Sebagian besar orang bilang aku adalah anak yang aneh, Aku duduk di tempat paling belakang karena dipindahin sama wali kelasku. Dulunya duduk agak ke depan atau bisa dibilang tengah-tengah, namun karena diriku yang terlalu baik aku menuruti perintah guru untuk pindah ke belakang.
Aku tidak tahu hal apa yang membuatku berteman dekat dengan orang yang bernama Thee, gak banyak ngomong tapi kalau diajak ngomong seru juga. Aku belum tahu aku mau menjadi apa, tapi aku sangat tertarik dengan film. Aku adalah anak yang cenderung penyendiri karena dalam pikiranku aku serasa memiliki banyak teman menurutku seperti halusinasi suara, akan tetapi aku tak memperdulikannya. Soal pelajaran aku sangat menyukai pelajaran Matematika dan fisika sampai aku ngotot pindah jurusan ips ke ipa karena senangnya aku dengan pelajaran ini, tak jarang juga aku mengajari matematika seperti pada waktu itu.
"Do, ajarin gua dong bagian logaritma halaman 110 pelatihan 5". ucap anak yang berbadan tinggi bernama Queen.
"Oi, bagian itu udah pernah gua bahas nih, kalo bagian logaritma ini kenapa tiba-tiba hasilnya bisa jadi begini begitu, sebenarnya gampang lu harus inget dasar tentang pelajaran logaritma, misalkan begini Qu 5 log 1000-5 log 25 hasilnya adalah 40 karena dalam logaritma operasi pengurangan berubah menjadi pembagian, perkalian berubah menjadi tambah dan banyak lagi, kasus di atas bisa menjadi 40 karena 5 log 1000 dibagi 25 karena sama-sama log 5 bisa langsung dibagikan jadi hasilnya 40, ngerti kan?". Tanyaku kurang ragu tapi aku yakin dia ngerti.
"Oiyaya, ngerti gua makasih do."
"Oke sama-sama."
Setelah itu lama kelamaan aku menjadi anak yang aktif di kelas, dan mendapati ranking 5, namun sifat yang suka menyendiri ini menyulitkan di kemudian hari karena mereka sudah lebih dekat, mereka mendirikan kubunya masing-masing kemampuanku juga jadi semakin diragukan. Bertambah pula halusinasiku semakin membengkak seperti digigit semut dan membuat diriku jatuh dalam kelamnya dunia kebodohan betapa tidak, siang itu Michael teman sekelasku mengajakku makan siang namun seperti ada yang bilang "Gak usah ajak dia, itu benc*ng aneh, gak gaul lagi ya gak bro?". "Iya tuh mic, gak usah diajak udah....!". Tak tahu benar atau tidak, rasanya seperti benar-benar mereka mengatakannya hatiku penuh tegores penuh luka serasa seperti hendak mati. Kata-kata yang terucap penuh rasa perih, tak disangka teman sekelasku mengatakan hal tersebut. Aku tidak bisa membuat apapun lagi aku mau mati saja membalut duka ini bersamaku, namun apa daya aku juga sadar semua ini tak bisa menjadi solusi. Aku harus bangkit.....berjuang membuktikannya aku bukan seperti itu......, Tapi semua telah terlambat ketika ku tersadar aku sudah tak sama, ragaku telah terpisah dan denyut jantungku melemah ternyata aku telah koma 2 minggu, dari sana tampak seorang makhluk yang berbeda ternyata ia Malaikat maut.
"Kasihan sekali dirimu hanyut dalam kebodohan ini, sekarang aku telah datang menjemput dan kau pulang dengan melanggar janjimu, asalkan kau tahu itu semua hanyalah halusinasimu. Sesungguhnya setan telah berhasil menggodamu sekarang kau hanya bisa terpaku menunggu pengampunan tuhan sembari di neraka tapi sebelum itu aku membiarkanmu melihat kenyataan yang ada..." suara yang diucapkan oleh malaikat maut itu bagai petir yang menggelegarkanku.
"Tidak...tidak..tidak mungkin aku mati, apa yang terjadi kenapa aku bisa begini, kenapa aku bisa menjadi seperti ini......Arghhh...."
Aku hanya bisa menangis melihat diriku disana yang semakin lama semakin memutih bagaikan cat tembok, bahkan ibuku disana menangis sejadinya. Kemudian jasadku dibawa ke rumah banyak yang datang termasuk teman sekelasku , aku jadi penasaran bagimana reaksi semua orang setelah surat yang kutulis yang berisikan kejadian waktu itu isinya seingatku.
"Aku adalah seorang anak yang suka seorang anak yang suka menyendiri hidupku juga tak begitu hidup, banyak orang yang berteman denganku tapi ujung-ujungnya malah menjadi seperti musuh, entah. Apa yang terjadi semua serasa gelap, siang itu menjelaskannya selama ini aku memang bukan berhalusinasi tapi memang nyata, Alpha dan March yang mengatakannya langsung aku sangat stress dengan itu aku mau pergi saja, untuk ibu jangan terlalu sedih kak Kara dan kak Pittya masih ada, tentunya mereka sangat sayang sama ibu maafkan aku tak bisa terlalu lama bersamamu, dan untuk temaku terima kasih telah menjelaskan kepadaku siapa aku di mata kalian kata-kata itu sangat jelas untuk menjelaskan semua ini, aku memanglah benc*ng di mata kalian tapi walau bagaimanapun aku berjuang semua tetap sama aku tak bisa mengubahnya kalian tetap menganggap seperti itu selamat tinggal semuanya...". Itulah Surat yang kuberikan ketika ku telah dimakamkan ibuku memberikan surat itu kepada March dan Alpha yang kemarin mengatakan itu berserta teman-temannya di depan teman sekelasku.
"Aku tidak pernah mengatakan aldo seperti itu bu, mungkin dia halusinasi atau salah dengar, kemarin itu Michael mengajaknya namun kami hanya jalan terus tak mempedulikan itu tapi jujur bu saya tidak melakukannya." ucap March yang sontak bingung.
"Kemarin itu Aldo terlihat mencatat pelajaran kimia yang ada di papan, March mengajaknya tapi dia tidak menjawab seperti asyik sedang mencatat pelajaran itu bu, jadi kami pun juga tak mempedulikannya, namun anehnya kenapa bisa seperti ini, aku jadi semakin bingung....!" sambung Alpha.
"Jadi kalo gak ada yang bilang gitu kok bisa dia bunuh diri....?" tanya kak Kara marah-marah.
"Mungki ini yang namanya halusinasi suara bu, kak. Dimana korban dapat mendengar suara-suara aneh, berkebalikan dari kenyataan, suara seperti manusia manusia bahkan korban bisa seperti ini akhirnya. Saya bisa tahu karena ibu saya adalah psikologi jadi saya sedikit mengerti karena saya juga tertarik dengan imu seperti itu". jawab anak peringkat I bernama Claudia.
"Mungkin saja, terkadang Aldo sering bilang apa bu, iya kak ada apa?, dan juga yang paling sering siapa yang kakak bilang benc*ng. Kami sangat heran mengapa itu bisa terjadi padahal kami diam saja, ya sudah mungkin ini jalan Tuhan," jawab kak Pittya.
Aku sangat sedih mendengar itu semua. Akhirnya aku disini hanyut dalam kelamnya kebodohan tepanggang api panas yang membakar sampai ke tulang menunggu dan berharap akan pengampunan tiba, namun dosa ini terlampau besar membuatku mati untuk berulang kali......
Karya: Ridho Almadani
Aku tidak tahu hal apa yang membuatku berteman dekat dengan orang yang bernama Thee, gak banyak ngomong tapi kalau diajak ngomong seru juga. Aku belum tahu aku mau menjadi apa, tapi aku sangat tertarik dengan film. Aku adalah anak yang cenderung penyendiri karena dalam pikiranku aku serasa memiliki banyak teman menurutku seperti halusinasi suara, akan tetapi aku tak memperdulikannya. Soal pelajaran aku sangat menyukai pelajaran Matematika dan fisika sampai aku ngotot pindah jurusan ips ke ipa karena senangnya aku dengan pelajaran ini, tak jarang juga aku mengajari matematika seperti pada waktu itu.
"Do, ajarin gua dong bagian logaritma halaman 110 pelatihan 5". ucap anak yang berbadan tinggi bernama Queen.
"Oi, bagian itu udah pernah gua bahas nih, kalo bagian logaritma ini kenapa tiba-tiba hasilnya bisa jadi begini begitu, sebenarnya gampang lu harus inget dasar tentang pelajaran logaritma, misalkan begini Qu 5 log 1000-5 log 25 hasilnya adalah 40 karena dalam logaritma operasi pengurangan berubah menjadi pembagian, perkalian berubah menjadi tambah dan banyak lagi, kasus di atas bisa menjadi 40 karena 5 log 1000 dibagi 25 karena sama-sama log 5 bisa langsung dibagikan jadi hasilnya 40, ngerti kan?". Tanyaku kurang ragu tapi aku yakin dia ngerti.
"Oiyaya, ngerti gua makasih do."
"Oke sama-sama."
Setelah itu lama kelamaan aku menjadi anak yang aktif di kelas, dan mendapati ranking 5, namun sifat yang suka menyendiri ini menyulitkan di kemudian hari karena mereka sudah lebih dekat, mereka mendirikan kubunya masing-masing kemampuanku juga jadi semakin diragukan. Bertambah pula halusinasiku semakin membengkak seperti digigit semut dan membuat diriku jatuh dalam kelamnya dunia kebodohan betapa tidak, siang itu Michael teman sekelasku mengajakku makan siang namun seperti ada yang bilang "Gak usah ajak dia, itu benc*ng aneh, gak gaul lagi ya gak bro?". "Iya tuh mic, gak usah diajak udah....!". Tak tahu benar atau tidak, rasanya seperti benar-benar mereka mengatakannya hatiku penuh tegores penuh luka serasa seperti hendak mati. Kata-kata yang terucap penuh rasa perih, tak disangka teman sekelasku mengatakan hal tersebut. Aku tidak bisa membuat apapun lagi aku mau mati saja membalut duka ini bersamaku, namun apa daya aku juga sadar semua ini tak bisa menjadi solusi. Aku harus bangkit.....berjuang membuktikannya aku bukan seperti itu......, Tapi semua telah terlambat ketika ku tersadar aku sudah tak sama, ragaku telah terpisah dan denyut jantungku melemah ternyata aku telah koma 2 minggu, dari sana tampak seorang makhluk yang berbeda ternyata ia Malaikat maut.
"Kasihan sekali dirimu hanyut dalam kebodohan ini, sekarang aku telah datang menjemput dan kau pulang dengan melanggar janjimu, asalkan kau tahu itu semua hanyalah halusinasimu. Sesungguhnya setan telah berhasil menggodamu sekarang kau hanya bisa terpaku menunggu pengampunan tuhan sembari di neraka tapi sebelum itu aku membiarkanmu melihat kenyataan yang ada..." suara yang diucapkan oleh malaikat maut itu bagai petir yang menggelegarkanku.
"Tidak...tidak..tidak mungkin aku mati, apa yang terjadi kenapa aku bisa begini, kenapa aku bisa menjadi seperti ini......Arghhh...."
Aku hanya bisa menangis melihat diriku disana yang semakin lama semakin memutih bagaikan cat tembok, bahkan ibuku disana menangis sejadinya. Kemudian jasadku dibawa ke rumah banyak yang datang termasuk teman sekelasku , aku jadi penasaran bagimana reaksi semua orang setelah surat yang kutulis yang berisikan kejadian waktu itu isinya seingatku.
"Aku adalah seorang anak yang suka seorang anak yang suka menyendiri hidupku juga tak begitu hidup, banyak orang yang berteman denganku tapi ujung-ujungnya malah menjadi seperti musuh, entah. Apa yang terjadi semua serasa gelap, siang itu menjelaskannya selama ini aku memang bukan berhalusinasi tapi memang nyata, Alpha dan March yang mengatakannya langsung aku sangat stress dengan itu aku mau pergi saja, untuk ibu jangan terlalu sedih kak Kara dan kak Pittya masih ada, tentunya mereka sangat sayang sama ibu maafkan aku tak bisa terlalu lama bersamamu, dan untuk temaku terima kasih telah menjelaskan kepadaku siapa aku di mata kalian kata-kata itu sangat jelas untuk menjelaskan semua ini, aku memanglah benc*ng di mata kalian tapi walau bagaimanapun aku berjuang semua tetap sama aku tak bisa mengubahnya kalian tetap menganggap seperti itu selamat tinggal semuanya...". Itulah Surat yang kuberikan ketika ku telah dimakamkan ibuku memberikan surat itu kepada March dan Alpha yang kemarin mengatakan itu berserta teman-temannya di depan teman sekelasku.
"Aku tidak pernah mengatakan aldo seperti itu bu, mungkin dia halusinasi atau salah dengar, kemarin itu Michael mengajaknya namun kami hanya jalan terus tak mempedulikan itu tapi jujur bu saya tidak melakukannya." ucap March yang sontak bingung.
"Kemarin itu Aldo terlihat mencatat pelajaran kimia yang ada di papan, March mengajaknya tapi dia tidak menjawab seperti asyik sedang mencatat pelajaran itu bu, jadi kami pun juga tak mempedulikannya, namun anehnya kenapa bisa seperti ini, aku jadi semakin bingung....!" sambung Alpha.
"Jadi kalo gak ada yang bilang gitu kok bisa dia bunuh diri....?" tanya kak Kara marah-marah.
"Mungki ini yang namanya halusinasi suara bu, kak. Dimana korban dapat mendengar suara-suara aneh, berkebalikan dari kenyataan, suara seperti manusia manusia bahkan korban bisa seperti ini akhirnya. Saya bisa tahu karena ibu saya adalah psikologi jadi saya sedikit mengerti karena saya juga tertarik dengan imu seperti itu". jawab anak peringkat I bernama Claudia.
"Mungkin saja, terkadang Aldo sering bilang apa bu, iya kak ada apa?, dan juga yang paling sering siapa yang kakak bilang benc*ng. Kami sangat heran mengapa itu bisa terjadi padahal kami diam saja, ya sudah mungkin ini jalan Tuhan," jawab kak Pittya.
Aku sangat sedih mendengar itu semua. Akhirnya aku disini hanyut dalam kelamnya kebodohan tepanggang api panas yang membakar sampai ke tulang menunggu dan berharap akan pengampunan tiba, namun dosa ini terlampau besar membuatku mati untuk berulang kali......
Karya: Ridho Almadani
No comments:
Post a Comment