga memasuki hutan, hutan tersebut sangat gelap. Tiba tiba dia sampai di sebuah gua, kucing itu memasuki gua tersebut. Dengan sedikit takut, Rofa memasuki gua tersebut. Ternyata banyak sekali binatang yang keluar masuk gua tersebut, Membuat Rofa semakin penasaran. Akhirnya dia melihat seorang lelaki tua gendut yang menghipnotis dan menyuruh binatang mencuri makanan dari kampungnya. Dia ingin melawan namun takut. Akhirnya dia memilih ke luar dari gua tersebut, Awalnya dia ingin memberi tau Teman temannya namun ternyata hari sudah mulai gelap. Dia pun pulang dan akan memberi tau teman temannya esok hari.
Esok pun tiba, Seperti biasa dia mandi, Sarapan dan sekolah. Sepulang sekolah dia menyuruh teman temannya berkumpul di lapangan. Mereka pun kumpul di lapangan, “ada apa Rofa” tanya Akbar sambil mengusap ngusap kucing. Akhirnya Rofa memberi tahu semua yang ia lihat, Namun teman temannya tidak ada yang percaya. “Begini saja, Kalian pulang dan bawa katapel dengan batu, Dan kita kumpul lagi disini” ucap Rofa. Akhirnya teman temannya mengiyakan permintaan rofa.
Rofa pun pulang dan mencari katapelnya. “Untuk apa katapel itu?”. Tanya Ibu kepada Rofa. “Untuk main Bu” jawab Rofa. Sang ibu pun tidak mengizinkan karena menurutnya katapel dan batu itu cukup berbahaya. Rofa pun terdiam dan tak tau akan melakukan apa. Tiba tiba sang Ayah yang sedari tadi mendengarkan sambil membaca koran, Berkata “sudahlah Rofa kan anak laki laki izinkan saja dia”. Sang ibu yang awalnya tidak mengizinkan akhirnya mengizinkan. Rofa pun cepat cepat ke lapangan karena takut teman temannya menunggu. Ternyata benar teman temannya sudah menunggu. “Kukira kau berbohong dan kabur” ucap Fathan dengan nada sedikit kesal. “Mana mungkin aku berbohong, Sudah cepat ikuti aku”. Mereka pun berjalan memasuki hutan. Mereka akhirnya sampai dia depan gua tersebut, Semakin banyak binatang yang keluar masuk gua. Akhirnya teman temannya mulai percaya. Mereka memasuki gua. Mereka pun membuat rencana untuk menangkap lelaki tua tersebut. Rencana mereka pun gagal, Mereka akhirnya bersembunyi di balik batu besar. “Rencana kita selanjutnya apa?” Tanya Akbar kepada Rofa.
Belum sempat menjawab tiba tiba ada seorang lelaki mendekati mereka. Mereka kira itu sang lelaki tua, Namun ternyata itu adalah seorang lelaki tampan lengkap dengan pedang dan perisai.
“Hei apa yang kalian lakukan disini” bisik sang lelaki tampan. “Kami ingin menangkap lelaki tua yang menghipnotis binatang” jawab Rio.
Ternyata setelah berbicara lebih lanjut, Sang lelaki adalah seorang pangeran dari sebuah kerajaan. Dia juga ingin menangkap lelaki tua gendut yang teryata seorang penyihir, Yang mencuri ilmu itu dari Pamannya. Dia diutus oleh Ayahnya untuk menangkap sang penyihir. Mereka pun bekerja sama untuk menangkapnya.
Akhirnya sang penyihir ditangkap dan diikat di pohon dekat gua. “Panggilkan seluruh penduduk kampung agar mereka tahu siapa yang mengambil makanan mereka”. Rofa, Rio, Fathan dan akbar pun memanggil seluruh penduduk. “Ya, Seperti yang kalian lihat, Dialah yang telah mencuri makanan dari kampung Kalian, namun kalian tidak usah menghiraukannya dia sudah ditangkap dan akan dikurung di kerajaanku. Atas nama Kerajaan Sihir saya meminta maaf” ucap sang Pangeran. “Dan jika kalian ingin berterima kasih, Berterima kasih lah kepada anak anak ini, Karena merekalah yang telah membantu saya menangkap sang penyihir”. Akhirnya penduduk kampung berterima kasih kepada Rofa dan temannya. Sang Ibu bangga, Karena dibalik sifat pemalas anaknya ada juga sifat kepahlawanannya. Akhirnya Rofa dan temannya disebut sebagai PAHLAWAN KAMPUNG.
Karya: Aleanzah
No comments:
Post a Comment