CAMPUR ADUK

Saturday, July 31, 2021

KISAH SI JACK

Rose selesai mengerjakan PR-nya. Rose keluar dari kamarnya, ya ke ruang tamu. Duduk dengan santai Rose di ruang tamu sambil membaca bukunya dengan baik.

Isi buku yang di baca Rose :

Suatu hari Jack pergi ke hutan untuk mencari kayu. Ia akan mengganti salah satu tiang rumahnya. Jack mencari pohon berdiameter sedang tetapi cukup kuat dan panjang. Ia telah menjelajahi setiap jengkal hutan, tapi belum menemukan pohon yang ia inginkan. Jack terus berjalan hingga akhirnya ia sampai di sebuah dataran tinggi. Tiba-tiba Jack mendengar suara rintihan kesakitan dari balik bebatuan. Jack mendekati tumpukan batu itu dan memeriksanya. 

"Tolong... Tolong aku! Sakit... Sakit sekali," erang suara di balik batu. 

"Hei, siapa di sana?" tanya Jack. 

"Aku Naga. Tolong bebaskan aku dari impitan batu-batu ini," pinta Naga. 

"Tunggu sebentar, aku akan mencoba melakukan sesuatu," kata Jack.

Ia memerhatikan tumpukan batu-batu itu. Ia masih memikirkan cara untuk memindahkan batu-batu itu. Jack tahu jika ia tidak mungkin memindahkan batu-batu itu. Sebuah ide terlintas dipikirannnya. Tali! Jack mencoba mengikat batu itu dan menariknya sekuat tenaga. Gagal, lempeng batu tidak bergerak sama sekali! Setelah usaha pertamanya gagal, Jack mencoba cara kedua, yaitu memindahkan batu dengan menggunakan pengungkit. Ia pun masuk kembali ke dalam hutan lalu menebang pohon besar yang pertama kali dijumpainya. Jack menyeret batang pohon itu untuk menjadikannya sebagai pengungkit. Akhirnya lempeng batu itu berhasil digeser oleh Jack. Seekor naga berusaha merayap keluar dari lubang di bawah batu itu. Naga itu menarik napas lega dan tangannya tiba-tiba menyambar Jack. 

"Hei, apa yang kau lakukan?" teriak Jack.

"Aku akan memakanmu," jawab Naga.

"Apa? Dasar Naga tidak tahu aturan! Aku telah membebaskanmu dari tindihan batu itu dan sekarang kau membalasku dengan memakanku?" protes Jack, tak percaya.

"Aku telah lama tertindih lempeng batu besar itu. Jadi sekarang aku sangat lapar. Aku adalah naga, dan naga memakan manusia! Sekarang hanya kau, manusia yang ada di hadapanku. Aku akan memakanmu!" kata Naga setengah berteriak.

"Naga, tolong bebaskan aku!" pinta Jack, "apakah tidak ada rasa belas kasihanmu kepadaku?"

"Baik, aku akan memberimu kesempatan," kata Naga, "kita bertanya pada orang yang lewat di jalan ini apakah ia setuju kalau dunia ini tidak adil. Jika ia setuju maka aku akan memakanmu, tetapi jika ia tidak setuju maka aku akan melepaskanmu." 

Jack mengangguk, tanda setuju. Beberapa saat kemudian, lewatlah seekor anjing tua. Jack memanggil anjing itu dan menceritakan masalahnya. Anjing itu setuju untuk memberikan pendapatnya. Ia pun mulai bercerita, "Aku adalah seekor anjing penjaga. Aku telah melayani pemilikku sejak kecil. Aku melalui banyak malam untuk menjaga pemilikku ketika ia tertidur lelap. Aku juga telah menyelamatkan rumahnya dari kebakaran dan pencuri, tidak hanya sekali tetapi berkali-kali." 

Anjing itu terdiam, menghela napas, dan melanjutkan ceritanya. "Sekarang, aku sudah tua. Aku tidak dapat lagi melihat dan mendengar dengan jelas. Suatu hari aku mendengar pemilikku hendak membunuhku. Kemudian aku menyelinap keluar dari rumah dan hidup di jalanan," tutup anjing itu, mengakhiri ceritanya. 

"Hidup memang terkadang terasa tidak adil, Jack," lanjut anjing itu, "aku berharap kematian segera menjemputku. Aku sudah tidak kuat lagi."

"Jangan khawatir, Anjing Tua, aku akan mewujudkan keinginanmu," kata Naga. 

Tanpa sempat mengelak, anjing malang itu dimakan oleh Naga. Selesai memakan Anjing Tua, Naga kembali mencoba memakan Jack. Jack berusaha mengulur waktu. 

"Naga, kau boleh memakan manusia, tetapi jangan diriku! Bukankah aku telah membantumu keluar dari batu-batu itu," kata Jack, meminta belas kasihan. 

"Jack, kau masih tidak percaya bahwa hidup itu tidak adil?" tanya Naga, "baiklah kalau begitu, kita akan meminta pendapat satu orang lagi. Jika ia setuju denganku maka aku akan memakanmu dan aku akan melepaskanmu jika ia berkata sebaliknya." 

Jack menarik napas, lega. Setelah menunggu beberapa saat, lewatlah seekor kuda tua. Jack memanggil kuda itu dan memintanya untuk memberikan pendapatnya tentang hidup yang tidak adil. Kuda Tua setuju, lalu ia bercerita, "Aku adalah seekor kuda yang hidup di peternakan. Pemilikku sering menjadikanku sebagai tunggangannya atau penarik gerobaknya. Aku telah bekerja keras seumur hidupku sampai sendi-sendiku terasa sakit. Kakiku mulai lumpuh. Aku sudah tidak berguna lagi bagi pemilikku dan suatu hari ia mencoba membunuhku. Aku berhasil lolos dan hidup menderita di jalanan." Kuda itu memandang Jack, lalu mengakhiri kisahnya, "Hidup terkadang terasa tidak adil, Jack." 

Naga bertepuk tangan sambil berkata, "Pendapat yang bagus, Kuda Tua! Apakah kau mendengar semua cerita itu, Jack? Hidup memang tidak adil. Kau tidak bisa lagi membantahnya. Sekarang aku akan memakanmu." 

Belum sempat Naga memasukkan Jack ke dalam mulutnya, Jack berteriak, "Tunggu sebentar Naga! Lihatlah di atas sana!" 

Naga mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Jack. Jack kemudian berkata, "Ada seekor rubah di atas sana. Ia mungkin memiliki jawaban yang berbeda." Tanpa merasa takut, Naga menyetujui ide Jack, "Baiklah, satu pendapat lagi. Tapi ini adalah kesempatan terakhirmu, Jack!" 

"Iya, aku tahu! Jika rubah itu berpendapat sama denganmu, kau boleh memakanku," kata Jack menirukan penuturan Naga.

Jack pun memanggil rubah itu dan menceritakan masalahnya. Reynard, rubah itu, mendekati Jack lalu berbisik, "Jack, kau dalam kesulitan besar rupanya. Aku bisa membantumu, tetapi apa bayaran yang akan aku terima?" 

"Reynard, jika kau berhasil menyelamatkan aku dari situasi ini, kau bebas memakan ayam-ayam di peternakanku setiap Kamis malam," janji Jack setengah berbisik.

"Baik, aku terima tawaranmu," kata Reynard sambil menganggukkan kepala. 

"Naga yang perkasa," Reynald memulai siasatnya, "aku akan memberikan pendapatku tetapi sebelumnya aku butuh pertolonganmu."

"Apa yang kau inginkan Reynald? Cepat katakan," jawab Naga. 

"Aku mempunyai sebutir kacang kenari yang besar dan keras. Tetapi, kacang kenari itu terjatuh di dalam lubang itu. Kelezatan kacang itu tiada duanya. Tolong cari kacang itu di dalam sana," Reynald meminta sambil menunjuk lubang, tempat Naga terjepit. "Kacang kenari? Aku telah hidup di dalam lubang itu sangat lama dan tidak pernah sekali pun menemukan kacang kenari!" bantah Naga. 

"Kau mungkin kurang jeli, Naga. Sekarang coba cari kacang kenari itu sekali lagi. Siapa tahu kau melewatkan sesuatu di dalam lubang itu," rayu Reynald. 

"Apa kau yakin kacang kenarimu jatuh ke lubang ini?" tanya Naga, ragu. 

"Iya, aku yakin sekali!" jawab Reynard, mantap. 

Naga menuruti permintaan Reynald. Ia kembali merangkak masuk ke dalam lubang yang pernah mengurungnya. Reynald langsung mencabut pasak-pasak penahan batu dan membiarkan batu-batu itu jatuh menimbun tubuh Naga. Naga itu mengerang kesakitan dan memohon untuk dibebaskan. 

"Kau lebih baik terkubur di sana hingga hari kiamat! Dasar Naga tidak tahu terima kasih! Berani-beraninya kau memakan orang yang pernah menolongmu! Benar-benar tidak tahu malu," teriak Reynald.

Jack akhirnya terbebas dari Naga. Ia pun menepati janjinya. Ia membiarkan Reynald masuk ke dalam kandang ayamnya setiap Kamis malam untuk memangsa seekor ayam. Suatu malam Reynald kekenyangan dan mulai mengantuk. Ia kemudian pergi ke pojok kandang. 

"Aku akan tidur sebentar di sini. Besok, pagi-pagi sekali, aku akan pergi dari sini," kata Reynald pada dirinya sendiri. 

Ia pun tertidur dengan nyenyak. Pegawai peternakan Jack mengeluarkan ayam-ayam seperti biasa pagi itu. Namun, ketika ia memasukkan ayam-ayam itu ke kandang pada sore hari, ia menyadari jika jumlah ayamnya kurang satu. Pegawai itu segera memeriksa halaman, tapi tidak menemukan ayamnya. Ia mencari ke gudang dan ayam itu tetap tidak ditemukannya. Akhirnya pegawai itu kembali ke kandang ayam dan melihat Reynald sedang tidur dengan lelap di pojok kandang. Pegawai itu pun melaporkan kejadian itu kepada Jack. 

"Ada rubah di kandang ayamku? Temanku, Reynald, memang aku undang setiap Kamis malam, tetapi hari ini hari Jum'at, pasti itu rubah yang lain. Singkirkan rubah itu!" perintah Eric kepada pegawainya.

Pegawai peternakan itu lalu mengambil tongkat dan sapu. Ia berusaha mengusir Reynald dari kandang ayam. Reynald terkejut ketika badannya mendapat pukulan keras. Ia langsung berlari tak tentu arah, berusaha menyelamatkan diri. 

"Hei, hei, apa yang kau lakukan? Aku ini Reynald, sahabat Jack! Kenapa kau memukuliku?" teriak Reynald sambil berlari. 

"Bohong, kau bukan Reynald! Reynald hanya datang di hari Kamis malam, bukan Jum'at malam!" kata pegawai peternakan itu. 

"Benar, aku ini Reynald! Kau bisa memanggil Jack untuk membuktikannya!" teriak Reynald. 

Pegawai peternakan itu tidak menghiraukan perkataan Reynald. Ia terus memburu dan memukulinya. Reynald merasa ajalnya sudah dekat karena terus dipukul dan tak bisa kabur. Namun pandangannya tiba-tiba menemukan sebuah lubang di lantai. Ia bergegas keluar melalui lubang itu dan berlari menuju hutan.

 "Hidup terkadang terasa tidak adil," kata Reynald kepada dirinya sendiri. 

Ia melangkah lunglai menuju hutan, dengan luka dan nyeri di badannya. 

***

Rose selesai baca bukunya.

"Ceritanya bagus banget....asal Norwegia," kata Rose.

Rose menutup bukunya dan menaruh buku di meja.

"Nonton Tv aja ah!" kata Rose.

Rose beranjak dari duduknya ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama ibu. Acara Tv yang di tonton ibu dan Rose, acara sinetron Badai Pasti Berlalu. Keduanya asik banget nonton acara Tv yang bagus itu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK