Saat ada orang yang mendekat ke kastilnya, orang itu tidak akan pernah bisa kembali lagi. Penyihir itu akan menyihirnya menjadi seekor burung bul-bul. Sudah ada ribuan burung bul-bul yang ada di dalam kastil penyihir itu. Burung-burung itu dikurung di dalam sangkar. Suatu hari, seorang gadis dan tunangannya sedang berjalan-jalan di dalam hutan. Tunangannya mengingatkan gadis itu agar jangan mendekat ke kastil si penyihir. Namun, ada suara indah yang terdengar dari sana. Gadis dan tunangannya itu tak sadar telah berada di depan kastil si penyihir.
“Kenapa kita ada di depan kastil penyihir? Rupanya penyihir itu telah membuat kita datang ke sini,” ucap tunangan gadis itu.
“Lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya sang gadis.
Mereka sama sekali tak bisa bergerak. Saat itulah seekor burung hantu tiba di tempat mereka berada. Burung hantu itu adalah penyihir jahat. Ia langsung mengubah dirinya menjadi seorang penyihir. Penyihir itu sangat suka dengan si gadis. “Kau gadis yang sangat cantik,” ujarnya.”Kau akan aku ubah menjadi burung bul-bul yang cantik.”
Tunangan gadis itu tak bisa berbuat apa-apa. Dia menyaksikan sendiri gadis itu berubah menjadi burung bul-bul. Penyihir langsung memasukkan burung bul-bul tersebut ke dalam sangkar.
“Lepaskan gadis itul” seru tunangan sang ladis.
Penyihir itu hanya terkekeh. Ia amat senang nemiliki burung bul-bul yang cantik. Ia akan menaruh burung bul-bul itu di dalam kastilnya.
“Burung ini akan menemaniku. Lebih baik kau pergilah, daripada mati di sini,” ancam si Penyihir.
Penyihir itu lalu mengucapkan mantra, dan sejurus kemudian si pemuda bisa bergerak kembali. Si Penyihir mengusir pemuda itu dari kastilnya. Pemuda itu sangat sedih. Ia tak bisa berbuat apa-apa saat gadis tunangannya dibawa oleh penyihir jahat itu.
Pemuda itu lalu pergi meninggalkan kastil. Ia akan mencari cara untuk membebaskan tunangannya dari cengkeraman penyihir. Ia kembali ke desanya. Kembali menggembalakan domba-domba miliknya seperti biasanya. Setiap hari pemuda itu selalu memikirkan gadis yang sudah disihir menjadi burung bul-bul. Ia melihat dari kejauhan kastil penyihir itu.
“Aku pasti bisa menemukan cara untuk mengalahkan penyihir itu,” gumam pemuda tersebut.
Pemuda itu terus saja memandangi kastil penyihir jahat. Ingin sekali ia pergi ke sana, lalu membebaskan tunangannya. Tapi, sampai saat ini ia belum menemukan caranya.
Saat sedang menggembalakan domba-dombanya, pemuda itu tertidur. Ia bermimpi menemukan sekuntum mawar yang berwarna merah darah. Di tengah kelopak mawar, terdapat mutiara besar yang indah.
“Bunga mawar berwarna darah inilah yang akan mengalahkan penyihir itu.” ucap sebuah suara.
Pemuda itu seketika terbangun dari tidurnya. Ia amat bahagia, meskipun mimpi itu belum tentu menunjukkan kebenaran.
“Aku harus mencari bunga mawar itu,” ucap si pemuda. Kemudian ia pergi ke dalam hutan. Mencari bunga mawar berwarna merah darah. Namun, tak jua ia menemukannya. Meskipun begitu, ia tak putus asa. Sebab hanya itulah satu-satunya harapan yang ia punya.
Pada hari ke sembilan, pemuda itu berhasil mendapatkan apa yang ia cari. Betapa bahagianya ia. Setelah bersusah payah, bunga berwarna merah darah berhasil ditemukannya. Di tengah kelopak bunga itu ada air yang membentuk seperti mutiara.
“Sepertinya inilah bunga yang aku cari,” ucap pemuda itu. Ia pun Iangsung memetiknya. Ia ingin segera membawanya ke kastil penyihir jahat.
Usai memetik bunga berwarna merah darah itu, si pemuda langsung menuju ke kastil penyihir. Ajaib, sesampainya di depan kastil, pemuda itu tetap bisa berjalan.Tak seperti dulu saat ia berada di sana bersama tunangannya. Pemuda itu segera masuk ke dalam kastil penyihir. Olala… sungguh kaget pemuda itu. Rupanya ada ribuan burung bul-bul di dalam kastil tersebut. Burung-burung itu adalah jelmaan manusia yang disihir oleh penyihir jahat. Penyihir itu sedang asyik memberi makan burung-burung tersebut. Ia sangat kaget saat mengetahui pemuda itu sudah berada di dalam kastilnya.
Pemuda itu memperhatikan setiap burung bul-bul. Ia jadi bingung, burung mana yang merupakan jelmaan gadis tunangannya. Tiba-tiba, si penyihir mengambil sebuah sangkar berisi burung bul-bul. Si Pemuda menduga kuat burung di dalam sangkar itulah yang merupakan jelmaan tunangannya. Si Penyihir mencoba menyihir pemuda tersebut. Namun, sihirnya sama sekali tak mempan. Malah penyihir itu yang tiba-tiba menghilang. Rupanya, bunga mawar itu telah membuat penyihir lenyap tak berbekas.
Alangkah senang hati pemuda itu. Ia langsung menempelkan bunga mawar itu pada sangkar gadis tunangannya. Seketika gadis itu berubah menjadi manusia kembali. Setelah itu, ia menyentuhkan bunga mawar itu ke setiap sangkar. Ajaib! Burung-burung itu kembali berubah menjadi manusia. Ada ribuan manusia di sana. Mereka mengucapkan terima kasih kepada pemuda itu. Sebab berkat jasanya, mereka bisa berubah kembali menjadi manusia. Setelah itu pemuda tersebut membawa gadis tunangannya kembali. Akhirnya mereka hidup bahagia di kampung halaman mereka.
***
Mely terus membaca buku sampai menjelaskan pesan moralnya "Tak ada usaha yang sia-sia. Jika berusaha keras melakukannya, pasti akan ada hasil yang bisa diraih. Bantulah teman saat sedang mengalami kesulitan. Meskipun kau harus bekerja keras untuk mencari caranya."
Andy memahami cerita yang bacakan dengan baik sama Mbak Mely. Ya Mely selesai membaca bukunya dan buku di tutup. Mely menaruh buku di meja dan mengambil buku tulis dan juga pensil.
"Andy waktu belajar matematika," kata Mely.
"Iya...Mbak," kata Andy.
Mely memberikan buku tulis dan pensil ke pada Andy. Ya Andy mengambil buku tulis dan pensil dari tangan Mbaknya Mely. Mulailah Mely mengajarkan matematika, ya hitunganlah kepada Andy.
No comments:
Post a Comment