CAMPUR ADUK

Friday, September 1, 2023

BLACK SABBATH

Eko duduk santai di depannya rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik banget gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.

Isi cerita yang di baca Budi :

Rosy, seorang gadis panggilan Perancis, kembali ke apartemen bawah tanahnya di malam hari. Dia menerima serangkaian panggilan telepon aneh. Penelepon tersebut akhirnya mengidentifikasi dirinya sebagai Frank, mantan mucikarinya yang baru saja melarikan diri dari penjara. Rosy ketakutan mengetahui kesaksiannyalah yang mengirim Frank ke penjara. Rosy menelepon teman dan mantan kekasihnya, Mary untuk mencari hiburan. Para wanita tersebut telah diasingkan, namun Rosy yakin hanya Mary yang bisa membantunya. Mary setuju untuk datang malam itu. Beberapa detik kemudian, Frank menelepon lagi, berjanji bahwa apa pun yang dilakukan Rosy, dia akan membalas dendam. Rosy tidak menyadari bahwa Mary menyamar sebagai Frank di telepon. Mary tiba di apartemen Rosy dan berusaha menenangkan saraf Rosy. Mary memberi Rosy pisau besar untuk perlindungan dan teh yang dicampur dengan obat penenang sebelum dia tidur.

Saat Rosy tidur, Mary menulis pengakuan yang menjelaskan bahwa dia membuatkan teh untuk Rosy. Saat dia menulis, seorang penyusup memasuki apartemen. Penyusupnya adalah Frank, yang mencekik Mary, suara perjuangan mereka membangunkan Rosy. Frank mendekati tempat tidur Rosy, tapi dia mengambil pisaunya dan menusuk Frank. Rosy menjatuhkan pisaunya dan menjadi histeris.

Di Serbia abad ke-19, Vladimir D'Urfe adalah seorang bangsawan muda yang menemukan mayat yang dipenggal dengan belati yang ditancapkan ke jantungnya. Dia mengambil pedangnya, dan menemukan tempat berlindung di sebuah rumah pertanian kecil. Durfe didekati oleh Giorgio, yang menjelaskan bahwa pisau itu milik ayahnya, yang sudah lima hari tidak terlihat. Giorgio menawarkan kamar untuk D'Urfe dan memperkenalkannya kepada seluruh keluarga: istrinya Maria, putra kecil mereka Ivan, adik laki-laki Giorgio, Pietro, dan saudara perempuan Sdenka. Mereka semua menunggu kembalinya Giorgio, Pietro dan ayah Sdenka, Gorca, yang pergi berburu perampok Turki yang sebenarnya adalah seorang wurdalak, mayat hidup yang memakan darah manusia, terutama darah orang yang dicintai. Tengah malam, Gorca kembali ke pondok dengan sikap masam dan penampilan tidak terawat. Setelah keluarganya tertidur, Ivan dan Pietro diserang oleh Gorca, yang melarikan diri dari pondok bersama Ivan. Giorgio mengejar Gorca tetapi hanya kembali dengan mayat Ivan. Giorgio berencana untuk menusuk jantung Ivan seperti yang dia lakukan pada Pietro untuk mencegahnya bangkit kembali sebagai Wurdalak, tetapi dicegah oleh istrinya yang histeris. Keduanya setuju untuk menguburkan putra mereka.

Pada malam yang sama, anak mereka muncul di luar dan meminta untuk diizinkan masuk. Giorgio ditikam oleh istrinya saat dia mencoba untuk membiarkan putranya masuk. Saat membuka pintu, dia disambut oleh Gorca, yang menggigitnya. Vladimir dan Sdenka melarikan diri dari rumah mereka dan bersembunyi di reruntuhan biara yang sepi. Saat Vladimir tidur, Sdenka berjalan keluar dan menemukan Gorca dan keluarganya mengelilinginya. Vladimir terbangun dan mencari Sdenka, menemukannya terbaring di tempat tidurnya di rumah. Dia memintanya untuk pergi tapi Vladimir menolak, mengatakan dia lebih baik mati daripada kehilangan dia. Setelah menerima pelukan Vladimir, dia menggigit lehernya, sementara anggota keluarganya yang lain mengawasi melalui jendela.

Pada tahun 1910-an di London, Perawat Helen Chester dipanggil oleh pembantu seorang medium lanjut usia untuk mempersiapkan jenazahnya untuk dimakamkan. Saat dia mendandani tubuhnya, dia melihat cincin safir di jarinya. Chester mencurinya, tanpa sengaja menjatuhkan segelas air yang menetes ke lantai; dia kemudian diserang oleh seekor lalat. Chester membawa cincin itu pulang ke flatnya dan menyaksikan kejadian aneh. Lalat itu kembali dan terus mengganggunya, hingga lampu di apartemennya padam seiring dengan suara tetesan air yang terdengar dari berbagai lokasi. Chester menemukan mayat wanita itu tergeletak di tempat tidurnya. Ia naik dan melayang ke arahnya. Chester memohon pengampunan, tapi akhirnya mencekik dirinya sendiri. Keesokan paginya, petugas menemukan mayat Chester dan memanggil polisi. Ahli patologi datang untuk memeriksa tubuhnya dan hanya menemukan memar kecil di jari kirinya di mana cincinnya dulu berada. Saat dokter mengumumkan pengamatan ini, petugas tampak tertekan dan mendengar tetesan air.

***

Eko selesai baca cerpen, ya baca cerpen yang lain dengan judul 'Burung Gereja Berlidah Pendek' :

Isi cerita yang baca Eko :

Seorang kakek bernama Ajiz yang baik hati menolong Burung Gereja yang terluka, dan menjadikannya sebagai burung peliharaan. Pada suatu hari, ya Burung Gereja menjadi sangat lapar karena nenek yang bernama Nunung, ya tidak memberinya makan. Burung Gereja, ya lalu memakan lem dari tajin yang di buat nenek Nunung untuk mengganti kertas pelapis pintu geser. Nenek Nunung sangat marah hingga lidah Burung Gereja itu dipotongnya. Burung Gereja itu lantas terbang melarikan diri. Kakek Ajiz bersedih lantas mencarinya hingga ke gunung. 

Di gunung sarang Burung Gereja, ya kedatangan kakek Ajiz disambut secara beramai-ramai oleh kawanan Burung Gereja. Sebagian dari mereka menghidangkan makanan untuk kakek Ajiz, dan sebagian lagi menggelar pertunjukan tari. Ketika tiba waktunya untuk pulang, kakek Ajiz diberi dua pilihan hadiah yang harus dipilihnya salah satu: keranjang kecil atau keranjang besar. Kakek Ajiz sudah tua sehingga memilih keranjang kecil karena ringan. Keranjang kecil itu dibawanya pulang. Ketika dibuka di rumah, isi keranjang kecil itu ternyata uang keping emas. 

Nenek Nunung yang serakah menyesali pilihan suaminya. Menurutnya, kalau ada pilihan keranjang besar, maka itulah yang harus diambil. Nenek Nunung lalu pergi ke gunung Burung Gereja karena ingin memperoleh lebih banyak harta. Dengan paksa diambilnya keranjang besar dari rumah burung gereja. Di tengah perjalanan pulang, keranjang besar itu dibuka oleh nenek Nunung. Isinya ternyata penuh dengan serangga, kadal, tawon, kodok, dan ular. Nenek Nunung pingsan karena terkejut. Datang Yokai jahat banget, ya memakan nenek Nunung gitu.

***

Eko selesai baca cerpen, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja. Eko menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Budi datang ke rumah Eko, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.

"Hidup ini. Masih pilihan manusia yang menjalankan hidup ini, ya kan Eko?" kata Budi.

Budi mengambil singkong rebus di piring, ya singkong rebus di makan Budi dengan baik gitu.

"Realitanya begitu," kata Eko.

"Emmm. Singkongnya enak," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko mengambilkan aqua gelas di dalam dus yang di taruh di bawah meja. Aqua gelas di taruh di meja.

"Terima kasih Eko!" kata Budi, ya sambil mengambil aqua gelas dan diminum dengan baik aqua gelas sama Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

Budi menaruh aqua gelas di meja.

"Aku punya cerita. Masih kaitan dengan agama," kata Budi.

"Cerita saja seperti biasa. Aku mendengarkan cerita Budi dengan baik. Ya seperti mendengarkan sandiwara radio gitu!" kata Eko.

"Begini ceritanya. Ada seorang pemuda beragama Islam, ya nama pemuda itu Abdul saja. Abdul berteman dengan seorang biksu yang menyebarkan ajaran Budha. Biksu itu, ya namanya biksu Tang saja!. Abdul bertemu dengan biksu Tang di rumahnya, ya sekedar ngobrol saja gitu. Abdul berkata pada biksu Tang "Biksu Tang ada dari umat Budha yang dekat dengan Ustad dan ingin masuk ajaran agama Islam. Gimana pendapat biksu?. Kalau orang itu keyakinan pada ajaran Budha rapuh maka ia akan benar-benar masuk ajaran agama Islam. Jika orang itu kuat dari keyakinannya, ya tetap di ajaran Budha". Biksu Tang menjelaskan dengan baik, ya sesuai ajaran Budha tentang keputusan manusia untuk menetapi ajaran Budha dengan penuh keyakinan atau tidak. Abdul mengerti penjelasan biksu Tang. Abdul menyimpulkan berkata "Hidup ini pilihan". Biksu Tang mengiyakan omongan Abdul berkata "Iya". Abdul dan biksu Tang berteman baik dengan menghormati satu sama lain agama yang di yakini. Abdul pun pamit pulang, ya cuma ngobrol dengan baik sama biksu Tang tentang pemahaman agama Budha, ya karena ajaran Budha berjalan di jalan baik untuk membimbing umat Budha di jalan baik gitu. Abdul tetap agama Islam, ya karena imannya kuat tidak goyah walau berteman dengan orang yang agama lain gitu. Biksu Tang tetap memilih jalannya dengan baik ajaran Budha, ya pilihan hidupnya. Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Cerita yang bagus. Singkat!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Berteman dengan siapa pun, ya agama apapun. Yang terpenting tetap di jalan baik, ya saling menghormati dengan baik karena perbedaan agama," kata Eko.

"Ceritanya begitu," kata Budi.

"Ngomong-ngomong kenapa Budi menceritakan pertemanan antara agama Islam dan agama Budha?" kata Eko.

"Ya karena aku ambil saja dari berita yang ada di jaringan internet gitu," kata Budi.

"Oooo dari berita di jaringan internet toh," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Pokok permasalahan yang di ceritakan Budi itu. Cerita tentang orang yang ingin pindah agama," kata Eko.

"Memang begitu ceritanya yang aku dapatkan," kata Budi.

"Mau pindah atau tidak, ya pilihan manusia," kata Eko.

"Memang pilihan manusia," kata Budi.

"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.

"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko. 

"Yaaa main catur saja!" kata Budi.

"Oke. Main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja gitu. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

"Nafsi-nafsi, ya kan Eko?" kata Budi.

"Nafsi-nafsi, ya bagi orang paham ilmu agama Islam, ya tidak ikut campur urusan agama lain. Kecuali orang yang tidak paham ilmu agama Islam, ya tidak menyukai dengan alasan tidak jelas. Terkadang orang itu, ya agama lain yang di yakini saja tidak di pahami atau tidak di jalanin dengan baik gitu," kata Eko.

"Realita yang di omongin Eko!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi terus main catur dengan baik gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK