CAMPUR ADUK

Tuesday, July 27, 2021

RUBAH SI PENGEMBALA DOMBA

Rossa selesai belajar matematika, ya Rossa membaca buku ceritalah.

Isi buku cerita yang di baca Rossa :

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang wanita bernama Goody. Ia memiliki sebuah peternakan domba. Goody merawat domba-domba peliharaannya dengan baik. Ia selalu menggembalakan mereka di padang rumput yang subur dan hijau. Goody juga mengarahkan mereka untuk minum di aliran sungai yang bening dan segar.

Goody sangat memerhatikan kebersihan dan kesehatan domba-domba peliharaannya. Ia selalu memandikan domba-dombanya beberapa hari sekali atau ketika ada domba yang kotor karena lumpur. Oleh karena itu, domba-domba peliharaan Goody berbulu bagus dan lembut, seperti gumpalan awan di angkasa.

Goody selalu menyiapkan banyak tumpukan jerami di dalam gudang untuk digunakan saat musim dingin. Sehingga domba-domba Goody tidak pernah kedinginan atau kelaparan ketika musim dingin tiba. Goody selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk domba-domba peliharaannya.

Dahulu, saat Goody membangun peternakannya pertama kali, ia hanya memiliki beberapa ekor domba. Goody merawat mereka dengan baik sehingga domba-domba itu berkembang biak dalam waktu yang singkat. Sekarang Goody telah memiliki beberapa ratus ekor domba, berkat kerja keras dan perawatan terbaik yang selalu ia berikan.

Goody mempunyai banyak domba-domba muda di peternakan. Domba-domba muda mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Saat berada di padang rumput, mereka sering keluar dari rombongan domba-domba hanya untuk mengejar kupu-kupu atau melihat matahari tenggelam. Domba-domba muda itu juga sering tidak sadar bahwa mereka berjalan ke tempat yang berbahaya, seperti ke tepi jurang atau ke sungai yang berarus deras.

Kecintaan Goody pada domba-dombanya dapat dilihat pada kegigihannya dalam menjaga mereka. Goody selalu berusaha menyelamatkan domba-domba yang sering membahayakan diri mereka sendiri. Tak jarang Goody berlari ke sana kemari sambil berteriak-teriak untuk menggiring domba-domba muda kembali ke dalam rombongan. Meski sudah berusaha dengan keras, terkadang Goody tetap harus mendapati domba-domba yang tidak patuh kepadanya.

Suatu hari tenggorokan Goody terasa sakit. Ia kemudian menemui wanita penyembuh untuk memeriksakan tenggorokannya.

"Selamat pagi, Goody! Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya wanita penyembuh.

"Tenggorokanku sakit sekali," Goody berkata lirih karena menahan sakit.

"Baiklah, aku akan memeriksanya. Sekarang buka mulutmu lebar-lebar. Aku ingin melihat tenggorokanmu," wanita penyembuh mulai mengarahkan. Goody kemudian membuka mulutnya lebar-lebar.

"Goody, tenggorokanmu sangat merah. Sepertinya tenggorokanmu terluka," wanita penyembuh terdiam sebentar, lalu berkata, "aku akan memberimu obat dari tumbuh-tumbuhan. Rasanya pahit tapi itu bisa mengobati sakitmu."

"Aku juga menyarankan agar kau beristirahat selama 3 - 4 hari. Jangan terlalu lelah, jangan banyak bicara, apalagi berteriak. Semua itu untuk mempercepat kesembuhanmu," lanjut wanita itu.

Goody terlihat enggan dengan saran wanita penyembuh, dia tampak menghela napas, berat, sebelum bertanya, "Jika aku tidak boleh berteriak-teriak, bagaimana aku menggembalakan domba-dombaku? Siapa yang akan membawa mereka ke padang rumput? Siapa yang akan memberi minum mereka? Aku tidak mau mereka kelaparan dan kehausan sementara aku beristirahat."

"Goody, aku tahu jika kau sangat menyayangi domba-dombamu," ucap wanita penyembuh, maklum. Dia kemudian tersenyum, hangat, sambil berkata, "sebaiknya kau coba mencari seseorang yang bisa menggantikanmu menggembalakan domba-dombamu untuk sementara waktu."

Goody menuruti saran wanita penyembuh. Ia mulai mencari penggembala untuk menggantikannya mengurus domba-dombanya. Goody mulai mengunjungi tetangga-tetangganya, meminta bantuan mereka untuk mengurus domba-domba miliknya.

"Aku tidak bisa membantumu, Goody. Ada banyak kayu yang harus kupotong," tolak seorang tetangga Goody yang tinggal di dekat hutan.

"Suamiku mungkin bisa membantumu, Goody. Tapi sekarang dia belum pulang dari mencari ikan di laut," kata tetangga Goody yang tinggal di tepi pantai.

"Maaf, saat ini, aku tidak bisa membantumu, Goody. Aku sedang merawat ibuku yang sedang sakit."

"Aku mau membantumu Goody, tetapi aku sering lupa jalan pulang."

"Hatsyi, hatsyi, aku ingin membantumu Goody, tetapi aku alergi bulu domba."

Goody sudah berkeliling dari rumah ke rumah. Namun, semua tetangga yang dikunjunginya tidak bisa membantu. Ia hampir putus asa ketika dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan seekor beruang, bernama Bruni.

"Selamat sore, Goody. Kau hendak pergi ke mana?" tanya Bruni.

"Selamat sore, Bruni. Aku sedang mencari penggembala untuk domba-dombaku," jawab Goody.

"Apakah kau sudah menemukannya?"

"Belum, Bruni. Aku sudah berkeliling desa tetapi aku belum menemukan seorang penggembala yang baik," jawab Goody dengan wajah sedih.

"Bagaimana kalau aku menjadi penggembala di peternakanmu?" Bruni menawarkan bantuan, "badanku besar, tenagaku kuat, dan aku mampu berlari mengejar domba-dombamu yang tersesat."

"Baiklah, Bruni. Aku akan mempekerjakanmu sebagai penggembala," Goody akhirnya menyetujui tawaran Bruni, namun sebentar kemudian dia berkata, "tetapi aku ingin mendengar teriakanmu terlebih dulu."

Bruni kemudian berteriak, "Aarrgghh... hash... hash, aarrgghh... hash... hash, aarrgghh... hash... hash."

Goody terkejut mendengar teriakan Bruni. Ia merinding mendengarnya. Goody membayangkan domba-dombanya akan berlari ketakutan mendengar teriakan Bruni.

"Cukup, Bruni! Cukup! Berhentilah berteriak. Suaramu sangat menakutkan."

Bruni berhenti berteriak dan bertanya, "Bagaimana teriakanku Goody? Aku yakin domba-domba peliharaanmu tidak akan berani macam-macam jika aku menjadi penggembalanya."

Goody mencoba tersenyum, sedikit masam, lalu berkata, "Maaf Bruni, aku tidak bisa menerimamu sebagai penggembala domba-dombaku. Aku khawatir domba-dombaku akan kabur dan tidak kembali lagi karena ketakutan mendengar teriakanmu."

Setelah berpisah dengan Bruni, Goody melanjutkan perjalanannya. Belum jauh ia berjalan, Goody bertemu dengan Wofi, seekor serigala.

"Selamat sore, Goody. Kau mau pergi ke mana?" tanya Wofi.

"Selamat sore, Wofi. Aku sedang mencari penggembala untuk domba-dombaku," jawab Goody.

"Bagaimana pekerjaan penggembala itu?" Wofi bertanya, ingin tahu.

"Penggembala bekerja menggiring domba-domba ke padang rumput, mengejar domba yang tersesat, dan sesekali berteriak untuk memanggil semua domba agar berkumpul di dalam rombongan," Goody menjelaskan dengan sabar.

"Pekerjaan yang mudah," Wofi berkata, yakin, "aku bisa menggiring domba-dombamu ke padang rumput, mengejar domba-dombamu yang tersesat, dan berteriak. Coba dengarkan teriakanku, Goody."

Wofi kemudian melolong. "Auuwww... Auuwww... Auuwww!"

"Wofi, berhenti, berhentilah melolong! Suaramu nyaring sekali!" teriak Goody, sambil menutup telinga. Ia merasakan bulu kuduknya berdiri, tanda ketakutan.

"Bagaimana Goody?"

Goody kembali menghela napas, lelah, lalu berkata, "Wofi, aku tidak bisa menerimamu sebagai penggembala domba-dombaku. Lolonganmu sangat, sangat menakutkan. Aku khawatir, bukan hanya domba-dombaku yang lari ketakutan tetapi seluruh penduduk desa ini."

Goody dan Wofi pun berpisah. Goody kembali melanjutkan pencariannya. Hari mulai gelap ketika Goody hampir sampai di peternakannya. Tiba-tiba ia disapa oleh seekor rubah, bernama Foxy.

"Selamat malam, Goody," sapa Foxy.

"Selamat malam, Foxy," balas Goody.

"Kenapa kamu masih berada di luar rumah? Bukankah biasanya kau sudah duduk di depan perapian?" tanya Foxy.

"Benar, Foxy. Aku baru saja pulang dari mencari penggembala," jawab Goody.

"Apakah kau sudah menemukannya?" Foxy bertanya lagi.

"Belum, Foxy. Aku belum menemukan penggembala yang tepat untuk menggembalakan domba-domba peliharaanku," Goody menjawab lirih karena sudah kelelahan.

"Bagaimana kalau aku menjadi penggembala domba-domba milikmu?" Foxy menawarkan diri.

Goody terdiam. Ia memerhatikan Foxy dengan saksama. Kemudian ia berkata, "Aku yakin kamu cukup kuat dan gesit untuk mengerjakan semua tugas penggembala. Hanya saja aku belum mendengar bagaimana kau berteriak memanggil domba-domba milikku."

Foxy kemudian berteriak dengan suara keras, jelas, dan berirama, "Dududu... dadada... dududu... dadada."

Goody terkesan dengan suara Foxy. Ia tidak menyangka bahwa seekor rubah bisa mempunyai teriakan seperti itu. "Foxy, aku suka suaramu. Besok pagi datanglah ke rumah dan mulailah bekerja menggembalakan domba-domba peliharaanku," kata Goody kegirangan.

Keesokan harinya Foxy datang ke peternakan Goody. Ia tampak sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk menjadi penggembala. Goody pun mulai memberi tahu Foxy tentang cara-cara menggembalakan domba-dombanya.

"Foxy, bawalah domba-domba ini ke padang rumput di kaki bukit sebelah sana," Goody menunjuk ke sebuah bukit, "jika hari telah sore, bawalah domba-domba kembali pulang, lalu masukkan ke dalam kandang."

Foxy menuruti perintah Goody. Ia membawa domba-domba peliharaan Goody ke padang rumput yang ditunjuk oleh Goody. Ia bahkan mengatur domba-domba itu ke dalam kelompok-kelompok kecil, yaitu kelompok domba jantan, kelompok domba betina, dan kelompok domba muda.

Goody sangat senang melihat apa yang dilakukan oleh Foxy. Rupanya ia memiliki bakat sebagai penggembala. Jika hasil kerjanya bagus, aku akan menjadikannya pegawai tetap di peternakanku, kata Goody dalam hati. Goody tidak tahu bahwa Foxy berniat jahat terhadap domba-dombanya.

Foxy menempatkan kelompok-kelompok domba milik Goody berjauhan, meski berada di padang rumput yang sama. Ia lalu memerhatikan situasi di sekitarnya. Padang rumput ini cukup sepi dan jauh dari manusia. Sekarang waktu yang tepat untuk berpesta, kata Foxy kepada dirinya sendiri. Ia tampak mulai berjalan ke kelompok domba jantan dan memangsa mereka satu per satu. Foxy berpesta makan daging domba!

Pada hari kedua, Foxy kembali datang ke peternakan Goody. Ia menjalankan tugasnya sebagai penggembala seperti hari pertama. Ia membawa domba-domba milik Goody ke padang rumput yang sama. Ia kemudian memangsa domba-domba di kelompok domba betina. Di hari ketiga, Foxy memakan domba-domba di kelompok domba muda. Akhirnya, domba-domba milik Goody habis dimakan oleh Foxy!

Goody belum mengetahui jika domba-dombanya habis dimakan oleh Foxy. Situasi peternakan yang sepi dan tenang membuat Goody mengira Foxy bekerja dengan baik. "Hari-hari yang cukup tenang, pastilah Foxy telah memberi makan domba-dombaku hingga kenyang. Mereka biasanya tidak banyak mengembik jika kenyang," Goody berkata pada dirinya sendiri.

Pada hari keempat, Goody mulai merasa curiga dengan suasana sepi dan tenang di peternakannya. Ia kemudian pergi ke kandang dan tidak dijumpainya seekor domba pun di sana. Ia kemudian pergi ke lumbung dan tidak juga terlihat seekor domba pun. Goody khawatir dengan domba-domba peliharaannya.

Ketika Foxy datang, menghampirinya, Goody langsung bertanya tentang domba-domba peliharaannya. "Foxy, di manakah kau tempatkan domba-dombaku?"

"Maafkan aku, Goody! Aku telah memakan semua domba peliharaanmu. Aku tidak tahan melihat domba-domba gemuk itu. Kalau kau tidak percaya, kau bisa melihat tulang-tulang dan kulit mereka di padang rumput," ucap Foxy, ringan.

Goody tidak percaya dengan perkataan Foxy. Setengah menjerit dia bertanya, "Foxy, apa yang telah kau lakukan?" Goody pun berlari ke padang rumput.

Foxy hanya terdiam ketika Goody berlari meninggalkannya. Tiba-tiba ia mencium sesuatu yang sangat harum.

"Snuf, snuf, snuf, bau apa ini? Sungguh harum dan manis sekali," kata Foxy, sambil mencari sumber bau tersebut.

Setelah mencari-cari bau harum dan manis itu, Foxy menemukan panci yang berisi krim susu. Rupanya Goody sedang memasak krim susu ketika Foxy datang. Ia kemudian memakan krim susu itu, tanpa rasa bersalah. Tiga hari makan daging domba dan sekarang makan krim susu yang nikmat. Nyam, nyam, nyam, aku sungguh beruntung, kata Foxy dalam hati.

Sesampai di padang rumput Goody mendapati tulang belulang serta kulit domba-domba peliharaannya. Perasaan Goody bercampur aduk antara sedih, marah, dan kecewa. "Awas kau, Foxy! Aku akan membuatmu membayar semua perbuatanmu ini," gumam Goody sembari berlari pulang.

Ketika sampai di rumah, Goody bertambah marah saat melihat krim susu yang dimasaknya hampir habis, hanya tersisa sedikit. Ini pasti ulah Foxy, ucap Goody dalam hati. Dengan berapi-api Goody segera mencari Foxy di halaman peternakannya.

Foxy sedang mengendap-endap di sekitar kandang ayam. Ia sangat terkejut melihat kedatangan Goody. "Goody sepertinya marah besar. Aku pasti akan dihajar habis-habisan oleh dia. Aku harus melarikan diri," gumam Foxy seorang diri. Ia pun bergegas lari keluar dari peternakan.

Melihat Foxy yang melarikan diri, Goody terus mengejar Foxy. Akan tetapi jarak mereka semakin jauh. Goody merasa jengkel. Dia pun melempar panci yang berisi sisa krim susu ke arah Foxy. Foxy berhasil menghindari lemparan panci Goody, tetapi ujung ekornya terkena percikan krim susu. Ia berusaha membersihkan ekornya, tetapi bercak krim susu itu tidak bisa hilang. Oleh karena itu, sampai sekarang rubah memiliki bercak putih di ujung ekornya.  

***

Rossa selesai baca bukunya.

"Cerita yang bagus berasal dari Norwegia di tulis buku sih," kata Rossa.

Rossa menutup bukunya dan menaruh buku di dalam tas semuanya. Rossa keluar dari kamarnya karena selesai belajar sih. Di ruang tengah, ya Rossa duduk bersama ibu untuk nonton Tv yang acara Tv-nya sinetron anak-anak gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK