Seperti biasa, ya Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Setahun setelah Ratu Salju dikalahkan oleh Gerda, Orm troll telah mencairkan sisa jenisnya dan sekarang tinggal bersama neneknya Rosa dan musang putih peliharaan Gerda, Luta, bekerja di desa troll sebagai penambang. Orm bersumpah di Danau Gao untuk tidak pernah berbohong lagi dan sejak saat itu bayangannya menjadi hidup dan mulai memanipulasinya untuk melakukan hal yang salah, termasuk berbohong.
Setelah dipecat dari pekerjaannya setelah menghina ksatria Arrog dan menghadapi pengusiran dari pondoknya, Orm dimanipulasi oleh bayangannya untuk mengenakan baju besi sehingga dia dapat mengambil bagian dalam kompetisi untuk memutuskan siapa yang akan menikahi Putri Maribel. Untuk mengesankan Putri dan pamannya, Raja, Orm berbohong tentang mengalahkan Ratu Salju. Namun, Gerda, yang telah tiba di desa bersama saudara laki-lakinya Kai dan temannya Alfida, mendengar kebohongan Orm, yang menyebabkan pertengkaran antara keduanya yang berujung pada kepergian Gerda.
Kemudian, saat Orm dan Rosa pindah ke istana Raja, Raja berkata bahwa dia merasa seolah-olah dia pernah melihat Rosa sebelumnya, dan dia bertanya apakah dia telah berubah sebanyak itu selama bertahun-tahun. Tiba-tiba Angin Utara muncul dan menculik Putri Maribel, menyebabkan Raja memutuskan bahwa siapa pun yang menyelamatkannya akan menikahinya. Orm, bergabung dengan Arrog dan prajurit lainnya, berangkat untuk menyelamatkan sang Putri, tetapi Orm dengan enggan meninggalkan yang lain dan tiba di desa Gerda, hanya untuk menemukan bahwa cerminnya telah dicuri. Orm kemudian mengirimi Gerda pesan yang memintanya untuk menemuinya di Tebing Hitam. Dalam perjalanan, Gerda, Kai dan Alfida bertemu troll, yang mengungkapkan bahwa Orm telah meninggalkan pasukan. Gerda, kecewa dengan Orm, berlayar bersama yang lain, sambil menangis meninggalkan Orm di tebing.
Orm yang putus asa dimanipulasi oleh refleksinya, yang sekarang biru dan dingin, untuk menariknya ke dunia nyata, di mana ia membekukan lautan, menjebak Gerda dan yang lainnya. Setelah konfrontasi antara keduanya, refleksi Orm, yang menyebut dirinya sebagai 'Raja Salju', mengungkapkan bahwa semakin dia tumbuh dalam kekuasaan, semakin Orm melemah dan menjadi tidak terlihat. Raja Salju kemudian melepaskan pasukannya dan mengalahkan teman-teman Orm, membungkus mereka semua dalam es. Orm mencoba memperingatkan Gerda tetapi dia tidak bisa melihat, mendengar, atau menyentuhnya dan Raja Salju menipunya dengan berpikir bahwa dia adalah Orm yang asli dan membekukannya, dan Luta, lalu menjebak Orm di dunia cermin. Orm, saat terjebak, menyadari bahwa Raja Salju lahir dari kebohongannya, dan berhasil membebaskan dirinya dengan keras mengakui kebohongannya, mencairkan Gerda dan korban Raja Salju lainnya,
Pada akhirnya, Orm dibawa kembali ke desa troll tetapi bukannya dihukum, dia malah dielu-elukan sebagai pahlawan. Rosa menikahi Raja, dan Orm mendapatkan kembali pondoknya dan menghidupkan kembali persahabatannya dengan Gerda. Arrog menikahi Putri dan memiliki anak, seperti yang terlihat pada akhir cerita.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Budi. Main permainan ular tangga saja!" kata Eko.
"Oke. Main permainan ular tangga!" kata Budi.
"Aku yang ngambil permainan ular tangga. Di bawah meja kan?" kata Eko.
"Iya," kata Budi.
Eko mengambil permainan ular tangga di bawah meja. Ada sebuah kliping, ya Eko penasaran isinya jadi mengambil kliping tersebut dan juga permainan ular tangga. Permainan ular tangga di taruh di meja.
"Kliping buatan Budi ya?" kata Eko.
"Iya," kata Budi.
Eko membuka kliping dengan baik. Ada foto-foto gitu.
"Budi apa maksud foto-foto di kliping ini?" kata Eko.
"Tanah kosong punya orang," kata Budi.
"Tanah kosong punya orang. Untuk apa di ambil fotonya dan di kumpulin gitu?" kata Eko.
"Ya dasarnya sih. Karena melihat orang miskin yang hidup susah karena keadaan gitu. Tanah-tanah kosong yang punya orang kaya, ya sayang banget kosong karena tidak di olah berdasarkan beberapa faktor gitu. Tanah kosong yang berkaitan punya pemerintahan juga gitu," kata Budi.
"Dasar orang miskin toh. Hidupnya susah. Cuma bertahan hidup dari keadaan. Harapan anak saja, ya suatu saat mengubah nasif orang tua. Mengangkat derajat orang tua, ya keluar dari kemiskinan gitu," kata Eko.
"Jika harapan tidak di dapatkan. Miskin tetap miskin, ya orang miskin. Yang kaya dasarnya punya warisan tanah, ya tetap kaya gitu," kata Budi.
"Harapan tidak di dapatkan kemungkinan karena persaingan sengit karena kepintaran atau karena KKN ya?" kata Eko.
"Ya kalau kepintaran sih, hal biasa sih. Terkadang karena keadaan kan orang miskin putus sekolah lebih baik kerja apa adanya demi hidup ini. Jadi orang miskin kalah dari orang kaya. Sedangkan kalau karena KKN, ya itu sih.....lebih baik generasi sekarang bubar barisan karena tidak ada harapan apa pun? Jadi seketemu kerjaan aja demi hidup ini," kata Budi.
"Kalau KKN di pemerintahan. Kacau tidak ada perubahan. Bubar barisan generasi sekarang. Sedangkan harapan dari orang-orang pemerintahan, ya berharap pada generasi muda, ya demi tujuan program kerja berjalan sesuai rencana kepentingan orang-orang pemerintahan, ya tetap duduk di pemerintahan," kata Eko.
"Hidup enak. Harus bermain dengan baik. Kong kali kong," kata Budi.
"Demi hidup enak sanak family," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko selesai melihat foto-foto di kliping dan kliping di taruh di bawah meja. Budi dan Eko main permainan ular tangga dengan baik.
"Orang kaya yang punya tanah warisan dasar foto-foto di ambil Budi. Ada yang paham agama dan tidak paham agama, ya Budi?" kata Eko.
"Bisa jadi sih. Paham agama dan tidak paham agama," kata Budi.
"Kalau paham agama, ya enak sih....bisa bagi-bagi rezeki pada orang miskin. Tapi jika orang kaya, ya tidak paham agama....pelit luar biasa, ya mana mungkin bagi rezeki pada orang miskin," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Orang miskin, ya ada paham agama dan tidak paham agama," kata Budi.
"Orang miskin yang paham agama tetap berjalan baik, ya walau keadaan susah ini dan itu. Yaaa kalau miskin yang tidak paham agama, ya jalan buruk," kata Eko.
"Ada sebuah cerita, ya tentang orang miskin tidak paham agama. Berkaitan urusan tanah. Ya orang miskin bersama teman-teman main jual sertifikat palsu tanah, ya sampai ngukur tanah-tanah ini dan itu," kata Budi.
"Aku tahu cerita tentang orang miskin tersebut," kata Eko.
"Urusan itu memang gagal sih. Tapi kabar itu sampai kedengaran pihak berwajib. Ya orang miskin tersebut tidak di tangkap," kata Budi.
"Karena masalah di bawa jalan baik sama orang yang punya tanah yang aslinya, ya kan Budi?" kata Eko.
"Masih di ampuni sih. Tapi karena jauh dari agama, ya kemungkinan bisa balik lagi berulah," kata Budi.
"Kalau berulah, ya di tegasin saja sama pihak berwajib, ya polisi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga.
No comments:
Post a Comment