Siang hari di jalan tortoar dekat rumah. Dono sedang asik makan pisang sambil jalan. Tapi kulit pisangnya di buang Dono sembarangan tempat. Dono tetap jojong kaya orang acuh tak acuh. Indro pun geleng-geleng dengan ulah Dono. Kasino pun hanya mengelak nafas ulah Dono yang sedikit nakal. Lalu Indro mulai menegur Dono saat di tengah perjalan pulang ke rumah.
"Pungut........gak kulit pisangnya...yang kamu buang sembarangan," perintah Indro.
"Iya...Dono...sebagai warga yang baik buang sampah lah pada tempatnya....," saran Kasino.
"Iya...deh...........saya pungut kulit pisang yang saya buang sembarangan," kata Dono.
"Gitu...dong....," kata Indro.
"Sip....deh........," saut Kasino.
Dono bergerak menuju kulit pisang yang di buangnya di pinggir jalan. Tiba-tiba lewat orang yang berjalan tidak memperhatikan langkahnya karena sibuk nelpon.
"Awas......Bakkkkkk," teriak Dono.
Cewek cantik terpeleset kulit pisang dan jatuh ke tortoar.
"Aduhhhhh.......siapa yang buang kulit pisang sembarangan?," kata Cewek cantik.
"Waduh...saya ketiban sial...ini mah," kata Dono.
"Ayo...Kasino bantun Cewek cantik yang jatuh," kata Indro.
"Ayo...kita..tolong," saut Kasino.
Dono, Kasino, dan Indro membantu Cewek cantik yang terpeleset di tortoar. Dateng seorang yang tinggi besar di hadapan Dono, Kasino, dan Indro.
"Kalian bertiga....cari kesempatan....ya...," tanya Pacarnya Cewek cantik.
Dono, Kasino, dan Indro melepaskan tangan mereka ke Cewek yang di tolong.
"Aduh....niat nolong gak sih.....," kata Cewek cantik.
"Maaf...Mbak........., pacarnya marah...," kata Indro.
"Iya..pacarnya..marah..," saut Kasino.
"Iya.........bener...Gorilanya marah...eh..maksutnya pacarnya marah," ujar Dono.
"Ehhhhh...gara-gara kamu lagi," kata Cewek cantik.
"Maaf deh...sayang.....," kata Pacarnya sambil menolongnya berdiri.
Dono segera memungut pisang tanpa ketahuan mereka semuanya saat menolong Cewek cantik tersebut.
"Kenapa kamu jatuh...?," tanya Pacarnya.
"Gara-gara orang buang sampah kulit pisang sembarangan di tortoar. Loh....mana kulit pisangnya...ya," kata Cewek cantik.
Dono, Kasino, dan Indro dengan santai pergi meningalkan mereka berdua.
"Jangan-jangan ulah mereka bertiga....yang buat Cewek saya cilaka," kata Pacarnya.
"Jangan buruk sangka...ah.., paling orang lain," kata Cewek cantik.
"Kaya..nya mereka yang bikin ulah," kata Pacarnya yang penasaran.
"Terserah kamu ajalah.....," kata Cewek cantik.
Pacarnya Cewek cantik mendatengin Dono, Kasino, dan Indro yang lagi santai berjalan.
"Tunggu dulu...kalian bertiga.....jangan-jangan kalian bertiga yang membuat ulah sampai Cewek saya jatuh...gara-gara kulit pisang," kata Pacarnya Cewek cantik.
"Gimana..nie..Indro.....Gorilanya marah?" tanya Dono.
"Tenang Dono...kita hadapin dengan kepala dingin," kata Indro.
"Bener....kata Indro kita hadapin dengan kepala dingin," kata Kasino.
Pacarnya Cewek cantik tersebut terus menyudutkan Dono, Kasino, dan Indro. Dengan sifatnya yang ngesok dengan tubuhnya yang besar. Pacarnya Cewek cantik mau melancarkan tinjuan. Dono langsung mengeluarkan pestolnya dari saku celana sebelah kanan.
"Jangan..macem-macem nanti saya dor....," kata Dono menakut-nakuti.
"Haaaa...pistol," terkejut Pacarnya Cewek cantik.
"Haaaa...pistol," terkejut juga Indro dan Kasino.
"Ampun...deh...Bang...saya..nyerah..deh.....," kata Pacarnya Cewek cantik.
"Kalau begitu pergi dari...sini....," kata Dono.
"Iya...saya...pergi dari sini," saut Pacarnya Cewek cantik.
Dengan cepat si Gorila menjauh pergi meningalkan Dono, Kasino, dan Indro menghampiri pacarnya.
"Dek...pergi cepat dari sini," ketakutan Pacarnya.
"Iya...iya..pergi dari sini..tapi jangan buru-buru gitu dong... Masalahnya bokong saya sakit terbentur tortoar tahu," kata Cewek cantik.
"Ya..udah saya papah...aja..," kata Pacarnya.
Si Gorila pun pergi dengan pacarnya yang cantik menjauh dari Dono, Kasino, Indro.
"Dono..kamu beneran bawa senjata api...nanti di tangkep polisi?," tanya Indro.
"Iya ...Dono...sejata api itu..berbahaya loe..," saut Kasino.
"Kata siapa pistol ini beneran? cuman pistol mainan yang di isi air," kata Dono sambil menembakan air ke mulutnya lagi.
"Wah.....kita...kena..nyelenehnya Dono," kata Indro.
"Iya...saya..kena lagi..nyelenehnya Dono," saut Kasino.
"Saya..gak nyeleneh...tapi haus," kata Dono sambil membakan air ke dalam mulutnya.
Dono, Kasino, Indro berjalan sampai di persimpangan gang yang ada sebuah tempat sampahnya.
"Cepetan buang kulit pisangnya di sini," perintah Indro.
"Iya..cepetan...buang kulit pisang yang bikin masalah hari ini," saut Kasino.
"Iya.....saya buah kulit pisang pembawa musibah," ujar Dono.
Kulit pisang di keluarkan dari saku celananya bagian kiri, langsung di masukkan ke dalam tempat sampah.
"Selamat jalan kulit pisang.......," kata Dono.
"Sudah...jangan dramatisir," kata Indro.
"Kaya sinetron bertemakan cinta saja," saut Kasino.
"Oh ya ...Dono, lain kali jangan buang sampah sembarangan lagi. Buang lah pada tempatnya," peringatan Indro.
"Bener kata Indro. Jangan terulang lagi yang ke dua kalinya...masalah seperti ini...namanya bodoh....," peringatan Kasino.
"Kalian berdua ini....kalau nasehat pahit banget...," ujar Dono.
Dono, Kasino, Indro meningalkan tempat tersebut menuju pulang ke rumah.
No comments:
Post a Comment