Yaaa malam yang gelap bertabur bintang di langit. Seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Suatu malam di sebuah pemakaman, terlihat petugas pemakaman melihat lampu di rumah tua menyala. Ketika dia kesana, ternyata didalam salah satu ruangan rumah itu adalah Voldermort, Peter Pettigrew, dan Barty Crouch Jr yang sedang berunding. Menyadari petugas makam ada disitu, Voldermort segera membunuh petugas makam itu.
Di lain hari saat liburan musim panas, Harry, Hermione, Keluarga Weasley, dan Amos Diggory beserta anaknya bernama Cedric pergi untuk menonton final Piala Dunia Quidditch. Setelah menonton pertandingan, tiba-tiba terjadi kekacauan diperkemahan. Para Pelahap Maut yang mengenakan topeng muncul dan membakari tenda-tenda. Harry yang terpisah dari teman-temannya dan sempat pingsan, melihat sesosok bayangan menggumamkan sesuatu dan mengirimkan Tanda Kegelapan ke angkasa, tetapi ketika Ron dan Hermione tiba, orang tersebut telah pergi. Mereka nyaris dituduh sebagai orang yang melepaskan Tanda Kegelapan tersebut.
Diperjalanan menuju Hogwarts tepatnya di kereta, Hermione, Harry, dan Ron masih gelisah memikirkan kejadian waktu Piala Dunia kemarin. Herminone juga meminta Harry untuk memberitahu Serius agar dia membantunya. Dengan segera Harry mengirim surat ke Serius. Setibanya di Hogwarts dan saat semuanya sudah berkumpul di aula, Profesor Dumbledore memberitahu bahwa tahun ini Hogwarts menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Turnamen Triwizard, sebuah turnamen yang diadakan untuk mempererat persaudaraaan antar Sekolah Sihir. Dua sekolah lain yang mengikuti turnamen ini adalah Akademi Sihir Beauxbatons pimpinan Madame Maxime dan Institut Durmstrang yang dipimpin oleh Igor Karkaroff. Setiap sekolah akan diwakili oleh satu juara sekolah, dimana mereka akan bertanding melewati tiga tugas yang lumayan berbahaya. Karena itu perwakilan kementrian Barty Crouch membuat peraturan baru. Untuk keamanan dan keselamatan para siswa, Barty dan kementrian menerapkan peraturan baru yaitu siswa yang boleh ikut turnamen adalah siswa yang sudah berumur tujuh belas tahun. Dumbledore kemudian memunculkan piala api. Bagi para siswa yang ingin ikut turnamen, para siswa hanya perlu memasukan kertas bertuliskan nama mereka ke dalam piala api sebelum malam kamis. Jika terpilih, siswa tidak bisa mengundurkan diri.
Di hari yang lain, kelas Harry belajar pertahanan terhadap ilmu hitam oleh guru baru bernama Mad-Eye Moody. Dimana mereka belajar menggunakan laba-laba. Pembelajaran yang diajarkan membuat Nevile ketakutan, hingga sempat ditentang oleh Hermione. Yang anehnya lagi, Harry selalu melihat Moody meminum ramuan aneh.
Menjelang malam kamis, satu persatu siswa yang berumur 17 tahun memasukan kertas nama mereka ke dalam piala api. Termasuk Cedric yang juga memasukan kertas namanya ke piala api. Harry, Ron, dan Hermione yang ada disana ikut sengan, walaupun mereka belum boleh memasukan nama mereka. Disaat yang sama Fred dan Georger datang sambil membawa ramuan buatan mereka yang memungkinkan mereka bisa ikut turnamen. Tapi Hermionie rasa itu akan gagal karena disekeliling piala api terdapat garis usia buatan Dumbledore. Karena tidak percaya, Fred dan Georger tetap melakukannya. Saat memasukan nama mereka, piala api menyihir mereka jadi tua hingga mereka berantem. Keramean itu berhenti ketika Viktor Krum datang dan memasukan namanya ke piala api.
Malam pun tiba, seluruh siswa berkumpul di aula, dan kini saatnya pengumuman siapa yang akan terpilih. Dengan cepat Piala Api mengeluarkan 3 nama dari 3 sekolah, ya itu Fleur Delacpur dari Beauxbatons, Viktor Krum dari Durmstrang, dan Cedric Diggory dari Hogwarts. Ketiganya akan bertanding untuk memperebutkan piala triwizards. Ketika semuanya sengan, tiba-tiba Piala Api kembali mengeluarkan satu nama yaitu Harry Potter. Hal tersebut membuat Dumbledore marah dan semua siswa pada kesal sama dia karena Harry (yang masih berumur 14 tahun) berhasil mengelabui piala tersebut. Saat semua juara berkumpul di ruang piala, Harry berkata jujur bahwa dia tidak mamasukan namanya ke piala api, apalagi menyuruh siswa lain melakukannya. Ketika Mad-Eye Moody menepiskan anggapan mereka, dan mengatakan bahwa dibutuhkan sihir yang sangat kuat untuk merekayasa Piala Api. Karena peraturannya sudah resmi, akhirnya Barty memutuskan bahwa Harry ditetapkan menjadi juara turnamen triwizards, meskipun kedua sekolah mengajukan protes..
Berbagai tanggapan diperoleh Harry dari orang-orang terdekatnya. Ron, sahabatnya selama ini, agak cemburu dengan tampilnya Harry sebagai juara, dan mereka sempat tidak berbicara satu sama lain. Hermione percaya bahwa bukan Harry yang memasukkan namanya ke dalam Piala Api. Sirius yang masih dalam pelarian memperingatkan Harry untuk berhati-hati karena peserta turnamen sangat rentan terhadap kecelakaan.
Di tugas pertama, keempat juara diperintahkan untuk mengambil telur emas dari seekor naga, di mana di dalam telur tersebut berisi petunjuk untuk tugas kedua. Harry (dan ketiga juara lain-meskipun tidak diperlihatkan dalam film) berhasil mengambil telur emas tersebut dan lolos dari serangan naga.
Pada hari Natal, diadakan Pesta Dansa, dimana para juara diwajibkan memiliki pasangan karena mereka akan melakukan dansa pembukaan. Harry yang mengincar seeker Ravenclaw yang cantik, Cho Chang, ternyata kalah cepat dari Cedric Diggory. Akhirnya Harry ke pesta tersebut berpasangan dengan Parvati Patil, Ron dengan Padma Patil, dan Hermione (yang mengejutkan semua orang) berpasangan dengan Victor Krum, seeker nasional Bulgaria, sang juara Durmstrang.
Tugas kedua adalah menyelamatkan sandera di bawah laut. Sandera Harry adalah Ron, sandera Krum adalah Hermione, sandera Cedric adalah Cho Chang, dan sandera Fleur adalah adiknya, Gabrielle. Fleur tidak bisa menyelamatkan adiknya akibat serangan Grindylow. Harry yang mengira tugas ini betul-betul serius memaksakan dirinya membebaskan Ron dan Gabrielle sekaligus, sehingga ia dipermaklumkan menjadi juara kedua karena 'akhlak yang baik'.
Setelah tugas kedua, Harry menemukan mayat Barty Crouch, wakil dari Kementrian Sihir untuk Turnamen Triwizard, dan bergegas mendatangi kantor Dumbledore untuk melaporkannya. Sesampainya di sana, Harry diminta untuk menunggu di kantor Dumbledore, dan saat itulah Harry masuk ke dalam Pensieve membawa Harry ke dalam ingatan Dumbledore bertahun-tahun yang lalu, ketika Kementrian mengadili putra Barty Crouch dengan tuduhan sebagai Pelahap Maut.
Tugas ketiga adalah sebuah labirin, yang telah diberi berbagai rintangan. Piala Api terletak di tengah labirin tersebut. Siapa yang terlebih dahulu menemukan Piala tersebut, dialah yang tampil sebagai juara Turnamen Triwizard. Cedric dan Harry masuk terlebih dahulu, diikuti Krum, dan terakhir Fleur. Dalam tugas ini, ternyata Krum telah berada di bawah Kutukan Imperius, dan ia menyerang siapa saja yang ditemuinya. Ia menyerang Fleur. Cedric dan Harry juga diserangnya, dan ketika mereka tengah menghindari kejaran Krum, mereka telah melihat jalan menuju Piala Api. Cedric terhambat karena belitan tanaman. Sejenak Harry ragu, tetapi ia kembali ke Cedric dan membantunya melepaskan diri. Mereka pun sepakat untuk menjadi juara bersama. Ketika mereka menyentuh Piala Api tersebut bersamaan, Harry sadar bahwa Piala tersebut adalah portkey. Sebelum sadar dimana mereka berada, Cedric dibunuh oleh Peter Pettigrew. Ia juga memantrai sebuah patung untuk menawan Harry. Mulailah ritual pembangkitan Voldermort. Dengan kengerian luar biasa Harry menyaksikan Voldermort hidup kembali dan segera bereunifikasi dengan para Pelahap Mautnya yang segera ber-Apparate satu persatu di sisinya. Harry menyaksikan satu persatu mereka membuka topengnya, dan melihat bahwa Lucius Malfoy ada di antara mereka. Voldermort bermaksud membunuh Harry dengan cara duel. Namun ketika tongkat mereka bertemu, terjadilah efek yang sangat langka, yang disebut sebagai Priori Incantatem. Tongkat Voldermort mengeluarkan bayangan orang-orang yang pernah dibunuhnya, termasuk orang tua Harry. Ayah dan Ibu Harry menyuruhnya untuk kembali ke Piala agar dapat kembali ke sekolah. Maka Harry, sambil menyeret tubuh Cedric, kembali menyentuh Piala yang membawanya kembali ke Hogwarts.
Para penonton yang mengira mereka telah mendapatkan Piala bersorak kegirangan, sebelum kemudian berganti dengan jeritan histeris ketika sadar bahwa Cedric Diggory telah menjadi mayat. Harry yang tengah kalut dibawa oleh Moody kembali ke kastil. Dan beberapa saat kemudian terkuaklah rahasia, bahwa ternyata selama ini dia adalah Barty Crouch Jr, yang ditugasi untuk membawa Harry di malam Voldermort bangkit kembali.
***
Budi selesai baca cerpen, ya baca cerpen yang lain dengan judul Aisyah.
Isi cerita yang baca Budi :
Irvan memiliki empat orang anak, Tania yang angkuh, sombong, dan hobi foya-foya, Aisyah yang meskipun sederhana tetapi manja dan tidak biasa hidup sussah, Bima yang nakal, serta Mutia yang lemah lembut dan sakit-sakitan. Irvan harus membesarkan keempat anaknya sendirian, karena istrinya sudah meninggal.
Di rumah Irvan, tinggal keluarga Mardi, sopir sekaligus asisten kepercayaan Irvan. Mardi memliliki istri bernama Hesti yang menjadi pembantu di sana dan Putri seumuran Aisyah bernama Rini. Rini selalu iri melihat Aisyah dan Tania yang hidup bagaikan tuan putri. Rini berharap suatu saat nanti, dia juga bisa menjadi seorang tuan putri.
Namun suatu hari, Irvan dikabarkan mengalami kecelakaan saat sedang memancing di laut. Kapalnya ditemukan, tetapi jasad Irvan tidak ditemukan. Kepergian Irvan yang begitu mendadak, telah mengubah kehidupan empat kakak beradik Tania, Aisyah, Bima dan Mutia. mereka yang semula selalu dimanja dengan materi, harus menghadapi kenyataan kalau ternyata sang ayah selama ini memliki hutang yang sangat besar.
Sebelum meninggal, Irvan telah mengalihkan atas nama rumah ke sopir sekaligus asisten kepercayaannya, Mardi, agar kalau sewaktu-waktu seluruh kekayaannya disita, rumah itu tidak ikut ditarik karena bukan atas namanya sendiri. Istri Hesti yang selama ini merasa kesal dengan perlakuan Tania kepadanya, memanfaatkan hal itu. Setelah berhasil menemukan sertifikat rumah yang beratas namakan Mardi, Hesti langsung mengubah kedudukan di rumah Irvan. Tania, Aisyah, Bima, dan Mutia pun akhirnya terusir dari rumah.
Aisyah sangat sedih, terlebih karena bulan puasa dan ramadan hampir tiba. Aisyah berpikir, di bulan ramadan nanti, dia tidak memiliki apa-apa lagi, selain kakak dan adik-adiknya. Aisyah bertekad untuk mempertahankan keutuhan keluarga mereka. Karena Aisyah yakin, sang ayah masih hidup, dan suatu hari nanti pasti akan kembali ke tengah mereka. Meskipun telah jatuh miskin dan terusir dari rumahnya, Tania tidak bisa meninggalkan gaya hidup foya-foyanya. Aisyah berusaha menyadarkan Tania, tetapi Tania tidak peduli. Alhasil, Aisyahlah yang harus mengambil alih tugas sebagai kepala keluarga. Aisyah bekerja siang dan malam, demi mencukupi kebutuhan adik-adiknya. Aisyah terpaksa putus sekolah agar dapat mencari uang demi sekolah Bima dan Mutia, serta demi biaya pengobatan Mutia.
Tidak mudah bagi Aisyah untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya. Namun dengan ketabahan dan ketegarannya, Aisyah berhasil menghadapi masalah satu demi satu. Di tengah segala penderitaan dan kesusahannya, Aisyah selalu mendapatkan bantuan dan semangat dari Nabil. Sebelumnya, Aisyah dan Nabil sempat pacaran, tetapi Irvan memaksa Aisyah memutuskan hubungan dengan Nabil, karena Nabil berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Sementara itu, Rini yang juga menyukai Nabil, selalu berusaha merebut Nabil dari Aisyah. Terlebih karena sekarang, Rini telah berhasil mewujudkan impiannya menjadi tuan putri di rumah Aisyah. Penderitaan Aisyah serta perjuangan hidupnya menjadi kepala keluarga bagi adik-adiknya menjadi jalinan kisah yang mengharukan. Di dalam hatinya, Aisyah menyimpan harapan, pada hari Lebaran nanti, mereka bisa merayakannya bersama sang ayah, meski dengan kesederhaan karena mereka sudah tidak memiliki apa-apa nanti.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Eko belum datang, ya kalau begitu sih....nyanyi saja dan main gitar. Menghibur diri!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Singkong rebus," kata Eko.
Eko mengambil singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik singkong rebus.
"Emmm," kata Budi.
"Enaknya singkong rebus. Hidup harus di nikmati dengan baik," kata Eko.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Kita ini generasi zaman ini berdasarkan kelahirannya, ya kan Eko?" kata Budi.
"Iya. Memang kita generasi zaman ini," kata Eko.
Eko habis satu buah potong singkong rebus, ya ngambil lagi satu buah potong singkong gitu dan di makan dengan baik.
"Berdasarkan aku baca artikel tentang orang pinter. Orang itu lahir duluan dari kita. Orang itu, ya pendidikannya luar biasa, ya gelar profesor gitu dan agama yang di yakini adalah Katolik gitu," kata Budi.
"Orang pinter. Gelar profesor. Agamanya Katolik," kata Eko.
"Yaaa sebenarnya aku sih punya harapan tinggi sih dengan orang-orang pinter yang lahir duluan gitu," kata Budi.
"Maksud Budi ini apa?" kata Eko.
"Maksud ku adalah apakah orang pinter yang aku baca di artikel tersebut, ya bisa melampaui batasannya dengan baik untuk dapat mendengarkan Roh gitu?" kata Budi.
"Kalau itu sih aku mana tahu ya?" kata Eko.
Eko mengambil qelas air mineral di meja, ya di minum dengan baik air mineral gitu. Memang Budi menyiapkan untuk tamu, ya satu gelas air mineral di meja.
"Ya aku paham omongan Eko," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sebatas bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi!" kata Eko.
Eko menaruh gelas air mineral di meja.
"Memang bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Orang pinter itu, ya ngobrol di acara obrolan di YouTobe. Yang di bahas sih pemahaman agama Islam bersama seorang Ustad atau Habib gitu," kata Budi.
"Orang pinter yang di maksud.... di tulis di artikel dan juga ada di YouTobe?" kata Eko.
"Iya dua-duanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Orang pinter itu, ya ngomong dengan baik pemahaman agama yang di yakini, ya Katolik. Ustad atau Habib itu pun bicara dengan baik tentang pemahaman agama yang di yakini, ya Islam. Saling menghormati satu sama lain. Ya menjelaskan dengan baik, ya apa perselisihan yang terjadi untuk menemukan titik temu kebenaran dari apa yang di bahas gitu?" kata Budi.
"Kesimpulan Budi?" kata Eko.
"Kesimpulannya. Biasa aja. Tidak ada yang luar biasa. Cuma pemahaman agama yang di yakini masing-masing, ya berdasarkan belajar dari kecil sampai punya gelar pendidikan," kata Budi.
"Biasa aja," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Berarti Budi tidak puas sesuatu," kata Eko.
"Iya. Aku tidak puas sesuatu dengan baik," kata Budi.
"Yang bisa memuaskan Budi, ya ilmu yang melampaui batasan manusia, ya sampai mendengarkan Roh," kata Eko.
"Ilmu itu, ya bisa menjelaskan kebenaran dengan baik dari masa lalu sampai masa depan," kata Budi.
"Untuk menyelesaikan perdebatan manusia dari dulu sampai sekarang, ya kenapa banyak agama yang di yakini manusia?" kata Eko.
"Ribet. Hidup ini dengan banyak agama," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Orang pinter itu, ya pernah di acara Tv apa enggak Budi?" kata Eko.
"Ya pernahlah orang pinter itu di acara Tv. Obrolan tingkat Universitas. Biasa ngobrol tentang masalah yang berkaitan dengan pemerintahan," kata Budi.
"Ooo pernah masuk acara Tv toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment