Perkenalkan nama aku Asmita Permata Dewi panggilanku Dewi. Aku tinggal di kota Semarang bersama keluargaku di sebuah desa terpencil. Aku sangat penasaran dengan Danau Yang Ada di balik bukit dekat rumahku. Karena tetanggaku selalu memperbincangkan tentang Danau tersebut, Teman temanku juga begitu, tak ada yang berani melewati Danau itu tersebut padahal danau tersebut sangat indah pemandangannya.
Konon katanya setiap orang yang melewati Danau itu dia akan merasa ketakutan dan tak akan lagi pergi ke danau itu lagi. Aku tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Tetapi aku tak pernah percaya tentang mitos tersebut malahan aku ingin sekali melewati Danau tersebut.
Suatu hari aku bermain dengan Nita, Bagas dan Angga. Aku bercerita banyak kepada mereka termasuk tentang Danau tersebut. “Aku masih heran dengan Danau yang ada di Balik Bukit itu.” Tanyaku kepada Nita yang tengah asyik makan kue donat. “Sebenernya aku juga punya pikiran seperti itu, mana mungkin Danau sebagus itu mempunyai misteri yang sangat menakutkan” kata Nita. “Udah ah jangan bahas Danau itu lagi aku takut tau!” bentak Bagas. “Bagas bagas.. kamu itu kok penakut sih kayak bencongan aja” Canda Angga dan disusul tawa aku dan Nita.
“Tapi aku masih penasaran sama Danau itu.” Aku menyambung percakapan mereka. “Gimana kalau kita pergi kesana aja, tentunya kalian penasaran kan?” kata Nita. “Tapi aku takut, disana banyak hantu yang akan membunuh kita” seperti biasa Bagas ini sangat ketakutan dan lucunya Bagas sampai memeluk Angga. “Apaan sih Gas, meluk meluk segala”. Udah udah gimana kalau besok pagi kita kesana bareng bareng, mau nggak? kalau kalian mau harus bawa senter, bekal dan tenda untuk menginap disana..” kataku. “OK SIAPA TAKUT” kata Angga dan Nita bebarengan. “Aku yang takut tau” kata Bagas tetapi kami tidak menghiraukannya.
Keesokan harinya kami berkumpul di Pos Kamling Di Desa kita. Pukul 07.23 kami berangkat meninggalkan Desa kami Menuju Danau yang katanya menyeramkan itu. Sesampainya disana kami takjub dengan indahnya pemandangan di Danau itu. Sangat indah dan menarik untuk dipandang tapi mengapa orang orang sekitar tidak tahu betapa indahnya Danau yang Dikira sangat angker dan menakutkan itu. “Wah indah sekali pemandangannya sampai sampai aku ingin tinggal disini,” Kata Nita.
Kami menuruni bukit dan mencari tempat untuk mendirikan tenda, belum sampai 10 menit kami menemui tempat yang cocok untuk bermalam. Setelah mendirikan tenda kami langsung menyiapkan api unggun, disitulah Aku dan Nita merasakan ada yang aneh di sekitar kita. “Wi kamu ngerasa nggak kalau suhunya menurun drastis, dingin banget padahal api unggun udah nyala?” Kata Nita berbisik. “Iya nih aku juga ngerasa tapi jangan bilang sama Bagas dan Angga nanti mereka panik dan takut.” “Ok, gimana kalau kita langsung masuk tenda aja biar Mereka nggak tau apa yang sebenarnya terjadi” kata Nita memberi solusi. “Iya kamu betul, Bagas Angga kita masuk tenda yuk udah malem lagi” kataku menahan rasa takut. “Tapi aku belum ngantuk” kata Bagas. “Ayo tidur besok pagi aja lanjutin!” kataku dengan nada agak kesal. “Iya iya aku tidur nih jangan marah dong”.
Kami masuk ke tenda masing masing. Saat tengah malam aku dan Nita terbangun karena Tenda sebelah yang ditempati Bagas dan Angga Ada yang Aneh. Aku dan Nita lihat dari Tenda kami ada bayangan hitam yang menuju Tenda mereka dan sepertinya bayangan hitam itu ingin menculik Bagas dan Angga. Tetapi kami langsung memberanikan diri ke luar tenda untuk melihat siapa yang menuju tenda mereka. Saat kami menengok ke tenda sebelah aku langsung menghidupkan senter dan aku tunjukkan kepada orang iku tetapi orang itu langsung hilang tanpa jejak. Aku dan Nita ketakutan sampai sampai tidak bisa tidur dengan tenang kami gelisah dan takut gimana kalau orang itu balik lagi dan menculik Bagas, Angga, Aku dan Nita?.
Keesokan harinya Aku, Angga, Nita dan Bagas menuju ke danau untuk mencari ikan didanau. Saat kamu mencari ikan tersebut Angga mendapatkan ikan mujair yang cukup besar. Anehnya ikan itu menatap Angga dengan tajam seolah olah ingin menerkam mangsanya. aku dan Nita sangat takut dan tidak berani bilang apa apa, untungnya Angga tidak tahu kalau ikan itu melotot ke arahnya.
Pagi pun berganti siang waktunya kami mengemaskan barang barang untuk kembali pulang, “hore kita pulang ke rumah deh” kata Nita gembira. Tetapi saat kita menyiapkan barang, ada yang mencubit pinggang Bagas, Bagas takut dan menyalahkan Angga. “Angga jangan gitu dong, aku takut nih” kata Bagas. “Apanya sih, aku nggak ngapa ngapain kok, jangan asa nuduh dong” Kata Angga, Kayaknya dia sedikit emosi. “Ada apa sih kok ribut melulu?” kata Nita Mencari tahu. “Ini nih Bagas fitnah aku kalau aku yang nyubit pinggangnya padahal enggak” kata Angga. Aku sama Nita udah ngerasa takut dan mencoba menenangkan Angga dan Bagas juga menenangkan diri sendiri. “Kita harus cepat cepat pulang nih” kataku mencoba menenangkan mereka yang gelisah. “Iya Iya, Aku juga udah ngerasa takut nih” kata Bagas.
Setelah mengemaskan barang, kami pulang melewati bukit yang pernah kita lewati untuk datang ke Danau ini. Saat kami mulai menanjaki bukit itu, ada yang melempar sepucuk kertas ke kepala Nita. Nita langsung membaca, isi surat itu “JIKA KALIAN INGIN MATI, DATANGLAH KESINI UNTUK KEDUA KALINYA UNTUK MENJADI KORBAN SELANJUTNYA”. tulisan itu menggunakan darah yang segar dan baunya sangat menyengat. Saat kami menengok ke belakang untuk mencari tahu siapa yang melempar kertas ini, kami menemukan 3 orang yang tengah berdiri di tengah tengah mayat yang udah mati, ada yang membusuk dan baunya sangat tajam sampai sampai kami mau muntah, tapi kami tahan. Kami sangat ketakutan dan kami lari dan ingin cepat cepat pulang ke rumah.
TAMAT
Karya: Etha Berliana Rida
Konon katanya setiap orang yang melewati Danau itu dia akan merasa ketakutan dan tak akan lagi pergi ke danau itu lagi. Aku tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Tetapi aku tak pernah percaya tentang mitos tersebut malahan aku ingin sekali melewati Danau tersebut.
Suatu hari aku bermain dengan Nita, Bagas dan Angga. Aku bercerita banyak kepada mereka termasuk tentang Danau tersebut. “Aku masih heran dengan Danau yang ada di Balik Bukit itu.” Tanyaku kepada Nita yang tengah asyik makan kue donat. “Sebenernya aku juga punya pikiran seperti itu, mana mungkin Danau sebagus itu mempunyai misteri yang sangat menakutkan” kata Nita. “Udah ah jangan bahas Danau itu lagi aku takut tau!” bentak Bagas. “Bagas bagas.. kamu itu kok penakut sih kayak bencongan aja” Canda Angga dan disusul tawa aku dan Nita.
“Tapi aku masih penasaran sama Danau itu.” Aku menyambung percakapan mereka. “Gimana kalau kita pergi kesana aja, tentunya kalian penasaran kan?” kata Nita. “Tapi aku takut, disana banyak hantu yang akan membunuh kita” seperti biasa Bagas ini sangat ketakutan dan lucunya Bagas sampai memeluk Angga. “Apaan sih Gas, meluk meluk segala”. Udah udah gimana kalau besok pagi kita kesana bareng bareng, mau nggak? kalau kalian mau harus bawa senter, bekal dan tenda untuk menginap disana..” kataku. “OK SIAPA TAKUT” kata Angga dan Nita bebarengan. “Aku yang takut tau” kata Bagas tetapi kami tidak menghiraukannya.
Keesokan harinya kami berkumpul di Pos Kamling Di Desa kita. Pukul 07.23 kami berangkat meninggalkan Desa kami Menuju Danau yang katanya menyeramkan itu. Sesampainya disana kami takjub dengan indahnya pemandangan di Danau itu. Sangat indah dan menarik untuk dipandang tapi mengapa orang orang sekitar tidak tahu betapa indahnya Danau yang Dikira sangat angker dan menakutkan itu. “Wah indah sekali pemandangannya sampai sampai aku ingin tinggal disini,” Kata Nita.
Kami menuruni bukit dan mencari tempat untuk mendirikan tenda, belum sampai 10 menit kami menemui tempat yang cocok untuk bermalam. Setelah mendirikan tenda kami langsung menyiapkan api unggun, disitulah Aku dan Nita merasakan ada yang aneh di sekitar kita. “Wi kamu ngerasa nggak kalau suhunya menurun drastis, dingin banget padahal api unggun udah nyala?” Kata Nita berbisik. “Iya nih aku juga ngerasa tapi jangan bilang sama Bagas dan Angga nanti mereka panik dan takut.” “Ok, gimana kalau kita langsung masuk tenda aja biar Mereka nggak tau apa yang sebenarnya terjadi” kata Nita memberi solusi. “Iya kamu betul, Bagas Angga kita masuk tenda yuk udah malem lagi” kataku menahan rasa takut. “Tapi aku belum ngantuk” kata Bagas. “Ayo tidur besok pagi aja lanjutin!” kataku dengan nada agak kesal. “Iya iya aku tidur nih jangan marah dong”.
Kami masuk ke tenda masing masing. Saat tengah malam aku dan Nita terbangun karena Tenda sebelah yang ditempati Bagas dan Angga Ada yang Aneh. Aku dan Nita lihat dari Tenda kami ada bayangan hitam yang menuju Tenda mereka dan sepertinya bayangan hitam itu ingin menculik Bagas dan Angga. Tetapi kami langsung memberanikan diri ke luar tenda untuk melihat siapa yang menuju tenda mereka. Saat kami menengok ke tenda sebelah aku langsung menghidupkan senter dan aku tunjukkan kepada orang iku tetapi orang itu langsung hilang tanpa jejak. Aku dan Nita ketakutan sampai sampai tidak bisa tidur dengan tenang kami gelisah dan takut gimana kalau orang itu balik lagi dan menculik Bagas, Angga, Aku dan Nita?.
Keesokan harinya Aku, Angga, Nita dan Bagas menuju ke danau untuk mencari ikan didanau. Saat kamu mencari ikan tersebut Angga mendapatkan ikan mujair yang cukup besar. Anehnya ikan itu menatap Angga dengan tajam seolah olah ingin menerkam mangsanya. aku dan Nita sangat takut dan tidak berani bilang apa apa, untungnya Angga tidak tahu kalau ikan itu melotot ke arahnya.
Pagi pun berganti siang waktunya kami mengemaskan barang barang untuk kembali pulang, “hore kita pulang ke rumah deh” kata Nita gembira. Tetapi saat kita menyiapkan barang, ada yang mencubit pinggang Bagas, Bagas takut dan menyalahkan Angga. “Angga jangan gitu dong, aku takut nih” kata Bagas. “Apanya sih, aku nggak ngapa ngapain kok, jangan asa nuduh dong” Kata Angga, Kayaknya dia sedikit emosi. “Ada apa sih kok ribut melulu?” kata Nita Mencari tahu. “Ini nih Bagas fitnah aku kalau aku yang nyubit pinggangnya padahal enggak” kata Angga. Aku sama Nita udah ngerasa takut dan mencoba menenangkan Angga dan Bagas juga menenangkan diri sendiri. “Kita harus cepat cepat pulang nih” kataku mencoba menenangkan mereka yang gelisah. “Iya Iya, Aku juga udah ngerasa takut nih” kata Bagas.
Setelah mengemaskan barang, kami pulang melewati bukit yang pernah kita lewati untuk datang ke Danau ini. Saat kami mulai menanjaki bukit itu, ada yang melempar sepucuk kertas ke kepala Nita. Nita langsung membaca, isi surat itu “JIKA KALIAN INGIN MATI, DATANGLAH KESINI UNTUK KEDUA KALINYA UNTUK MENJADI KORBAN SELANJUTNYA”. tulisan itu menggunakan darah yang segar dan baunya sangat menyengat. Saat kami menengok ke belakang untuk mencari tahu siapa yang melempar kertas ini, kami menemukan 3 orang yang tengah berdiri di tengah tengah mayat yang udah mati, ada yang membusuk dan baunya sangat tajam sampai sampai kami mau muntah, tapi kami tahan. Kami sangat ketakutan dan kami lari dan ingin cepat cepat pulang ke rumah.
TAMAT
Karya: Etha Berliana Rida
No comments:
Post a Comment