“aku ke toilet dulu ya, kalian tunggu disini” ujar ku kepada Ade dan Widya sambil terburu buru ke toilet sekolah yang letaknya tak jauh dari ruang kelas ku.
Sesampainya di toilet aku melihat kotak berwarna biru yang terletak di bibir bak yang air nya tak penuh lagi, “kotak apa itu?” kata ku dalam hati sambil memperhatikan kotak itu dengan seksama, “heeemm bagus juga ni kotak, tapi punya siapa? Ah sudah lah mending aku bawa saja ke kelas dan ku tanyakan pada Ade siapa tahu dia pernah liat kotak ini” pikir ku.
Kupegang kotak biru itu sambil berjalan menuju ruang kelas tapi entah mengapa medadak ada yang aneh dengan suasana di sekeling ku, suasana yang biasanya ramai kini tiba tiba sunyi dan sepi, dan sesampainya aku di kelas sejauh aku melihat tak ada seorang pun kecuali perempuan cantik yang duduk di sudut belakang, “kemana teman teman ku kemana Ade, Widya kemana semua orang? Dan siapa dia” begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam otak ku.
“hei Salma” sapa Yuni dengan memukul ku dan menyadarkan ku bahwa aku masih berdiri di depan pintu toilet sambil memegang kotak biru “woy ngapain kamu disini, pake ngelamun segala” Tanya yuni dengan wajah heran.
“e.. a. anu gak apa apa” jawab ku bingung.
“kamu kenapa Salma? Sakit?” Tanya Yuni sambil memegang kening ku.
“ah engak kok, aku ke kelas duluan ya” ujar ku bergegas ke kelas.
Jadi tadi aku masih di depan toilet, terus yang jalan ke ruang kelas tadi siapa?, Roh aku?. Dan perempuan yang di kelas tadi siapa? Apa ini Cuma ilusi? Tiba tiba pertanyaan pertanyaan yang tak ku tahu jawabannya itu muncul begitu saja di otak ku.
Sesampainya aku di ruang kelas aku langsung duduk si samping Ade, dengan wajah bingung.
“eh kenapa kok keliatan bingung gitu?” tanya Ade sambil keheranan melihat ekspresi wajah ku.
“itu apa?” Widya menunjuk kotak biru yang aku bawa. Namun aku masih diam terpaku dengan sekelumit pertanyaan yang muncul di otak ku.
“Mon, Mon” pangil Ade dengan menggoyang goyangkan badan ku.
“ah.. apa si, sakit tau” gerutu ku pada mereka.
“abis kamu si ditanya kenapa malah bengong, bukan nya jawab”
“iya kayak orang kesambet tau gak” tambah widya
“idih siapa juga yang kesambet”
“kalo gak kesambet, terus apa dateng dateng langsung diem terus ditanya gak jawab”
“kalo aku kesambet udah nyekek kalian kali, haha.”
“iy tu bener, de udah mati kita dicekik nenek gerondong ini. eh itu kotak apaan si Mon?” tanya Widya penasaran
“sial ini kalo aku nenek gerondong kalian apa buyut gerondong? Oh ini gak tau aku nemu kotak ini di toilet”
“terus kenapa kamu ambil tuh kotak, ntar yang punya nyariin”
“abis kotaknya bagus si jadi aku ambil heehhee..” jawab ku nyengir.
“huu dasar tar kalo yang punya nyari baru tau kamu” kata Ade.
“tet.t…t..tt..” bunyi bel tanda istirahat usai, kami pun kembali ke tempat duduk masing-masing dan menunggu jam pelajaran selanjutnya. Tapi aku masih bingung dengan apa yang baru aku alami beberapa menit yang lalu, apa itu semua, apa sekedar hayalan ku saja tapi kalau hayalan mengapa gadis tadi nyata, ah sudah lah mungkin aku hanya lelah karena olah raga tadi.
Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi, aku dan yang lain merapikan buku yang di meja dan bersiap siap pulang. Tidak seperti biasanya hari ini aku pulang sendirian, tidak bersama Ade karena ia hendak pergi bersama Widya, “yah terpaksa naik angkot sendiri” kata ku sambil memegang kotak biru yang ku temukan tadi. Saat aku hendak naik angkot tiba tiba perempuan cantik yang aku lihat dalam ilusi ku itu ada di dalamnya duduk paling pojok dengan rambut yang tergerai menutupi sebagian matanya dan wajahnya masih seperti tadi Nampak pucat seperti mayat hidup. Seketika detak jantungku berdetak semakin kencang. “woi cepet dikit naiknya lelet amat si bukan situ aja yang mau naik tapi kita juga”, suara teriakan penumpang yang hendak naik memecahkan pandangan ku terhadap perempuan tadi. Aku langsung naik dan duduk di kursi dan kulihat lagi perempuan itu tak ada di pojok kursi di dalam angkot. “kemana perempuan itu?” kata ku dalam hati. “apa ini ilusi lagi” tanya ku.
Sepanjang perjalanan aku hanya melamun memikirkan kejadian aneh yang ku alami hari ini. Entah ini nyata atau tidak yang ada di otak ku sekarang adalah siapa perempuan itu, mengapa setiap kejadian aneh dia selalu ada, siapa dia?
Entah apa yang terjadi pada ku hari ini aku pergi sekolah pagi pagi sekali tidak seperti biasa nya yang selalu pergi jika matahari telah bersinar terang. “kayaknya kepagian ni aku datengnya” kata ku sambil melewati koridor sekolah yang masih sepi dan terasa dingin. “heegeeeheehsss” suara tangis dari arah sudut ruang kelas XII ipa 2, langsung aku terdiam seingat ku tak ada seorang pun di kelas itu saat aku melewatinya tadi, lalu siapa yang menangis. Kurasakan bulu kuduk ku berdiri dan ketakutan menerpa badan ini ingin rasanya aku lari tapi entah mengapa aku hanya bisa berdiri kaku di balik pintu di depan kelas itu. Selang lima menit tangisan itu berhenti dan tubuh ku bisa digerakkan lagi. aku takut dengan apa yang terjadi tapi ku coba beranikan diri untuk melihat siapa yang menangis, saat aku lihat suasana kelas itu masih sama dengan yang aku lewati beberapa menit yang lalu sepi belum ada satu orang pun di sana. “oh tuhan jadi siapa yang menangis tadi?” badan ku terasa lemas dan aku terduduk di lantai ruang kelas. “Salma” pangil Yuni yang baru datang dan melihat ku tertunduk lemas “kok kamu di sini bukan ke kelas mu, loh kamu pucat, kamu sakit ya?” tanya yuni penuh kecemasan.
“ah engak kok Yun, aku baik baik aja, iya ya aku salah masuk kelas ni kayak nya” jawab ku nyengir
“hahha.. dasar aneh, eh tumben dateng pagi biasa nya telat mulu” ledek Yuni
“hehehe iy ni, alarm pagi ini jitu bisa buat aku bangun pagi” ujar ku sambil berdiri “aku ke kelas dulu ya, dadah”
Aku berjalan ke kelas Yuni hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan ku hari ini, sampainya di kelas ternyata sudah ada yang datang dan dia pun heran melihat ku hari ini datang sepagi ini.
Namun aku hanya mengacuhkannya aku masih takut akan kejadian yang ku alami barusan, sungguh aneh kenapa kejadain ini berlanjut terus, pertama kotak yang ku temukan di toilet ke dua ilusi yang nyata itu dan ke tiga tangisan wanita tadi, apa mungkin ini semua berhubungan?, tapi setiap kejadian aneh itu muncul kenapa perempuan itu selalu ada, siapa dia?, apa maunya?, “woi, pagi pagi udah ngelamun” bentak Ade memecahkan lamunanku
“buset kaget tau, ampir copot ni jantung” jawabku kaget
“hhaha.. kamu si aneh pagi pagi ngelamun, lagian tumben dateng pagi?” tanyanya
“eh aturan kamu tu bersyukur aku dateng pagi jadi kamu bisa liat kecantikan aku pagi pagi ahhaha” canda ku
“ih PD amat si jadi manusia” ujarnya ilfil
“De aku mau cerita sesuatu” ujar ku serius
“cerita apa si?, serius amat”
Aku pun menceritakan hal yang ku alami beberapa hari ini, namun Ade hanya tertawa mendengar cerita dari ku, Ade malah bilang kalau aku ini paranoid. Tapi masa si kejaadian yang terjadi ini hanya ketakutan ku saja, jika ini ketakutan ku semata kenapa perempuan itu selalu hadir dalam setiap ilusi ini.
Semenjak kejadian tangisan yang kudengar itu hal hal aneh lain pun datang silih berganti mulai dari suara jeritan di rumah, piring jatuh, pintu yang terbuka sendiri padahal saat itu tak ada seorang pun di rumah. Bahkan mimpi mimpi buruk yang ku alami, tapi anehnya mimpi buruk itu selalu terulang ulang. Di mimpi itu aku berada di ruang kosong dengan seorang perempuan, dan perempuan itu duduk di kursi sambil memegang kotak biru yang sama persis yang kutemukan di toilet waktu itu, dia memegang kotak itu dengan rambut yang acak acakan, baju yang robek di sana sini, dan tangannya banyak bekas cakaran, matanya menerawang jauh, seakan dia tak mau hidup lagi. dan seperti yang kupikirkan perempuan itu memang tak mau hidup lagi, ia berdiri dengan badan sempoyongan dan mengambil gunting di tasnya lalu memotong urat nadinya hingga darah memancar dari luka di tangan nya, darah itu mengenai baju ku. aku menjerit namun tak ada seorang pun yang mendengar jeritan itu, dan perempuan itu melemparkan kotak biru kepada ku kemudian dia meninggal. Setiap perempuan itu meninggal aku selalu terbangun dan ketakutan.
Suatu malam mimpi itu datang lagi tapi anehnya saat aku terbangun dari mimpi itu tangan kiri ku memegang selembar kertas yang bertuliskan “bantu aku!!!. Cari tahu Nur Aisyah!! Tolong!!” dengan tinta darah. Aku merasakan ketakutan yang mendalam saat membacanya, dan berharap ini Cuma bagian dari mimpi buruk ini. Tapi kenyataannya tidak kertas itu benar nyata dan sekarang ada di tangan ku. kuputuskan untuk mencari tahu siapa Nur Aisyah itu, tapi dari mana aku harus memulai mencarinya, saat pertanyaan itu menggeliat di otak ku, entah bagaimana bisa terjadi aku seperti berada dalam ruang perpustakaan sekolah dan di sana terdapat perempuan yang sering masuk dalam mimpi mimpi ku, dan tepat saat aku memandang perempuan itu seketika aku tersentak dan kembali ke dunia ku, seolah olah aku mempunyai indra ke enam dan bisa masuk ke alam lain. Tapi itu semua tak menjadi pikiran ku yang sekarang aku lakukan adalah mencari tahu siapa Nur Aisyah, dan sepertinya pencarian ini akan dimulai dari perpustakaan sekolah.
Saat pulang sekolah aku menyibukkan diri dengan mencari tahu siapa Nur Aisyah itu, ku mulai pencariaan dari daftar alumni dari alumni pertama namun tak membuahkan hasil buku itu sudah banyak yang terputus dan sepertinya tak mencakup keseluruhan murid, lalu ku lanjutkan dengan album foto alumni, ku buka lembar demi lembar album itu sampai aku menemukan nama “Nur Aisyah” yang tercantum dalam foto angkatan 1997, wajah nya persis dengan perempuan yang muncul dalam mimpi dan semua kejadian aneh yang ku alami selama ini, namun di album ini terlihat lebih cantik dan bersemangat.
Setelah aku mendapatkan informasi bahwa dia alumni SMA Tri Saktya angkatan 1997, segera aku mencari informasinya di daftar riwayat siswa, yap kudapatkan juga nama nya Nur Aisyah, lahir di Bandung 29 april 1981, ia anak ke dua dari bapak Wiranto dan ibu Kasiem, dia mempunyai seorang kakak bernama Firdaus. Nur aisyah diterima di SMA di bangku kelas 2 ipa, ia murid yang cerdas yaitu dengan bukti dia tercatat sebagai peserta olimpiade fisika tingkat provinsi. Dia tinggal di jln mawar no 45.
Setengah harian aku habiskan waktu untuk mencari info tentang dirinya kuputuskan untuk pulang, saat aku melintasi ruang XII ipa 2, rasa takut itu kembali hadir dan membuat aku berdiri kaku, ku lirik jauh ke dalam ruang kelas dan ku temukan Nur Aisyah sedang duduk melamun, sontak aku terkejut dan ketakutan setengah mati. Saat aku hendak lari, kaki ini terasa kaku dan memaksa ku untuk tetap berdiri ketakutan, Nur Aisyah pun berdiri dari tempat ia duduk dan berjalan keluar kelas melewati ku dengan tatapan kosong ia menatapku dan menunjuk ke arah gudang kosong di samping laboratorium fisika. Perasaan ku makin tak menentu ketakutan sekaligus penasaran, saat aku memperhatikan gudang kosong itu Nur Aisyah sudah menghilang dan kaki ku bisa digerakkan lagi, apa yang ditunjukkannya pada ku apa yang ada di ruangan itu. “ah sudah lah, sudah hampir maghrib besok aja aku cari tahu apa yang ada di gudang kosong itu” ujar ku dalam hati.
Keesokan harinya aku sengaja datang pagi pagi untuk melihat apa yang ada di gudang itu, dari luar gudang itu Nampak seperti gudang biasa yang penuh dengan kursi dan meja rusak, saat aku hendak mengintip tiba tiba pak Darman mengagetkanku “eh alah anak gadis kok manjat manjat ngintip koyongono” katanya sambil memegang sapu, dia memang penjaga sekolah ini, dia sudah lama bekerja sebagai penjaga sekolah katanya sih dia bekerja sejak sekolah ini pertama kali didirikan.
“hehhe enggak kok pak gak ngintip, pengen liat aja apa isi gudang ini” kilah ku sambil nyengir
“oalah bocah ngawur, yo iki gudang isi ne pasti barang barang seng wes ra di pake lagi”
“iya pak bener juga ya, bapak pinter juga ya”
“hem mbak e ki ngeledek, mbok yo ojo ngono mbak”
“hahha enggak kok pak, bapak tu pinter lagi, eh pak saya boleh nanya sesuatu gak”
“nanya apo to mbak”
“pak Darman kan kerja di sekolah ini udah lama, bapak pernah kenal gak sama Nur Aisyah siswa sini dulu” tanya ku panjang,
“Aaaiisyah?” wajah pak darman ketakutan
“ia pak Aisyah”
“maap mbak saya gak tau mbak, saya gak tau” ujarnya bergegas meninggalkan ku, namun tiba tiba angin dingin datang menerpa tubuh ini dan suara itu muncul “pak Darman, paak tolong pak tolong aku, beritahu dia beri tahu dia paak” suara Aisyah membuat ketakutan pak Darman makin jadi. Setelah suara itu perlahan hilang, aku bergegas mendekati pak Darman, namun langkah ku terhenti saat pertanyaan keluar darinya yang setengah ketakutan.
“mbak tau Aisyah dari mana” wajahnya masih sangat ketakutan
“saya gak tau banyak si pak, tapi semenjak dia sering ganggu saya, sedikit sedikit saya cari informasi tentangnya”
“ahh? Mbak diganggu Aisyah?” tanyanya makin terkejut
“ia pak, bapak tadi udah denger kan dia minta bantuan dari bapak, saya pengen tahu siapa dia”
“iya mbak, baik baik saya akan cerita, sebenernya begini lo mbak ceritanya, waktu itu Aisyah adalah siswi baru di SMA ini, dia ayu tenan, semua pria di sekolah ini menyukai dia, selain dia ayu dia juga pinter lo mbak, lebih lagi dia baik hati, dia sering ngobrol dengan saya tentang cara ngerawat bunga, dia itu sopan mbak, kalo menurut saya dia itu gadis yang sangat sempurna, tapi…” pak Darman menghentikan pembicaraannya
“tapi apa pak?” tamya saya penasaran
“tapi nasib dia mbak ndak beruntung, waktu itu hari selasa pagi se sma ini heboh mbak, soalnya Aisyah ditemukan mati mbak di gudang ini, yang buat serem itu lo mbak dia mati dikelilingi darah yang ngalir dari tangan kirinya mbak, terus rambutnya acak acakan baju nya banyak robek mbak, dugaan orang si dia mati bunuh diri karena depresi mbak” jelasnya panjang
“oo gitu ya pak, terus setelah dia meninggal gimana?” tanya ku lagi
“yo setelah Aisyah meninggal banyak kejadian aneh di sekolah ini,”
“kejadian aneh gimana pak?” potong ku
“yo kejadian aneh, kadang ada murid yang gak sengaja lihat dia, terus ada guru juga waktu itu lihat dia, aneh to mbak, terus yo mbak yang aneh lagi itu 2 siswa pria yang dulu sering ngejar ngejar dia malah ketakutan terus kalo di sekolah, terus e mbak 3 minggu setelah kematian Aisyah ke 2 pria itu pun ditemukan mati di tempat yang sama, entah tanpa hal yang jelas yang saya tahu 2 pria itu mati dengan wajah ketakutan” jelasnya kembali
“terus dulu Aisyah punya pacar gak pak?”
“kalo yang itu saya kurang tahu mbak tapi dulu gossip gossip nya dia suka sama Ryan temen sekelasnya juga kalo ndak salah” jawabnya ragu
“oo gitu ya pak, ya udah deh pak saya masuk kelas dulu ya”
“oh iya monggo neng” jawabnya
“Nur Aisyah wanita cantik pintar baik hati, apa yang membuatnya bunuh diri?” tanya ku dalam hati. Apa karena dia patah hati, tapi kalau patah hati kenapa 2 pria yang diceritakan pak darman tadi mati di tempat yang sama dengan aisyah. “huh” kuputuskan pulang sekolah akan masuk ke gudang kosong itu.
Saat pulang sekolah ku beranikan diri untuk masuk ke gudang itu, kucari celah agar aku bisa masuk ke dalamnya, dan akhirnya kudapatkan celah itu, aku masuk leawat jendela yang berada di bagian belakang gudang. Saat kaki ku menapakkan pijakan di lantai bulu kuduk ku merinding, jantungku berdebar keras, dan hal itu terulang aku seolah terseret kem asa lalu, melihat aisyah diseret oleh dua orang pria ke dalam gudang, aisyah berusaha memberontak namun apa daya pria itu lebih kuat dari nya, mulutnya dibekap dengan saputangan, lalu pria itu merobek baju aisyah dan mereka memperk*sanya, Aisyah meronta ronta namun mereka tak menghiraukannya, setelah selesai mereka meninggalkan Aisyah begitu saja, dengan wajah kusut pikiran yang tak karuan. Aisyah mengambil gunting dan bunuh diri. Darahnya mengalir deras dari pergelangan tangannya. Saat darah itu memercik ke tubuh ku aku tersadar kembali, dan kulihat tak ada sedikit pun darah menempel di baju ku.
Saat aku melirik ke samping sepertinya arwah Aisyah sedang memperhatikanku dia mendekat dan berkata “tolong aku, sebenarnya saat kejadian itu aku punya janji dengan Ryan di taman belakang sekolah, aku membawa kotak yang sekarang ada padamu, namun saat aku menuju kesana aku dihadang oleh dua bajingan itu, aku dibawanya ke sini dan hal itu pun terjadi, sebenarnya aku hendak memberikan kotak itu kepada Ryan, karena dalam kotak itu ada jawaban atas pernyataan cintanya kepada ku, dan aku yakin dia menunggu jawaban itu. Dan Cuma kau yang bisa menolong ku, tolong aku berikan kotak itu pada nya” katanya memohon pada ku.
“baik akan kuberikan pada nya” setelah aku mengucapkan itu seketika Aisyah hilang, dan aku bergegas ke luar dari gudang dan mencari tahu tentang keberaadaan Ryan sekarang.
Sama hal nya cara aku mencari informasi tentang Aisyah cara itu pun ku gunakan untuk mencari informasi tentang Ryan dan yap aku dapatkan dia sekarang bekerja di percetakan di jalan wahidin. Setelah ku mendapatkan informasi itu aku segera kesana sambil membawa kotak biru Aisyah. Sesampainya di sana aku harus menunggu beberapa jam untuk menemuinya. Saat kami pertama kali bertemu dia heran dan tak pernah merasa kenal dengan ku. namun saat aku menyebutkan Aisyah wajahnya yang tampan mendadak dihiasi kesedihan, lalu ku ceritakan semua hal yang terjadi pada diri ku dan bagaimana aku bisa tahu aisyah awalnya ia tidak percaya sampai aku mengatakan kalau mereka merencanakan pertemuan di belakang taman namun Aisyah tak kunjung datang, dia bertanya “darimana kau tahu semua itu?” tanyanya heran kepada ku “Aisyah, Aisyah yang menceritakannya pada ku” jawabku. Lalu aku ceritakan kenapa dia tidak datang memenuhi janji nya, Ryan seketika terkejut, namuan saat aku menyodorkan kotak biru Aisyah, dia diam, dan memperhatikannya. “ok udah ya, aku udah sampein keinginan aisyah sama kamu, sekarang terserah kamu kotak itu mau kamu apain” ujar ku polos namun tak ada respon yang ditunjukkan oleh Ryan. Aku pun pergi meninggalkan nya namun saat langkah ku tak terlalu jauh suara ryan memanggil ku “tunggu,” cegah nya menghentikan langkahku, aku menoleh dan menghampirinya “apa?” tanya ku. “terimakasih atas semuanya” ucap Ryan. “oh gak masalah aku seneng seneng aja ngelakuin nya” jawab ku santai “ya udah deh aku balik ya, udah sore ni” lanjutku. “ya udah makasi ya sekali lagi” jawab Ryan.
Saat di jalan menuju rumah aku ngeliat Aisyah tersenyum menatap ku, mungkin itu ucapan terima kasih dari nya, dia Nampak cantik dan pandangannya tak kosong lagi. dan kuharap dia bahagia atas semua yang kulakukan dan semoga dia tenang di alam nya.
Sejak kejadian itu hidup ku kembali normal tak ada kejadian aneh, suara suara aneh, atau mimpi mimpi buruk yang menghantui seperti yang ku alami akhir akhir ini, semua kembali seperti biasa dan aku tetap menjadi diri ku yang selalu datang telat ke sekolah dan aku bahagia. Meski aku tak cantik dan tak pintar tapi aku tahu hidup ku bisa bermanfaat bagi orang lain atau setidaknya makhluk lain lah.
Karya: Linda Hani S
Sesampainya di toilet aku melihat kotak berwarna biru yang terletak di bibir bak yang air nya tak penuh lagi, “kotak apa itu?” kata ku dalam hati sambil memperhatikan kotak itu dengan seksama, “heeemm bagus juga ni kotak, tapi punya siapa? Ah sudah lah mending aku bawa saja ke kelas dan ku tanyakan pada Ade siapa tahu dia pernah liat kotak ini” pikir ku.
Kupegang kotak biru itu sambil berjalan menuju ruang kelas tapi entah mengapa medadak ada yang aneh dengan suasana di sekeling ku, suasana yang biasanya ramai kini tiba tiba sunyi dan sepi, dan sesampainya aku di kelas sejauh aku melihat tak ada seorang pun kecuali perempuan cantik yang duduk di sudut belakang, “kemana teman teman ku kemana Ade, Widya kemana semua orang? Dan siapa dia” begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam otak ku.
“hei Salma” sapa Yuni dengan memukul ku dan menyadarkan ku bahwa aku masih berdiri di depan pintu toilet sambil memegang kotak biru “woy ngapain kamu disini, pake ngelamun segala” Tanya yuni dengan wajah heran.
“e.. a. anu gak apa apa” jawab ku bingung.
“kamu kenapa Salma? Sakit?” Tanya Yuni sambil memegang kening ku.
“ah engak kok, aku ke kelas duluan ya” ujar ku bergegas ke kelas.
Jadi tadi aku masih di depan toilet, terus yang jalan ke ruang kelas tadi siapa?, Roh aku?. Dan perempuan yang di kelas tadi siapa? Apa ini Cuma ilusi? Tiba tiba pertanyaan pertanyaan yang tak ku tahu jawabannya itu muncul begitu saja di otak ku.
Sesampainya aku di ruang kelas aku langsung duduk si samping Ade, dengan wajah bingung.
“eh kenapa kok keliatan bingung gitu?” tanya Ade sambil keheranan melihat ekspresi wajah ku.
“itu apa?” Widya menunjuk kotak biru yang aku bawa. Namun aku masih diam terpaku dengan sekelumit pertanyaan yang muncul di otak ku.
“Mon, Mon” pangil Ade dengan menggoyang goyangkan badan ku.
“ah.. apa si, sakit tau” gerutu ku pada mereka.
“abis kamu si ditanya kenapa malah bengong, bukan nya jawab”
“iya kayak orang kesambet tau gak” tambah widya
“idih siapa juga yang kesambet”
“kalo gak kesambet, terus apa dateng dateng langsung diem terus ditanya gak jawab”
“kalo aku kesambet udah nyekek kalian kali, haha.”
“iy tu bener, de udah mati kita dicekik nenek gerondong ini. eh itu kotak apaan si Mon?” tanya Widya penasaran
“sial ini kalo aku nenek gerondong kalian apa buyut gerondong? Oh ini gak tau aku nemu kotak ini di toilet”
“terus kenapa kamu ambil tuh kotak, ntar yang punya nyariin”
“abis kotaknya bagus si jadi aku ambil heehhee..” jawab ku nyengir.
“huu dasar tar kalo yang punya nyari baru tau kamu” kata Ade.
“tet.t…t..tt..” bunyi bel tanda istirahat usai, kami pun kembali ke tempat duduk masing-masing dan menunggu jam pelajaran selanjutnya. Tapi aku masih bingung dengan apa yang baru aku alami beberapa menit yang lalu, apa itu semua, apa sekedar hayalan ku saja tapi kalau hayalan mengapa gadis tadi nyata, ah sudah lah mungkin aku hanya lelah karena olah raga tadi.
Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi, aku dan yang lain merapikan buku yang di meja dan bersiap siap pulang. Tidak seperti biasanya hari ini aku pulang sendirian, tidak bersama Ade karena ia hendak pergi bersama Widya, “yah terpaksa naik angkot sendiri” kata ku sambil memegang kotak biru yang ku temukan tadi. Saat aku hendak naik angkot tiba tiba perempuan cantik yang aku lihat dalam ilusi ku itu ada di dalamnya duduk paling pojok dengan rambut yang tergerai menutupi sebagian matanya dan wajahnya masih seperti tadi Nampak pucat seperti mayat hidup. Seketika detak jantungku berdetak semakin kencang. “woi cepet dikit naiknya lelet amat si bukan situ aja yang mau naik tapi kita juga”, suara teriakan penumpang yang hendak naik memecahkan pandangan ku terhadap perempuan tadi. Aku langsung naik dan duduk di kursi dan kulihat lagi perempuan itu tak ada di pojok kursi di dalam angkot. “kemana perempuan itu?” kata ku dalam hati. “apa ini ilusi lagi” tanya ku.
Sepanjang perjalanan aku hanya melamun memikirkan kejadian aneh yang ku alami hari ini. Entah ini nyata atau tidak yang ada di otak ku sekarang adalah siapa perempuan itu, mengapa setiap kejadian aneh dia selalu ada, siapa dia?
Entah apa yang terjadi pada ku hari ini aku pergi sekolah pagi pagi sekali tidak seperti biasa nya yang selalu pergi jika matahari telah bersinar terang. “kayaknya kepagian ni aku datengnya” kata ku sambil melewati koridor sekolah yang masih sepi dan terasa dingin. “heegeeeheehsss” suara tangis dari arah sudut ruang kelas XII ipa 2, langsung aku terdiam seingat ku tak ada seorang pun di kelas itu saat aku melewatinya tadi, lalu siapa yang menangis. Kurasakan bulu kuduk ku berdiri dan ketakutan menerpa badan ini ingin rasanya aku lari tapi entah mengapa aku hanya bisa berdiri kaku di balik pintu di depan kelas itu. Selang lima menit tangisan itu berhenti dan tubuh ku bisa digerakkan lagi. aku takut dengan apa yang terjadi tapi ku coba beranikan diri untuk melihat siapa yang menangis, saat aku lihat suasana kelas itu masih sama dengan yang aku lewati beberapa menit yang lalu sepi belum ada satu orang pun di sana. “oh tuhan jadi siapa yang menangis tadi?” badan ku terasa lemas dan aku terduduk di lantai ruang kelas. “Salma” pangil Yuni yang baru datang dan melihat ku tertunduk lemas “kok kamu di sini bukan ke kelas mu, loh kamu pucat, kamu sakit ya?” tanya yuni penuh kecemasan.
“ah engak kok Yun, aku baik baik aja, iya ya aku salah masuk kelas ni kayak nya” jawab ku nyengir
“hahha.. dasar aneh, eh tumben dateng pagi biasa nya telat mulu” ledek Yuni
“hehehe iy ni, alarm pagi ini jitu bisa buat aku bangun pagi” ujar ku sambil berdiri “aku ke kelas dulu ya, dadah”
Aku berjalan ke kelas Yuni hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan ku hari ini, sampainya di kelas ternyata sudah ada yang datang dan dia pun heran melihat ku hari ini datang sepagi ini.
Namun aku hanya mengacuhkannya aku masih takut akan kejadian yang ku alami barusan, sungguh aneh kenapa kejadain ini berlanjut terus, pertama kotak yang ku temukan di toilet ke dua ilusi yang nyata itu dan ke tiga tangisan wanita tadi, apa mungkin ini semua berhubungan?, tapi setiap kejadian aneh itu muncul kenapa perempuan itu selalu ada, siapa dia?, apa maunya?, “woi, pagi pagi udah ngelamun” bentak Ade memecahkan lamunanku
“buset kaget tau, ampir copot ni jantung” jawabku kaget
“hhaha.. kamu si aneh pagi pagi ngelamun, lagian tumben dateng pagi?” tanyanya
“eh aturan kamu tu bersyukur aku dateng pagi jadi kamu bisa liat kecantikan aku pagi pagi ahhaha” canda ku
“ih PD amat si jadi manusia” ujarnya ilfil
“De aku mau cerita sesuatu” ujar ku serius
“cerita apa si?, serius amat”
Aku pun menceritakan hal yang ku alami beberapa hari ini, namun Ade hanya tertawa mendengar cerita dari ku, Ade malah bilang kalau aku ini paranoid. Tapi masa si kejaadian yang terjadi ini hanya ketakutan ku saja, jika ini ketakutan ku semata kenapa perempuan itu selalu hadir dalam setiap ilusi ini.
Semenjak kejadian tangisan yang kudengar itu hal hal aneh lain pun datang silih berganti mulai dari suara jeritan di rumah, piring jatuh, pintu yang terbuka sendiri padahal saat itu tak ada seorang pun di rumah. Bahkan mimpi mimpi buruk yang ku alami, tapi anehnya mimpi buruk itu selalu terulang ulang. Di mimpi itu aku berada di ruang kosong dengan seorang perempuan, dan perempuan itu duduk di kursi sambil memegang kotak biru yang sama persis yang kutemukan di toilet waktu itu, dia memegang kotak itu dengan rambut yang acak acakan, baju yang robek di sana sini, dan tangannya banyak bekas cakaran, matanya menerawang jauh, seakan dia tak mau hidup lagi. dan seperti yang kupikirkan perempuan itu memang tak mau hidup lagi, ia berdiri dengan badan sempoyongan dan mengambil gunting di tasnya lalu memotong urat nadinya hingga darah memancar dari luka di tangan nya, darah itu mengenai baju ku. aku menjerit namun tak ada seorang pun yang mendengar jeritan itu, dan perempuan itu melemparkan kotak biru kepada ku kemudian dia meninggal. Setiap perempuan itu meninggal aku selalu terbangun dan ketakutan.
Suatu malam mimpi itu datang lagi tapi anehnya saat aku terbangun dari mimpi itu tangan kiri ku memegang selembar kertas yang bertuliskan “bantu aku!!!. Cari tahu Nur Aisyah!! Tolong!!” dengan tinta darah. Aku merasakan ketakutan yang mendalam saat membacanya, dan berharap ini Cuma bagian dari mimpi buruk ini. Tapi kenyataannya tidak kertas itu benar nyata dan sekarang ada di tangan ku. kuputuskan untuk mencari tahu siapa Nur Aisyah itu, tapi dari mana aku harus memulai mencarinya, saat pertanyaan itu menggeliat di otak ku, entah bagaimana bisa terjadi aku seperti berada dalam ruang perpustakaan sekolah dan di sana terdapat perempuan yang sering masuk dalam mimpi mimpi ku, dan tepat saat aku memandang perempuan itu seketika aku tersentak dan kembali ke dunia ku, seolah olah aku mempunyai indra ke enam dan bisa masuk ke alam lain. Tapi itu semua tak menjadi pikiran ku yang sekarang aku lakukan adalah mencari tahu siapa Nur Aisyah, dan sepertinya pencarian ini akan dimulai dari perpustakaan sekolah.
Saat pulang sekolah aku menyibukkan diri dengan mencari tahu siapa Nur Aisyah itu, ku mulai pencariaan dari daftar alumni dari alumni pertama namun tak membuahkan hasil buku itu sudah banyak yang terputus dan sepertinya tak mencakup keseluruhan murid, lalu ku lanjutkan dengan album foto alumni, ku buka lembar demi lembar album itu sampai aku menemukan nama “Nur Aisyah” yang tercantum dalam foto angkatan 1997, wajah nya persis dengan perempuan yang muncul dalam mimpi dan semua kejadian aneh yang ku alami selama ini, namun di album ini terlihat lebih cantik dan bersemangat.
Setelah aku mendapatkan informasi bahwa dia alumni SMA Tri Saktya angkatan 1997, segera aku mencari informasinya di daftar riwayat siswa, yap kudapatkan juga nama nya Nur Aisyah, lahir di Bandung 29 april 1981, ia anak ke dua dari bapak Wiranto dan ibu Kasiem, dia mempunyai seorang kakak bernama Firdaus. Nur aisyah diterima di SMA di bangku kelas 2 ipa, ia murid yang cerdas yaitu dengan bukti dia tercatat sebagai peserta olimpiade fisika tingkat provinsi. Dia tinggal di jln mawar no 45.
Setengah harian aku habiskan waktu untuk mencari info tentang dirinya kuputuskan untuk pulang, saat aku melintasi ruang XII ipa 2, rasa takut itu kembali hadir dan membuat aku berdiri kaku, ku lirik jauh ke dalam ruang kelas dan ku temukan Nur Aisyah sedang duduk melamun, sontak aku terkejut dan ketakutan setengah mati. Saat aku hendak lari, kaki ini terasa kaku dan memaksa ku untuk tetap berdiri ketakutan, Nur Aisyah pun berdiri dari tempat ia duduk dan berjalan keluar kelas melewati ku dengan tatapan kosong ia menatapku dan menunjuk ke arah gudang kosong di samping laboratorium fisika. Perasaan ku makin tak menentu ketakutan sekaligus penasaran, saat aku memperhatikan gudang kosong itu Nur Aisyah sudah menghilang dan kaki ku bisa digerakkan lagi, apa yang ditunjukkannya pada ku apa yang ada di ruangan itu. “ah sudah lah, sudah hampir maghrib besok aja aku cari tahu apa yang ada di gudang kosong itu” ujar ku dalam hati.
Keesokan harinya aku sengaja datang pagi pagi untuk melihat apa yang ada di gudang itu, dari luar gudang itu Nampak seperti gudang biasa yang penuh dengan kursi dan meja rusak, saat aku hendak mengintip tiba tiba pak Darman mengagetkanku “eh alah anak gadis kok manjat manjat ngintip koyongono” katanya sambil memegang sapu, dia memang penjaga sekolah ini, dia sudah lama bekerja sebagai penjaga sekolah katanya sih dia bekerja sejak sekolah ini pertama kali didirikan.
“hehhe enggak kok pak gak ngintip, pengen liat aja apa isi gudang ini” kilah ku sambil nyengir
“oalah bocah ngawur, yo iki gudang isi ne pasti barang barang seng wes ra di pake lagi”
“iya pak bener juga ya, bapak pinter juga ya”
“hem mbak e ki ngeledek, mbok yo ojo ngono mbak”
“hahha enggak kok pak, bapak tu pinter lagi, eh pak saya boleh nanya sesuatu gak”
“nanya apo to mbak”
“pak Darman kan kerja di sekolah ini udah lama, bapak pernah kenal gak sama Nur Aisyah siswa sini dulu” tanya ku panjang,
“Aaaiisyah?” wajah pak darman ketakutan
“ia pak Aisyah”
“maap mbak saya gak tau mbak, saya gak tau” ujarnya bergegas meninggalkan ku, namun tiba tiba angin dingin datang menerpa tubuh ini dan suara itu muncul “pak Darman, paak tolong pak tolong aku, beritahu dia beri tahu dia paak” suara Aisyah membuat ketakutan pak Darman makin jadi. Setelah suara itu perlahan hilang, aku bergegas mendekati pak Darman, namun langkah ku terhenti saat pertanyaan keluar darinya yang setengah ketakutan.
“mbak tau Aisyah dari mana” wajahnya masih sangat ketakutan
“saya gak tau banyak si pak, tapi semenjak dia sering ganggu saya, sedikit sedikit saya cari informasi tentangnya”
“ahh? Mbak diganggu Aisyah?” tanyanya makin terkejut
“ia pak, bapak tadi udah denger kan dia minta bantuan dari bapak, saya pengen tahu siapa dia”
“iya mbak, baik baik saya akan cerita, sebenernya begini lo mbak ceritanya, waktu itu Aisyah adalah siswi baru di SMA ini, dia ayu tenan, semua pria di sekolah ini menyukai dia, selain dia ayu dia juga pinter lo mbak, lebih lagi dia baik hati, dia sering ngobrol dengan saya tentang cara ngerawat bunga, dia itu sopan mbak, kalo menurut saya dia itu gadis yang sangat sempurna, tapi…” pak Darman menghentikan pembicaraannya
“tapi apa pak?” tamya saya penasaran
“tapi nasib dia mbak ndak beruntung, waktu itu hari selasa pagi se sma ini heboh mbak, soalnya Aisyah ditemukan mati mbak di gudang ini, yang buat serem itu lo mbak dia mati dikelilingi darah yang ngalir dari tangan kirinya mbak, terus rambutnya acak acakan baju nya banyak robek mbak, dugaan orang si dia mati bunuh diri karena depresi mbak” jelasnya panjang
“oo gitu ya pak, terus setelah dia meninggal gimana?” tanya ku lagi
“yo setelah Aisyah meninggal banyak kejadian aneh di sekolah ini,”
“kejadian aneh gimana pak?” potong ku
“yo kejadian aneh, kadang ada murid yang gak sengaja lihat dia, terus ada guru juga waktu itu lihat dia, aneh to mbak, terus yo mbak yang aneh lagi itu 2 siswa pria yang dulu sering ngejar ngejar dia malah ketakutan terus kalo di sekolah, terus e mbak 3 minggu setelah kematian Aisyah ke 2 pria itu pun ditemukan mati di tempat yang sama, entah tanpa hal yang jelas yang saya tahu 2 pria itu mati dengan wajah ketakutan” jelasnya kembali
“terus dulu Aisyah punya pacar gak pak?”
“kalo yang itu saya kurang tahu mbak tapi dulu gossip gossip nya dia suka sama Ryan temen sekelasnya juga kalo ndak salah” jawabnya ragu
“oo gitu ya pak, ya udah deh pak saya masuk kelas dulu ya”
“oh iya monggo neng” jawabnya
“Nur Aisyah wanita cantik pintar baik hati, apa yang membuatnya bunuh diri?” tanya ku dalam hati. Apa karena dia patah hati, tapi kalau patah hati kenapa 2 pria yang diceritakan pak darman tadi mati di tempat yang sama dengan aisyah. “huh” kuputuskan pulang sekolah akan masuk ke gudang kosong itu.
Saat pulang sekolah ku beranikan diri untuk masuk ke gudang itu, kucari celah agar aku bisa masuk ke dalamnya, dan akhirnya kudapatkan celah itu, aku masuk leawat jendela yang berada di bagian belakang gudang. Saat kaki ku menapakkan pijakan di lantai bulu kuduk ku merinding, jantungku berdebar keras, dan hal itu terulang aku seolah terseret kem asa lalu, melihat aisyah diseret oleh dua orang pria ke dalam gudang, aisyah berusaha memberontak namun apa daya pria itu lebih kuat dari nya, mulutnya dibekap dengan saputangan, lalu pria itu merobek baju aisyah dan mereka memperk*sanya, Aisyah meronta ronta namun mereka tak menghiraukannya, setelah selesai mereka meninggalkan Aisyah begitu saja, dengan wajah kusut pikiran yang tak karuan. Aisyah mengambil gunting dan bunuh diri. Darahnya mengalir deras dari pergelangan tangannya. Saat darah itu memercik ke tubuh ku aku tersadar kembali, dan kulihat tak ada sedikit pun darah menempel di baju ku.
Saat aku melirik ke samping sepertinya arwah Aisyah sedang memperhatikanku dia mendekat dan berkata “tolong aku, sebenarnya saat kejadian itu aku punya janji dengan Ryan di taman belakang sekolah, aku membawa kotak yang sekarang ada padamu, namun saat aku menuju kesana aku dihadang oleh dua bajingan itu, aku dibawanya ke sini dan hal itu pun terjadi, sebenarnya aku hendak memberikan kotak itu kepada Ryan, karena dalam kotak itu ada jawaban atas pernyataan cintanya kepada ku, dan aku yakin dia menunggu jawaban itu. Dan Cuma kau yang bisa menolong ku, tolong aku berikan kotak itu pada nya” katanya memohon pada ku.
“baik akan kuberikan pada nya” setelah aku mengucapkan itu seketika Aisyah hilang, dan aku bergegas ke luar dari gudang dan mencari tahu tentang keberaadaan Ryan sekarang.
Sama hal nya cara aku mencari informasi tentang Aisyah cara itu pun ku gunakan untuk mencari informasi tentang Ryan dan yap aku dapatkan dia sekarang bekerja di percetakan di jalan wahidin. Setelah ku mendapatkan informasi itu aku segera kesana sambil membawa kotak biru Aisyah. Sesampainya di sana aku harus menunggu beberapa jam untuk menemuinya. Saat kami pertama kali bertemu dia heran dan tak pernah merasa kenal dengan ku. namun saat aku menyebutkan Aisyah wajahnya yang tampan mendadak dihiasi kesedihan, lalu ku ceritakan semua hal yang terjadi pada diri ku dan bagaimana aku bisa tahu aisyah awalnya ia tidak percaya sampai aku mengatakan kalau mereka merencanakan pertemuan di belakang taman namun Aisyah tak kunjung datang, dia bertanya “darimana kau tahu semua itu?” tanyanya heran kepada ku “Aisyah, Aisyah yang menceritakannya pada ku” jawabku. Lalu aku ceritakan kenapa dia tidak datang memenuhi janji nya, Ryan seketika terkejut, namuan saat aku menyodorkan kotak biru Aisyah, dia diam, dan memperhatikannya. “ok udah ya, aku udah sampein keinginan aisyah sama kamu, sekarang terserah kamu kotak itu mau kamu apain” ujar ku polos namun tak ada respon yang ditunjukkan oleh Ryan. Aku pun pergi meninggalkan nya namun saat langkah ku tak terlalu jauh suara ryan memanggil ku “tunggu,” cegah nya menghentikan langkahku, aku menoleh dan menghampirinya “apa?” tanya ku. “terimakasih atas semuanya” ucap Ryan. “oh gak masalah aku seneng seneng aja ngelakuin nya” jawab ku santai “ya udah deh aku balik ya, udah sore ni” lanjutku. “ya udah makasi ya sekali lagi” jawab Ryan.
Saat di jalan menuju rumah aku ngeliat Aisyah tersenyum menatap ku, mungkin itu ucapan terima kasih dari nya, dia Nampak cantik dan pandangannya tak kosong lagi. dan kuharap dia bahagia atas semua yang kulakukan dan semoga dia tenang di alam nya.
Sejak kejadian itu hidup ku kembali normal tak ada kejadian aneh, suara suara aneh, atau mimpi mimpi buruk yang menghantui seperti yang ku alami akhir akhir ini, semua kembali seperti biasa dan aku tetap menjadi diri ku yang selalu datang telat ke sekolah dan aku bahagia. Meski aku tak cantik dan tak pintar tapi aku tahu hidup ku bisa bermanfaat bagi orang lain atau setidaknya makhluk lain lah.
Karya: Linda Hani S
No comments:
Post a Comment