Malam yang tenang di langit ada bulan purnama bersinar terang gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya sepak bola, yaaa Budi duduk di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
"Nyanyi saja!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1999, Saket Ram, seorang pria Hindu berusia 89 tahun, sedang terbaring di ranjang kematiannya di Madras. Ia dirawat oleh cucunya Saket Ram Jr., seorang novelis terkenal yang menulis fiksi sejarah, dan dokter keluarga mereka, Munawar. Saket Ram Jr menjelaskan bagaimana ia tumbuh besar dengan mendengarkan cerita-cerita kakeknya dan mulai menceritakan salah satu cerita aneh kakeknya yang akan ia gunakan untuk novel berikutnya. Saat cucunya menceritakan kisah tersebut, Saket Ram yang lebih tua menghidupkannya kembali.
Pada tahun 1946, Ram dan temannya yang beragama Muslim dari Pathan, yaaa Amjad Ali Khan, adalah arkeolog yang bekerja bersama di bawah Mortimer Wheeler, di Mohenjo-daro di provinsi Sindh, yaaa yang saat itu merupakan wilayah India Barat Laut. Hubungan antara orang India dan Inggris baik-baik saja. Ram dan Amjad tidak menyetujui rencana pemisahan dan pembentukan Pakistan yang akan datang. Meskipun banyak Muslim India berencana untuk pindah ke Pakistan, Amjad memutuskan untuk tetap tinggal di India karena ia yakin bahwa India adalah tanah airnya.
Setelah situs arkeologi ditutup karena takut akan kerusuhan, Ram muda kembali ke Kalkuta untuk bersama istrinya, Aparna. Dalam perjalanan pulang, ia menyaksikan kerusuhan dan kekacauan selama Hari Aksi Langsung. Saat keluar untuk mendapatkan makanan, Ram berhasil menyelamatkan seorang gadis Sikh yang tidak bersalah dari gerombolan Muslim. Ketika ia kembali ke rumahnya, ia diserang dan disandera oleh penjahit keluarganya, Altaf dan sekelompok Muslim. Mereka memperkosa Aparna, tetapi setelah mengetahui bahwa polisi memasuki gedung, menggorok leher Aparna dan melarikan diri. Tidak dapat mengatasi kehilangannya yang tragis, Ram mengambil senjatanya dan mencoba mengikuti mereka. Ia berhasil menemukan Altaf, yang memohon belas kasihan, meskipun Ram membunuhnya.
Ram terus menembaki orang-orang Muslim yang melakukan kekerasan di jalan sampai ia bertemu dengan Shriram Abhyankar, seorang Marathi dari Thanjavur yang memimpin sekelompok orang Hindu. Menyadari bahwa mereka berdua beragama Hindu dan karenanya bukan musuh, Abhyankar menawarkan Ram kesempatan untuk bergabung dengan milisinya. Abhyankar memberi tahu Ram bahwa orang yang bertanggung jawab tidak lain adalah Mohandas Karamchad Gandhi dan memberinya buku terlarang tentang retorika anti-Gandhi untuk dibaca.
Bahasa Indonesia : Pada tahun 1947, setelah kembali ke kampung halamannya di Thanjavur, yaaa saudara laki-laki Ram, Bhashyam dan saudara perempuannya Vasantha mendesaknya untuk menikah lagi. Dia kemudian menikah dengan putri dari teman keluarga, Mythili. Sementara pernikahannya dirayakan di seluruh desa, Ram memberi tahu teman masa kecilnya Vedha dan Yegham bahwa dia tidak punya alasan untuk bahagia karena perceraian politik terbesar di dunia sedang terjadi dengan pemisahan India. Selama malam pertamanya, dia mengetahui bahwa Mythili, seperti keluarganya, adalah pendukung Gandhi dan bahwa Mahatma akan mengunjungi Kalkuta beberapa hari kemudian pada hari peringatan kerusuhan berdarah. Ram melakukan perjalanan ke Kalkuta sendirian, di mana dia mengunjungi rumah lamanya dan meratapi kehilangannya. Kemudian dia bergabung dengan massa yang menghadapi Gandhi dan Huseyn Shaheed Suhrawardy, Kepala Menteri Benggala, yaaa tentang kerusuhan berdarah tersebut. Ketika ditanya tentang apakah mereka bertanggung jawab penuh atas kerusuhan tersebut, keduanya menerimanya dan meminta maaf. Massa memaafkan mereka, namun Ram menolak.
Meskipun Ram tetap acuh tak acuh pada awalnya, ia perlahan jatuh cinta dengan Mythili. Namun, pada bulan madu mereka di Maharashtra, yaaa Ram dan Mythili bertemu dengan Abhyankar yang menyamar, yang memperkenalkan mereka kepada Maharaja yang digulingkan. Selama perjalanan berburu dengan Abhyankar dan Maharaja, Ram bertemu kembali dengan teman lamanya dari Kalkuta, Manohar Lalwani, yang kehilangan keluarga dan rumahnya dalam kerusuhan tersebut. Setelah melihat kesengsaraan Lalwani, Ram menyadari bahwa ia masih belum melupakan pembunuhan Aparna dan kebenciannya kembali berkobar. Abhyankar dan kelompok Maharaj meyakini bahwa Gandhi bertanggung jawab penuh atas pemisahan India dan kekerasan antara dua agama, dan menganggapnya sebagai pengkhianat karena mendukung dan melindungi umat Muslim daripada orang-orang Hindu-nya sendiri. Sebagai fundamentalis Hindu yang ekstrem, mereka berencana untuk membunuh Gandhi dan menugaskan Ram untuk melakukan perbuatan itu. Akibat kecelakaan saat berkuda, Abhyankar menjadi lumpuh dan meminta Ram bersumpah bahwa ia akan meninggalkan hubungan pribadi dan melanjutkan pekerjaannya membunuh Gandhi.
Kembali ke masa kini, situasi Ram memburuk. Cucunya dan Dr. Munawar membawanya ke rumah sakit, tetapi dihentikan oleh polisi karena ada ledakan bom di Madras akibat kerusuhan komunal Hindu-Muslim, karena hari itu adalah peringatan pembongkaran Masjid Babri, yaaa yang mendorong Ram yang sudah tua untuk berkomentar tentang bagaimana kekerasan Hindu-Muslim masih merajalela hingga saat ini. Seorang petugas polisi menyuruh mereka bersembunyi di tempat perlindungan bawah tanah demi keselamatan mereka. Saat mereka mencoba untuk tetap diam agar tidak diserang oleh massa, Ram mengenang tentang bagaimana dia berencana untuk membunuh Gandhi beberapa dekade yang lalu.
Kembali ke India yang baru merdeka, Ram mulai mempersiapkan diri untuk membunuh Gandhi begitu dia kembali ke Madras. Mythili yang sedang hamil menjadi khawatir karena suaminya semakin menjauh dan mengundang orang tua dan mertuanya untuk menghiburnya. Namun, Ram telah memutuskan untuk membunuh Gandhi dan meninggalkan Mythili, melakukan perjalanan ke Varanasi di mana dia menjalani ritual pemurnian dan penolakan. Kemudian, dia menuju Delhi dan tanpa sadar menginap di hotel yang sama dengan fundamentalis lain yang berencana membunuh Gandhi, Nathuram Godse. Ketika polisi tiba untuk menginterogasi Godse, Ram yang paranoid menyembunyikan senjatanya di truk pengiriman, yang berangkat dari hotel. Kemudian, Ram pergi ke pabrik soda di Chandni Chowk untuk mengambil senjatanya.
Di Chandni Chowk, Ram bertemu kembali dengan Amjad, yang membawanya ke pabrik soda. Terungkap bahwa banyak warga sipil Muslim, termasuk istri Amjad, Nafisa, dan anak-anak mereka, bersembunyi di sana karena takut diserang oleh umat Hindu selama jam malam. Ketika diketahui bahwa Ram datang ke sana untuk mengambil senjata, para Muslim, yang curiga bahwa ia mungkin ingin membunuh mereka, menyerangnya. Perkelahian pun terjadi yang memicu serangkaian peristiwa kekerasan di daerah tersebut. Ketika mencoba melarikan diri dari gerombolan Hindu dan Muslim, Amjad mengetahui bahwa Ram berada di Delhi untuk membunuh Gandhi dan ia mencoba meyakinkannya untuk tidak melakukannya. Ia mengungkapkan bahwa ayahnya tidak meninggal karena sebab alamiah, tetapi dibunuh oleh gerombolan Hindu dan meminta Ram untuk mengakhiri kebenciannya.
Tepat saat itu, mereka terpojok oleh gerombolan Hindu yang mencoba membunuh Amjad. Meskipun Ram berusaha melindunginya, Amjad dipukul di bagian belakang kepala dengan palu dan Ram membawanya kembali ke pabrik soda. Bersama-sama, mereka kemudian membantu melindungi kaum Muslim yang bersembunyi di pabrik soda hingga pihak berwenang tiba untuk mengendalikan situasi, meskipun Amjad tertembak.
Saat di rumah sakit, Amjad diinterogasi oleh seorang polisi tentang pria Hindu yang menurut para saksi mata memulai kekerasan tersebut. Amjad berbohong bahwa ia belum pernah melihat pria itu sebelumnya, dan yang ia tahu hanyalah saudaranya Ram yang menyelamatkan hidupnya. Ia kemudian meninggal sambil memegang tangan Ram.
Selanjutnya, Ram bertemu dengan ayah mertuanya dan temannya yang ada di sana untuk bertemu Gandhi. Dia mengetahui bahwa paman dan kakak perempuannya telah meninggal setelah mengetahui dia telah pergi. Gandhi meminta untuk bertemu Ram untuk mengundangnya dalam perjalanan panjangnya ke Pakistan setelah mengetahui bahwa dia membantu menyelamatkan Muslim yang tidak bersalah. Ram akhirnya berubah pikiran tentang Gandhi setelah melihat bahwa ajarannya adalah tentang cinta dan tanpa kekerasan. Dia memutuskan untuk tidak membunuh pemimpin itu, dan mencoba untuk mengakui kebenaran kepadanya untuk memohon pengampunan. Gandhi menyela dia, memberi tahu Ram bahwa mereka dapat membicarakannya selama perjalanan panjang mereka ke Pakistan. Namun, beberapa detik kemudian, Gandhi dibunuh oleh Godse. Ram kemudian mencoba untuk menembak Godse, tetapi tergerak oleh bagaimana satu orang mencegah orang-orang menyerang Godse, yang ditangkap. Kemudian, Ram hidup dengan prinsip-prinsip Ghandi.
Saat situasi di jalanan mulai mereda, Ram membisikkan kata-kata terakhirnya kepada cucunya dan akhirnya meninggal. Selama pemakaman Ram, cicit Gandhi, Tushar Gandhi, datang dan mengunjungi kamar pribadi Ram Jr., yang penuh dengan foto-foto bersejarah. Ram Jr. menyerahkan alas kaki dan kacamata Gandhi yang sebelumnya dikumpulkan kakeknya dari tempat penembakan dan disimpannya sepanjang hidupnya.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Di meja ada buku gambar. Eko mengambil buku gambar gitu.
"Apa yang di gambar Budi di buku gambar ya?" kata Eko.
"Yaaa aku gambar sesuatu yang aku sukai lah Eko," kata Budi.
"Menggambar sesuatu yang di sukai Budi. Kalau begitu aku buka saja buku gambar! Ya memastikan apa yang di gambar Budi?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko membuka buku gambar dengan baik, ya di buku gambar ada gambar-gambar yang di buat Budi dengan baik gitu.
"Budi...membuat gambar tokoh-tokoh dari serial acara Tv animasi Cipung Abubu," kata Eko.
"Yaaa karena aku suka, ya aku gambar saja dengan baik di buku gambar tokoh-tokoh dari serial acara Tv animasi Cipung Abubu," kata Budi.
"Gambar yang di buat Budi bagus!" kata Eko.
"Terima kasih Eko....pujiannya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Eko mau menggambar di buku gambar?" kata Budi.
"Aku mau menggambar di buku gambar. Jadi aku butuh pensil....Budi!" kata Eko.
"Okey. Aku ambilin pensilnya!" kata Budi.
Budi mengambil pensil di bawah meja, ya pensil di berikan pada Eko gitu. Yaaa Eko mengambil pensil dari tangan Budi gitu.
"Aku gambar ini saja!" kata Eko.
Eko menggambar dengan baik di buku gambar gitu. Budi menunggu Eko selesai menggambar di buku gambar, ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Cukup lama sih, ya Eko menggambar di buku gambar gitu dan akhirnya selesai juga gitu.
"Aku selesai menggambar!" kata Eko.
Eko menaruh buku gambar dan pensil di meja gitu. Budi yang penasaran dengan gambar Eko, ya Budi mengambil buku gambar dan pensil gitu. Yaaa pensil di taruh Budi di bawah meja gitu.
"Eko menggambar tokoh Roronoa Zoro dari serial Tv One Piece," kata Budi.
"Aku suka dengan tokoh Roronoa Zoro, ya aku gambar dengan baik di buku gambar gitu," kata Eko.
"Gambar yang di buat Eko...bagus!" kata Budi.
"Terima kasih Budi....pujiannya!" kata Eko.
"Tokoh Roronoa Zoro....pertarungan dengan tiga pedang....bagus kan Eko?" kata Budi.
"Memang bagus sih...pertarungan tokoh Roronoa Zoro...dengan tiga pedang gitu!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja dengan baik gitu.
"Budi mau cerita toh. Yaaa silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Andre dan Ayu tinggal di kota Batam. Hidup ini yang penuh dengan kompetisi urusan ekonomi dengan tujuan ini dan itu, ya Andre dan Ayu bekerja sama dengan baik menjalankan usaha jualan bakso gitu. Rumah tangga yang di jalankan Andre dan Ayu berjalan baik dan bahagia dengan anak bernama Adara gitu. Ya Adara menjalankan sekolah SMA dengan baik gitu. Lingkungan kota Batam, ya antara kaya dan miskin gitu. Di sekolah SMA, ya Adara berteman baik dengan Eca Aura gitu. Ya Eca Aura anaknya Surya dan Dita gitu.!Pasha teman satu kelasnya Adara, ya yang menyukai Pasha adalah Eca Aura gitu. Pasha anaknya Andhika dan Hesti. Ya Eca Aura pendekatan dengan baik sama Pasha gitu. Ya Pasha mengerti Eca Aura suka sama diri Pasha tapi Pasha tidak suka dengan Eca Aura karena Pasha sedang suka dengan cewek bernama Adisty gitu. Ya Adisty beda kelas sama Pasha gitu. Pasha yang suka sama Adisty menjalankan pendekatan yang baik gitu. Adisty anaknya Wendy dan Kiky gitu. Eca Aura tidak suka dengan Pasha dekat sama Adisty gitu. Eca Aura berusaha dengan baik, ya menggagalkan usaha Pasha yang ingin jadian sama Adisty gitu karena Eca Aura suka banget sama Pasha gitu. Usaha Eca Aura, ya gagal gitu jadinya Pasha jadian sama Adisty gitu.!Eca Aura kesal sih, ya tidak bisa bersama Pasha gitu. Adara teman baik Eca Aura, ya Adara memberikan masukan baik sama Eca Aura untuk melupakan rasa sukanya sama Pasha gitu. Sebenarnya Eca Aura masih punya rencana sih ke dukun untuk membuat hubungan Pasha dan Adisty putus dan Pasha jadian sama Eca Aura gitu. Karena masukan baik dari Adara, ya Eca Aura tidak menjalankan rencananya ke dukun jadi Eca Aura memutuskan melupakan Pasha gitu. Eca Aura jadi fokus sekolah SMA gitu. Pasha dan Adisty menjankan kisah cintanya dengan baik gitu. Ada cowok yang menyukai Adara, ya cowok itu bernama Rizky gitu. Ya Rizky beda kelas sama Adara gitu. Sule dan Nunung, ya orang tuanya Rizky gitu. Rizky yang suka sama Adara, ya Rizky berusaha dengan baik dekat sama Adara gitu. Ya Adara sebenarnya tidak suka sama Rizky, ya Adara ingin fokus sekolah SMA saja gitu. Rizky terus berusaha dengan baik untuk meluluhkan hati Adara gitu, ya agar Rizky jadian sama Adara gitu. Sebenarnya ada cewek yang suka dengan Rizky, ya cewek itu bernama Hani gitu. Ya Hani anaknya Bedu dan Rina gitu. Rizky dan Hani teman satu kelas gitu. Usaha yang di jalankan Rizky pun berhasil jadian sama Adara gitu. Hubungan kisah cinta Rizky dan Adara berjalan dengan baik gitu. Hani yang suka sama Rizky tetap saja sih Hani ingin jadian sama Rizky gitu. Sampai akhirnya Rizky jadian dengan Hani, ya menjalankan hubungan diam-diam jangan sampai ketahuan Adara gitu. Sepintar-pintarnya Rizky menyembunyikan hubungan dengan Hani, ya akhirnya Adara tahu gitu. Yaaa Adara memutuskan putus dari Rizky gitu. Eca Aura sebagai teman baik, ya memberikan masukan baik pada Adara dengan tujuan menenangkan Adara yang masih kesal sama Rizky yang selingkuh sama Hani gitu. Adara menerima masukkan baik dari Eca Aura gitu, ya jadi diri Adara tenang, ya melupakan Rizky dan fokus sekolah SMA gitu. Rizky sebenarnya masih cinta sama Adara. Hubungan kisah cinta Hani dan Rizky, ya tidak baik gitu. Maka Rizky memutuskan hubungan sama Hani gitu. Ya memang Hani berusaha dengan baik mempertahankan hubungan dengan Rizky tapi Rizky tetap dengan keputusannya untuk putus dari Hani gitu. Hani menerima keadaannya putus dari Rizky jadinya Hani fokus sekolah SMA gitu. Rizky yang cinta sama Adara, ya jadi berusaha untuk meminta maaf sama Adara gitu. Adara tidak ingin menjalin hubungan sama Rizky gitu. Rizky terus meminta maaf sama Adara gitu. Sampai pada akhirnya Adara menerima Rizky karena sungguh-sungguh meminta maaf gitu. Hubungan kisah cinta Adara dan Rizky kembali berjalan dengan baik gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja Budi!" kata Eko.
"Okey. Main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Hidup ini tetap ini....tetap sama kan Budi?" kata Eko.
"Hidup ini tetap sama sih...Eko," kata Budi.
"Manusia yang tinggal di kota Batam, ya terus berjuang dengan baik dengan rencana masing-masing dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.
"Manusia berencana dengan baik, ya Tuhan yang menentukan," kata Budi.
"Masa depan yang diinginkan," kata Eko.
"Realitanya memang begitu sih," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu.
No comments:
Post a Comment