"Mama, Mama. Aku ingin terbang seperti itu. Peri cantik," ucap Felly kecil yang tengah Peri Riska terbang untuk melawan Raksasa jahat.
Yah.....Raksasa yang biasa mereka sebut dengan Titan. Raksasa yang suka memakan anak-anak. Terutama, anak-anak yang keluar pada siang hari untuk bermain. Bukan istirahat siang.
"Jikalau kau ingin terbang sepertiku, maka peluklah impianmu sayang. Dengan kau yang pintar, cerdas dan juga baik hati kau akan bisa terbang sepertiku. Indah dan manis," ucap Riska saat ia telah turun ke Bumi.
Tepat di depan Felly kecil dan Mama Felly yang tengah ketakutan karena raksasa tadi.
"Aku sudah belajar dengan rajin. Tapi kenapa aku masih belum bisa terbang?"
"Karena, kamu masih berbohong kepada orangtuamu, manis. Tadi, kamu bilang akan tidur dan berjanji akan memenuhinya. Namun, kamu malah ingkar dengan janji yang kamu ucapkan sendiri. Sayang, peri itu harus baik hati, jujur dan juga amanah. Bukan berbohong dan juga berkhianat."
"Ohhhh begitu. Bisakah aku terbang sekarang?"
"Untuk saat ini, cukup dengan usaha keras dan berdo'a. Lakukanlah hal-hal kebaikan. Pertama membantu sesama dengan hati yang ikhlas. Disanalah kau akan membentuk sayap secara perlahan."
"Sayap? Wahhhhhh....hebat....!!!," ucapnya riang.
"Yah.....sayap yang akan menjadikanmu bermanfaat bagi orang lain. Nusa, Bangsa dan agama."
"Baik peri. Aku akan melakukan apapun yang kau katakan. Dada peri cantik..... Sampai jumpa lagi.....," ucapnya riang saat melihat Peri Riska yang mulai naik ke atas dengan sayapnya. Dan, menghilang seperti kerlapan bintang.
"Mama, ayo pulang! Felly mau makan ayam goreng!," ucap Felly kecil dengan senyuman lucunya.
Anjani meninggalkan tempat itu bersama dengan putrinya. Mereka berjalan dengan riang menuju ke rumah. Sesampainya di rumah, Felly kecil berkicau lucu tentang peri Riska yang bisa terbang. Ia juga kerap berulang kali berbicara tentang cita-citanya sebagai dokter.
Yah...sesuai dengan yang dikatakan oleh Peri Riska. Felly kecil akan bisa terbang seperti peri Riska saat ia telah menjadi anak yang baik, pintar dan juga rajin. Dari sanalah Felly kecil mulai mematuhi perintah ibunya. Saat ia disuruh makan maka ia akan makan. Padahal, biasanya makan adalah hal yang nomor seratus dari kamus Felly. Hingga badannya terlihat begitu kurus dan kecil.
Tidak hanya itu saja. Sejak saat itu, Felly juga mau tidur siang. Mandi air dingin, dan mandiri, Terlihat saat ia mulai menggunakan seragam sekolahnya sendiri. Meskipun, tidak sepenuhnya benar dan rapi. Akan tetapi, hal tersebut menunjukkan kemajuan dalam hidupnya. Sikap sosialisasinya juga semakin membaik. Ia juga selalu berkata jujur kepada siapapun.
Dulu, Felly begitu bandel dengan guru Tknya. Sampai-sampai guru Tknya menangis karena harus menangani Felly yang bandel dan super duper lincah. Tapi sekarang, ia bisa memahami lingkungan sekitarnya. Peduli dengan sesamanya dengan cara berbagi bekal yang ia bawa dan apapun yang ia punya.
Beberapa hari kemudian, Felly bertemu dengan peri Riska. Ia menceritakan semua peristiwa dan apa yang telah terjadi. Sesekali, ia bertanya tentang saya. Dan lagi-lagi jawaban yang diberikan oleh Peri Riska sama dengan sebelumnya. Felly pun menerima dengan ringan dan riang.
Kemudian, mereka pun berpelukan dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang. Dan Felly berusaha untuk melakukan apapun yang dikatakan oleh Peri cantik. Meskipun, semuanya terasa begitu sulit. Karena, tidak ada yang instan di dunia ini. Dan juga tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Selama, kita mau berusaha dan berdo'a dengan penuh keyakinan.
Karya: Pratiwi Nur Zamzani.
Yah.....Raksasa yang biasa mereka sebut dengan Titan. Raksasa yang suka memakan anak-anak. Terutama, anak-anak yang keluar pada siang hari untuk bermain. Bukan istirahat siang.
"Jikalau kau ingin terbang sepertiku, maka peluklah impianmu sayang. Dengan kau yang pintar, cerdas dan juga baik hati kau akan bisa terbang sepertiku. Indah dan manis," ucap Riska saat ia telah turun ke Bumi.
Tepat di depan Felly kecil dan Mama Felly yang tengah ketakutan karena raksasa tadi.
"Aku sudah belajar dengan rajin. Tapi kenapa aku masih belum bisa terbang?"
"Karena, kamu masih berbohong kepada orangtuamu, manis. Tadi, kamu bilang akan tidur dan berjanji akan memenuhinya. Namun, kamu malah ingkar dengan janji yang kamu ucapkan sendiri. Sayang, peri itu harus baik hati, jujur dan juga amanah. Bukan berbohong dan juga berkhianat."
"Ohhhh begitu. Bisakah aku terbang sekarang?"
"Untuk saat ini, cukup dengan usaha keras dan berdo'a. Lakukanlah hal-hal kebaikan. Pertama membantu sesama dengan hati yang ikhlas. Disanalah kau akan membentuk sayap secara perlahan."
"Sayap? Wahhhhhh....hebat....!!!," ucapnya riang.
"Yah.....sayap yang akan menjadikanmu bermanfaat bagi orang lain. Nusa, Bangsa dan agama."
"Baik peri. Aku akan melakukan apapun yang kau katakan. Dada peri cantik..... Sampai jumpa lagi.....," ucapnya riang saat melihat Peri Riska yang mulai naik ke atas dengan sayapnya. Dan, menghilang seperti kerlapan bintang.
"Mama, ayo pulang! Felly mau makan ayam goreng!," ucap Felly kecil dengan senyuman lucunya.
Anjani meninggalkan tempat itu bersama dengan putrinya. Mereka berjalan dengan riang menuju ke rumah. Sesampainya di rumah, Felly kecil berkicau lucu tentang peri Riska yang bisa terbang. Ia juga kerap berulang kali berbicara tentang cita-citanya sebagai dokter.
Yah...sesuai dengan yang dikatakan oleh Peri Riska. Felly kecil akan bisa terbang seperti peri Riska saat ia telah menjadi anak yang baik, pintar dan juga rajin. Dari sanalah Felly kecil mulai mematuhi perintah ibunya. Saat ia disuruh makan maka ia akan makan. Padahal, biasanya makan adalah hal yang nomor seratus dari kamus Felly. Hingga badannya terlihat begitu kurus dan kecil.
Tidak hanya itu saja. Sejak saat itu, Felly juga mau tidur siang. Mandi air dingin, dan mandiri, Terlihat saat ia mulai menggunakan seragam sekolahnya sendiri. Meskipun, tidak sepenuhnya benar dan rapi. Akan tetapi, hal tersebut menunjukkan kemajuan dalam hidupnya. Sikap sosialisasinya juga semakin membaik. Ia juga selalu berkata jujur kepada siapapun.
Dulu, Felly begitu bandel dengan guru Tknya. Sampai-sampai guru Tknya menangis karena harus menangani Felly yang bandel dan super duper lincah. Tapi sekarang, ia bisa memahami lingkungan sekitarnya. Peduli dengan sesamanya dengan cara berbagi bekal yang ia bawa dan apapun yang ia punya.
Beberapa hari kemudian, Felly bertemu dengan peri Riska. Ia menceritakan semua peristiwa dan apa yang telah terjadi. Sesekali, ia bertanya tentang saya. Dan lagi-lagi jawaban yang diberikan oleh Peri Riska sama dengan sebelumnya. Felly pun menerima dengan ringan dan riang.
Kemudian, mereka pun berpelukan dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang. Dan Felly berusaha untuk melakukan apapun yang dikatakan oleh Peri cantik. Meskipun, semuanya terasa begitu sulit. Karena, tidak ada yang instan di dunia ini. Dan juga tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Selama, kita mau berusaha dan berdo'a dengan penuh keyakinan.
Karya: Pratiwi Nur Zamzani.
No comments:
Post a Comment