Sore hari yang cerah di persimpangan gang kecil pinggiran kota Jakarta. Dono dengan asik berjalan dengan membawa sekantong belanjaan dari warung Ibu Fatime. Karena cerobohnya Dono pelastik yang berisi belanjaan robek di jalan kebanyakan di goyang-goyang saat di bawa.
"Wah...kacau nie..belanjaan saya banyak jatuh ke tanah dan kotor lagi," gerutu Dono.
Dono mengumpulkan semua belanjaannya yang berceceran di tanah.
"Saya punya akal....saya taruh aja di baju....., tapi..baju..saya kotor lagi...nanti katain orang gila," celoteh Dono.
Dono terus berpikir mencari solusi agar belanjaan bisa di bawa pulang. Tiba-tiba dateng lah seorang gadis cantik di hadapan Dono.
"Bidadari.......cantik banget," kata Dono.
"Mas...Dono......ini Wulan ada plastik kresek..masukin aja ke sini semua belanjaannya," kata Wulan dengan lembut.
"Iya...," jawab Dono.
Dono memasukan semua belanjaan yang jatuh ke tanah ke dalam plastik kresek dari Wulan.
"Terima kasih Wulan atas..bantuannya," kata Dono.
"Iya....sama-sama, kebetulan Wulan lewat sini. Karena Mas Dono ada masalah....ya..udah Wulan tolong," sedikit penjelasan Wulan.
"Wah....dek Wulan baik...banget sama Mas Dono...," kata Dono.
"Biasa...aja..tuh...," kata Wulan.
"Ya...mulai...deh....ketusnya............ini yang gak enaknya...tadi..mah lebut banget... yang paitnya ini yang Mas Dono gak sukai," kata Dono.
"Masa.......Wulan ketus.....cuma Mas Dono yang ngerasa.... Sedang saya engak tuh," kata Wulan.
"Tambah...lagi.... ya..deh ketusnya.. Mas Dono...minta...maaf...,karena nyeleneh duluan," kata Wulan.
"Gitu...dong.....Mas Dono yang baik...mau mengalah untuk Wulan," kata pujian Wulan.
"Kaya..ada yang aneh....ini....biasanya terlalu lembut....ujung duit," kata Dono.
"Kok...tahu.........," ujar Wulan.
"Ya...tahu..lah..," kata Dono.
"Kalau tahu....Wulan minta uang....yang Mas Dono pinjem kemarin," kata Wulan.
"Awalnya di tolong....eh....malah saya di tegek .........," kata Dono.
"Cepetan....Wulan..lagi butuh untuk urusan kuliah...," kata Wulan.
"Iya.....," kata Dono.
Dono mengeluarkan dompet di saku belakang celananya. Tiba-tiba seorang pemuda membawa belati menodong Dono dan Wulan.
"Serahkan uang kalian atau nyawa kalian melayang," kata Preman Kampung.
"Wah..kacau......nie..mah," kata Dono.
"Mas Dono....Wulan takut.....," katanya sambil bersembunyi di belakang Dono.
Preman Kampung terus mendesak Dono dan Wulan untuk menyerahkan dompet mereka berdua.
"Gimana....Mas Dono...?" tanya Wulan.
"Tenang...Mamas tangani ini semuanya," kata Dono.
Dono mengeluarkan sebuah benda dari saku celananya.
"Jangan..bergerak.......," kata Dono.
"Pistol........," terkejut Wulan.
"Waaw pistollll...takut...," kata Preman Kampung.
"Kalau macem-macem lagi...saya dor....," kata Dono.
"Saya..tidak ...takut..itu cuma pistol mainan........," kata Preman Kampung.
"Loh...kok tahu........," kata Dono.
"Wah...beneran Mas Dono..ini pistol mainan.....," kata Wulan.
"Benerkan pistol...mainankan... Cepetan serahkan benda-benda berharga kalian," kata Preman Kampung dengan menodongkan pisau.
"Kalau..begini..saya harus bertindak," kata Dono.
Dono mulai menembak pistol airnya ke seluruh muka si Preman Kampung berkali-kali.
.
"Cuma..air......isi pistol itu," kata Preman Kampung.
"Iya...tapi..efeknya...............dari air tersebut..adalah air cabe...," kata Dono.
"Panas...panas...panas.....," teriak Preman Kampung.
Di saat lengah si Preman Kampung karena air cabe yang membuat di siwur dalam pandangan matanya. Wulan dengan berani menendang perut Preman Kampung sampai jatuh. Dono segera mengambil pisau dari tangan Preman Kampung, lalu di buang pisau tersebut ke dalam selokan yang berbau busuk. Preman Kampung yang kalah telak berusaha bangun dan pergi dengan keadaan siwur pandangan matanya.
"Hati-hati jalan," kata Dono.
"Iya..saya tahu...," jawab Preman Kampung.
Baru di beri tahu oleh Dono. Ehhhhh Preman Kampung ke peleset jalan yang licin dan masuk ke dalam comberan yang kotor.
"Haaaaaaaahaaaaaaaa," tertawa Dono.
"Haahhaaaaa," tertawa Wulan.
"Baru ....di bilangin...hati-hati malah ke jebur ke dalam comberan," kata Dono.
"Bener....lucu...Mas Dono," kata Wulan sambil tertawa kecil di belakang Dono.
"Ternyata..selama ini........Wulan cinta...sama Mas Dono...kan," kata Dono.
"Ihhhh...gak..........tuh," ujar Wulan sambil menjaga imetnya.
"Kok..gitu..lagi, ketus banget..........," kata Dono.
"Mana uang Wulan?," tanya Wulan dengan tegas.
"Ehhh..urusan duit..cepet.....," kata Dono.
"Niiih..........uangnya Rp 100.000,- nya...," kata Dono.
"Kok..cuma seratus ribu.....bunga...mana?," tanya Wulan.
"Kan..cuma...seratus ribu..minjemnya..itu pun baru satu hari...udah ada bunganya?," tanya Dono.
"Ayolah...Mas Dono...," kata Wulan.
Dono pun mengalah demi Wulan. Di keluarkan lagi uang Rp 100.000,-.
"Terima kasih Mas Dono...," kata Wulan sambil mengambil uang dari Dono.
"Ya...sama-sama," kata Dono.
"Wulan pamit dulu mau...ke kampus," katanya dengan lembut.
"Iya..hati-hati di jalan," jawab Dono.
Wulan pun pergi meninggalkan Dono begitu saja.
"Entar dulu ...kalau di menoleh ke belakang ....berarti di menyukai saya....," celoteh Dono sambil berdiam di tempat.
Wulan pun menoleh kebelakang melihat Dono.
"Yessssssssssssssssssssssssssss.............................bener...Wulan sayang sama Mas Dono," teriak Dono.
Sontak Wulan pun mendengar teriakan Dono.
"Masa..bodok dengan cinta... Wulan.....mau kuliah dulu," jawab Wulan dengan teriak.
"Wah.....lagi-lagi...saya..di kerjain...lagi," celoteh Dono.
Wulan pun tertawa tersipu malu dengan tingkah Dono. Lalu Wulan pun berteriak keras saat Dono mulai pergi menjauh dari tempatnya.
"Wulan sayang Mas Dono...," katanya dengan berteriak.
"Haaaaaaa..............," sok Dono mendengar pernyataan Wulan.
Wulan pun berlari meninggalkan Dono sendirian di gang tersebut.
"Yes..........Alloh SWT....mengambulkan doa saya.......," teriak Dono.
Tiba-tiba ada Ibu dan anaknya yang masih kecil lewat gang tersebut melihat tingkah Dono.
"Berisik tahu," kata Ibu.
"Orang gila......ya..kan Bu," kata Anak kecil.
Dono pun menunduk malu dengan tingkahnya yang konyol dan segera bergerak menuju pulang ke rumahnya.
No comments:
Post a Comment