CAMPUR ADUK

Tuesday, July 27, 2021

JANTUNG RAKSASA

Sandra selesai latihan menari di ruangan khusus yang ada di rumah sih. Sandra duduk santai di ruang tamu. Ada buku di meja, ya Sandra mengambil buku tersebut dan di baca dengan baik.

Isi buku yang di baca Sandra :

Dahulu kala, hiduplah seorang raja yang mempunyai tujuh anak lelaki. Ia sangat sayang kepada meraka. Sang Raja sering merasa berat hati jika ia terpaksa berpisah dengan anak-anaknya. Oleh karena itu, Sang Raja selalu mengajak salah seorang putranya untuk menemaninya.

Waktu terus berjalan. Anak-anak raja itu tumbuh menjadi pangeran-pangeran yang gagah dan tampan. Tibalah saat bagi mereka untuk mencari pendamping hidup. Para pangeran ini kemudian meminta izin kepada ayahnya untuk meninggalkan Kerajaan.

Awalnya, Sang Raja merasa keberatan dengan permintaan mereka. Ia merasa sedih jika harus berpisah dengan anak-anaknya. Namun para pangeran itu terus berusaha meyakinkan ayahnya. Sang Raja pun akhirnya mengizinkan mereka pergi, tetapi dengan satu syarat.

"Kalian boleh meninggalkan Kerajaan, tetapi adik bungsu kalian, Boots, tetap tinggal di sini! Jangan lupa untuk membawakan seorang putri sebagai pasangannya," perintah Sang Raja. Para pangeran itu menyetujui syarat yang diajukan oleh ayah mereka.

Sang Raja kemudian membekali anak-anaknya baju besi miliknya. Baju besi itu memantulkan cahaya yang sangat indah sehingga membuat pemakainya tampak gagah. Selain itu, Raja juga membekali mereka dengan kuda-kuda terbaik dan emas yang sangat banyak.

Pada hari yang ditentukan, para pangeran ini berangkat meninggalkan Kerajaan. Mereka mengunjungi berbagai kerajaan dan bertemu banyak putri, tetapi belum ada yang memikat hati mereka. Setelah mereka mengunjungi beberapa kerajaan, akhirnya mereka tiba di sebuah kerajaan, di mana tinggal enam orang putri yang sangat cantik. Para pangeran ini jatuh hati melihat kecantikan para putri. Mereka pun memilih pasangan yang mereka inginkan dan membawa putri-putri itu pulang ke Kerajaan. Karena terlalu bahagia, mereka lupa untuk mencarikan adik mereka, Boots, seorang putri untuk dijadikan istri.

Rombongan para pangeran menempuh perjalanan panjang. Mereka melewati sebuah bukit, tempat tinggal seorang raksasa. Para pangeran tidak menyadari bahwa bukit itu dihuni oleh seorang raksasa. Raksasa itu merasa terganggu ketika rombongan pangeran lewat. Ia pun keluar dari bukit dan mengubah semua pangeran dan putri itu menjadi batu dengan kekuatan matanya. Di Kerajaan, Sang Raja merasa cemas karena ia tidak lagi menerima kabar dari anak-anaknya. Ia merasa khawatir dengan keselamatan mereka.

"Boots, kenapa saudara-saudaramu belum juga pulang?" tanya Sang Raja, gelisah.

"Jangan khawatir, Ayah. Sebentar lagi mereka pasti akan pulang," jawab Boots, menenangkan ayahnya.

"Ayah sudah lama tidak mendengar kabar dari mereka, Boots. Ayah berharap semoga mereka baik-baik saja." Sang Raja terlihat menerawang jauh.

Boots menatap ayahnya. Raut wajahnya terlihat ragu, namun dia lekas berkata, "Ayah, izinkan aku untuk mencari mereka. Aku ingin Ayah tidak merasa khawatir lagi."

Sang Raja terkejut mendengar permintaan Boots. "Boots, apa kau sudah tidak sayang lagi dengan Ayah? Apa kau ingin membuat Ayah semakin sedih? Sekarang, hanya kamu satu-satunya anak Ayah."

Boots tidak menyerah. Setiap kali ada kesempatan, ia terus memohon kepada ayahnya, meminta izin untuk mencari saudara-saudaranya. Akhirnya Sang Raja tidak kuasa menolak permintaan Boots. Dengan berat hati ia mengizinkan putra bungsunya pergi untuk mencari kakak-kakaknya.

"Boots, Ayah mengizinkan kamu pergi mencari saudara-saudaramu. Tetapi, berjanjilah bahwa kamu harus pulang dengan selamat," pinta Sang Raja dengan pilu.

Boots menatap ayahnya, haru, lalu berkata, yakin, "Jangan takut, Ayah! Aku dan Kakak-kakak pasti akan pulang dengan selamat."

Keesokan harinya, Boots berpamitan kepada ayahnya. Ia meninggalkan Istana dengan berkuda. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, Boots sampai di perbatasan Kerajaan. Di sana ia melihat seekor burung Gagak yang terbaring lemah di tengah jalan. Boots turun dari kudanya dan memindahkan burung Gagak itu ke tempat yang teduh.

"Sudah berhari-hari aku tidak makan. Tubuhku lemas. Maukah kau membagi makananmu kepadaku?" pinta Burung Gagak. Tanpa berpikir panjang, Boots mengeluarkan bekalnya dan membaginya dengan Burung Gagak.

"Terima kasih," kata Burung Gagak "hatimu sangat baik. Aku berjanji akan menolongmu jika kau mengalami kesulitan."

Setelah menolong Burung Gagak, Boots kembali melanjutkan perjalanan. Saat ia beristirahat di dekat sungai, ia melihat sekor ikan Salmon di sebuah batu, di tepi sungai. Ikan itu tampak menggerak-gerakkan badannya, berusaha untuk kembali ke sungai. Boots merasa kasihan terhadap ikan Salmon itu. Ia lalu berjalan ke arah batu dan membantu Ikan Salmon kembali ke sungai.

"Terima kasih. Hatimu sangat baik. Aku berjanji akan menolongmu jika kau berada dalam kesulitan," janji Ikan Salmon. Boots tersenyum mendengar perkataan ikan Salmon itu. Ia pun bergegas melanjutkan perjalanannya.

Tidak lama kemudian, Boots bertemu dengan beberapa orang pedagang. Mereka sedang bercerita tentang rombongan Kerajaan yang dikutuk menjadi patung oleh Raksasa Jahat. Mendengar cerita itu, Boots merasa yakin bahwa rombongan itu adalah rombongan kakak-kakaknya. Ia pun meminta pedagang-pedagang itu menunjukkan tempat tinggal Raksasa Jahat.

Setelah mengetahui arah ke tempat Raksasa Jahat, Boots kembali melakukan perjalanan. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seekor serigala yang sangat kurus. Boots bahkan bisa melihat dengan jelas lekuk tulang-tulang pembentuk tubuh serigala itu.

"Serigala, tubuhmu kurus sekali, apakah engkau belum makan?" tanya Boots.

"Iya. Aku sudah 2 tahun belum makan. Hmm... Kudamu tampak lezat sekali. Izinkan aku untuk memakannya," kata Serigala kepada Boots.

Boots segera menolak, "Tunggu dulu! Kalau kau memakan kudaku, bagaimana aku bisa pergi ke tempat tinggal Raksasa Jahat?"

"Aku bisa membawamu pergi ke tempat tinggal Raksasa Jahat. Aku juga akan membantumu jika kau berada dalam kesulitan. Tapi, izinkan aku memakan kudamu," janji Serigala kepada Boots.

Boots terlihat ragu. Tetapi rasa kasihan mengalahkan keraguannya. Ia pun merelakan Serigala memakan kudanya. Boots sempat merasa menyesal, namun ia sudah bertekad untuk tetap pergi ke tempat Raksasa Jahat dengan segala cara.

Setelah memakan kuda milik Boots, Serigala mendatangi Boots. "Sesuai janjiku, aku akan membawamu ke tempat tinggal Raksasa Jahat. Sekarang ambillah pelanamu dan pasanglah di atas punggungku," ujar Serigala.

Boots menuruti perkataan Serigala. Ia bergegas mengambil pelananya dan memasangnya di atas punggung Serigala. Boots kemudian naik ke atas punggung Serigala dan wuss... serigala itu berlari sangat cepat!

Tidak lama kemudian, Boots dan Serigala sampai di tempat tinggal Raksasa Jahat. Serigala berhenti berlari dan berkata kepada Boots, "Boots, ini adalah rumah Raksasa Jahat. Dan, kamu lihat patung-patung yang ada di sana? Itu semua adalah saudara-saudaramu beserta istrinya yang dikutuk menjadi batu oleh Raksasa Jahat."

Boots bergidik ketakutan melihat patung-patung itu. Seketika semangatnya mengendur. "Serigala, aku takut! Raksasa jahat itu sangat kuat. Ia pasti bisa membunuhku. Bawa aku pergi dari sini!" pinta Boots kepada Serigala.

"Boots, jangan takut! Dengarkan aku baik-baik! Kau harus masuk ke dalam rumah itu lalu carilah seorang gadis. Ia akan membantumu mengalahkan Raksasa Jahat yang menyihir saudara-saudaramu," perintah Serigala.

Boots menuruti perkataan Serigala. Sejenak ia memerhatikan rumah itu dengan saksama. Ia memastikan bahwa raksasa jahat itu sedang tidak berada di rumah. Setelah memantapkan niatnya, Boots masuk ke dalam rumah. Tak lama setelah ia masuk, ia menemukan seorang gadis di dalam sebuah ruangan, persis seperti yang diceritakan oleh Serigala. Boots terpana melihat kecantikan gadis itu.

"Hei, siapa kamu? Kenapa kamu ada di sini? Ini tempat yang berbahaya!" seru gadis itu, membuyarkan lamunan Boots.

"Ehmmm… Namaku Boots. Aku datang untuk membebaskan saudara-saudaraku. Kamu lihat patung-patung di luar sana? Itu semua adalah saudara-saudaraku beserta istrinya, yang disihir oleh Raksasa Jahat," ucap Boots. Ia berhenti sejenak kemudian berkata, "Kamu cantik sekali."

Gadis itu tersipu mendengar pujian Boots. Namun, tak lama kemudian ia berkata, "Terima kasih, Boots. Aku khawatir usahamu akan sia-sia. Banyak orang yang datang untuk mengalahkan raksasa itu, tetapi tidak ada yang bisa membunuhnya. Raksasa itu tidak mempunyai jantung di dalam tubuhnya. Ia menyimpannya di suatu tempat."

Boots mengernyit, heran, "Apa kau tahu di mana raksasa itu menyimpan jantungnya… ah, siapa namamu?" tanya Boots.

"Namaku Jo," gadis itu menjawab, "aku tidak tahu di mana raksasa itu menyimpan jatungnya, tetapi aku punya sebuah rencana. Saat makan malam nanti, aku akan menanyakannya kepada raksasa. Sementara itu, kau bisa bersembunyi di bawah ranjang dan mencatat apa yang dikatakannya."

Boots tampak tersenyum, senang, dengan rencana Jo. Ia pun mengangguk setuju. Saat makan malam tiba, Boots bersembunyi di bawah ranjang. Sedangkan Jo menyiapkan meja untuk makan malam Raksasa Jahat.

"Waw, ada bau manusia di rumah ini," teriak Raksasa Jahat sambil menghampiri Jo.

"Iya, saya juga menciumnya," kata Jo "bau itu datang dari tulang manusia yang dibawa oleh Burung-burung Magpie. Mereka menjatuhkannya di cerobong asap. Aku sudah berusaha membersihkannya, tetapi baunya masih tetap ada."

Raksasa jahat itu menerima penjelasan Jo tanpa curiga. Ia kemudian makan malam bersama dengan Jo tanpa membahas masalah bau manusia lagi.

"Tuanku, bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?" tanya Jo, setelah terdiam lama.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" jawab Raksasa Jahat cepat.

Jo terlihat ragu, namun ia tetap bertanya, "Tuanku, di manakah kau menyimpan jantungmu?"

Raksasa itu tertawa mendengar pertanyaan Jo. Ia lalu berkata, "Apa urusanmu dengan jantungku, Jo?" Raksasa itu tergelak, tapi segera berkata, "Tetapi baiklah, aku akan memberitahukanmu. Aku menyimpannya tepat di bawah pintu."

Keesokan harinya, raksasa itu bangun pagi-pagi sekali dan pergi ke hutan. Setelah raksasa itu meninggalkan rumah, Boots dan Jo mulai menggali di bawah pintu. Mereka berusaha menemukan jantung raksasa itu. Tetapi mereka tidak menemukannya, meski telah menggali cukup dalam.

"Raksasa itu rupanya telah berbohong kepada kita," kata Boots "sekarang apalagi yang harus kita lakukan?"

"Aku punya rencana lain, Boots! Semoga ini bisa berhasil."

Jo kemudian pergi ke pekarangan. Ia mengumpulkan bunga-bunga yang cantik dan harum. Ia lalu merangkainya menjadi karangan bunga yang sangat bagus dan meletakkannya di atas pintu.

Ketika raksasa jahat itu pulang, ia sangat terkejut karena ada rangkaian bunga di atas pintu rumahnya. Ia pun langsung bertanya, "Jo, apakah kau yang meletakkan karangan bunga di atas pintu itu?"

"Iya, benar. Aku hanya ingin mengingat bahwa jantungmu disimpan di sana," jawab Jo.

Raksasa itu tertawa mendengar penuturan Jo. "Jo, aku tidak akan sebodoh itu menyimpan jantungku di sana. Maafkan aku telah membohongimu," kata Raksasa.

"Aku memaafkanmu. Tapi, sekarang kau harus mengatakan di mana kau menyimpan jantungmu?" tanya Jo, cerdik.

"Baiklah, kali ini aku akan jujur kepadamu. Aku menyimpan jantungku di dalam lemari yang tergantung di dinding itu," raksasa itu berkata, sambil menunjuk sebuah lemari.

Boots mendengar semua percakapan itu. Meski Raksasa Jahat mengatakan bahwa ia sudah jujur kepada Jo, hati Boots masih diselimuti keraguan. Apakah raksasa itu benar-benar jujur kali ini, tanyanya dalam hati. Keesokan harinya, raksasa jahat itu kembali pergi ke hutan. Setelah keadaan aman, Boots dan Jo mulai membongkar lemari yang ditunjukkan raksasa jahat itu. Mereka mengeluarkan semua isi lemari dan memeriksanya dengan teliti, tetapi mereka tidak menemukan jantung raksasa jahat itu.

"Jo, aku rasa raksasa itu berbohong lagi kepada kita. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi!" seru Boots mulai putus asa.

"Sabar, Boots! Aku masih punya sebuah rencana lagi." Jo berusaha menenangkan Boots.

Jo kembali mengumpulkan bunga-bunga yang cantik dan wangi dari halaman rumah. Ia kemudian memenuhi lemari itu dengan bunga-bunga tersebut. Sepulang dari hutan, raksasa itu mencium bau harum. Ia mencari asal bau harum itu dan mendapati lemarinya telah penuh berisi bunga-bunga.

Ia bertanya lagi kepada Jo, "Jo, apakah engkau yang mengisi lemariku dengan bunga-bunga ini?"

"Iya, aku yang memenuhi lemari itu dengan bunga-bunga yang wangi. Aku tidak tega membiarkan jantungmu mencium bau apek di dalam lemari itu," jawab Jo.

"Jo, kenapa kamu begitu bodoh dan percaya bahwa aku menyimpan jantungku di dalam lemari?" tanya raksasa itu, sedikit gemas.

"Saya percaya karena Tuan yang mengatakannya."

"Jo, untuk apa kau mengetahui di mana aku menyimpan jantungku?" tanya raksasa itu lagi, "kau tidak akan bisa sampai di sana."

"Iya, saya mungkin tidak akan bisa sampai di sana," kata Jo "tetapi saya akan merasa senang sekali jika tahu di mana Tuan menyimpan jantung."

Raksasa itu terdiam cukup lama. Ia ingin tetap menyimpan rahasianya, tetapi tidak bisa. Ia kemudian bercerita kepada Jo, "Ada pulau yang terletak di tengah danau. Di atas pulau itu, ada sebuah gereja yang memiliki sumur di dalamnya. Di dalam sumur itu, ada seekor bebek yang hidup dan sedang mengerami telur-telurnya. Aku menyembunyikan jantungku di antara telur-telur itu."

Keesokan harinya, Boots berpamitan kepada Jo untuk pergi mencari jantung Raksasa Jahat. Ketika ia keluar dari rumah itu, ia melihat Serigala, sahabatnya, telah menantinya. Boots menceritakan kembali apa yang didengarnya dari raksasa itu. Serigala segera menyuruh Boots naik ke atas punggungnya. Mereka kemudian pergi ke pulau, tempat Raksasa Jahat menyimpan jantungnya.

Setelah menempuh perjalanan berhari-hari, Boots dan Serigala tiba di sebuah danau, yang sesuai dengan cerita raksasa itu. Meski tidak ada perahu untuk menyeberangi danau, Boots berhasil sampai di pulau itu dengan bantuan Serigala.

Ketika sampai di pulau, Boots dan Serigala menemukan sebuah. Boots berusaha masuk ke dalam, tetapi ternyata pintu gereja itu terkunci. Ia mencari-cari kunci gereja itu dan menemukannya tergantung di atas menara gereja yang cukup tinggi. Boots tidak tahu bagaimana mengambil kunci di atas menara itu.

Serigala tiba-tiba mengusulkan, "Boots, kau bisa memanggil Burung Gagak untuk menolongmu."

Boots yang semula kebingungan, tampak senang mendengar saran Serigala. Ia pun memanggil Burung Gagak, yang segera berada di hadapannya dalam sekejap. Burung Gagak terbang ke atas menara, mengambil kunci, dan menyerahkannya kepada Boots.

Boots dan Serigala masuk ke dalam gereja setelah berhasil membuka pintunya. Saat berada di dalam gereja, mereka menemukan sebuah sumur, seperti yang diceritakan oleh Raksasa. Boots pun melongok ke dalam sumur dan mendapati seekor bebek yang sedang mengerami telurnya.

Melihat telur-telur itu, Boots berusaha untuk mengambil jantung Raksasa yang ada di antaranya. Sayangnya, bebek itu merasa terganggu dengan kehadiran Boots. Mereka pun berkelahi. Perkelahian keduanya membuat air sumur yang semula tenang menjadi bergejolak. Riak-riak air membuat telur-telur dan jantung Raksasa jatuh ke dalam sumur. Boots bingung bagaimana mengambil jantung Raksasa di dasar sumur itu.

Di tengah kebingungan Boots, Serigala berkata, "Boots, kau bisa memanggil Ikan Salmon untuk menolongmu."

Boots memanggil Ikan Salmon, yang segera datang dalam waktu singkat. Ikan Salmon itu menyelam ke dalam sumur, mengambil jantung Raksasa, dan menyerahkannya kepada Boots.

Dalam sekejap, jantung itu sudah berada di tangan Boots. Serigala kemudian menyuruh Boots untuk meremasnya. Boots menuruti perkataan Serigala. Saat meremas jantung itu, Boots dapat mendengar raksasa jahat itu berteriak kesakitan. Boots terus meremas jantung itu, hingga Raksasa Jahat menjerit-jerit. Raksasa jahat itu kemudian mendatangi Boots. Ia memohon agar Boots tidak lagi meremas jantungnya. Ia berjanji akan menuruti semua permintaan Boots. Atas saran Serigala, Boots meminta Raksasa Jahat mencabut sihirnya terhadap saudara-saudara Boots dan istri mereka.

Raksasa jahat itu kemudian mencabut sihirnya dan mengubah saudara-saudara Boots beserta istri mereka menjadi manusia kembali. Setelah Boots mengetahui jika kutuka sihir telah sirna, ia lalu meremas jantung itu hingga hancur. Raksasa jahat itu pun hancur seketika. Boots dan Serigala bergegas kembali ke rumah Raksasa Jahat. Di sana Boots bertemu dengan saudara-saudaranya. Ia juga melamar Jo sebagai istrinya. Boots, saudara-saudaranya, dan istri mereka kemudian pulang ke Kerajaan dan disambut dengan sukacita oleh Sang Raja. Pesta pernikahan pun diselenggarakan dengan meriah dan mereka hidup bahagia selamanya. 

***

Sandra selesai baca bukunya.

"Cerita yang baru aku baca, ya bagus. Cerita berasal dari Norwegia," kata Sandra.

Sandra menutup bukunya dengan baik dan di taruh di meja.

Sandra pun beranjak dari duduknya, ya keluar dari rumah untuk menemui teman baiknya Ayu di rumahnya.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK