CAMPUR ADUK

Friday, June 3, 2022

WAYANG

Budi, Eko dan Abdul duduk di depan rumah Budi. Ya Budi sedang memainkan wayang dari kardus bekas. Eko dan Abdul menonton dengan baik wayang yang di mainkan Budi, ya Budi dalang gitu. Budi memang kreatif dalam membuat wayang dari kardus bekas, ya jadinya Budi dewasa tetap kreatif dan juga sering bercerita ini dan itu, ya cerita buatan Budi, ya karangan gitu.

Cerita yang di mainkan Budi, ya cerita sekarang ini cerita yang terkenal, ya biasa di cerita orang-orang, ya cerita rakyat gitu. Cerita tentang Jaka Tarup gitu.

Isi cerita yang di ceritakan Budi dengan menggunakan wayang dari kardus gitu :

"Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang memiliki kesaktian. Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu di kawasan gunung keramat. Di gunung itu terdapat sebuah telaga. Tanpa sengaja, ia melihat dan kemudian mengamati tujuh bidadari sedang mandi di telaga tersebut. Karena terpikat, Jaka Tarub mengambil selendang yang tengah disampirkan milik salah seorang bidadari. Ketika para bidadari selesai mandi, mereka berdandan dan siap kembali ke kahyangan. Salah seorang bidadari, karena tidak menemukan selendangnya, tidak mampu kembali dan akhirnya ditinggal pergi oleh kawan-kawannya karena hari sudah beranjak senja. Jaka Tarub lalu muncul dan berpura-pura menolong. Bidadari yang bernama Nawangwulan itu bersedia ikut pulang ke rumah Jaka Tarub karena hari sudah senja.

Singkat cerita, keduanya lalu menikah. Dari pernikahan ini lahirlah seorang putri yang dinamai Nawangsih. Sebelum menikah, Nawangwulan mengingatkan pada Jaka Tarub agar jangan pernah menanyakan rahasia kebiasaan dirinya kelak setelah menjadi istri. Rahasia Nawangwulan adalah ia selalu menanak nasi menggunakan hanya sebutir beras dalam penanak nasi tetapi menghasilkan nasi yang banyak. Jaka Tarub yang penasaran tidak menanyakan kepada Nawangwulan, tetapi langsung membuka tutup penanak nasi. Akibat tindakan ini, kesaktian Nawangwulan hilang. Sejak itu ia menanak nasi seperti wanita pada umumnya. Akibat hal ini, ya persediaan gabah di lumbung menjadi cepat habis. Ketika persediaan gabah tinggal sedikit, ya Nawangwulan menemukan selendangnya, yang ternyata disembunyikan suaminya di dalam lumbung.

Nawangwulan marah saat mengetahui kalau suaminya yang telah mencuri benda tersebut. Ia mengancam meninggalkan Jaka Tarub. Jaka Tarub memohon istrinya untuk tidak kembali ke kahyangan. Namun, tekad Nawangwulan sudah bulat. Hanya saja, pada waktu-waktu tertentu ia rela pulang ke rumahnya untuk menyusui bayi Nawangsih"

***

Cukup lama Budi memainkan cerita wayang kardusnya dan akhirnya Budi selesai memainkan wayang kardus, ya cerita Jaka Tarub gitu. Eko dan Abdul, ya bertepuk tangan dengan cerita wayang di mainkan Budi. Ya Budi senang dengan pujian teman-temannya.

"Generasi muda harus mencintai budaya bangsa sendiri. Wayang," kata Budi. 

"Omongan Budi benar lah," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Ya benar omongan Budi," kata Abdul menegaskan omongan Budi. 

"Banyak cerita wayang di mainkan gaya ini dan itu, ya mengikuti perubahan zaman. Agar mampu bersaing dengan karya-karya lain di buat dengan baik, ya di publikasikan dengan baik, ya contohnya acara Tv saja," kata Budi. 

"Nama juga persaingan bisnis gitu. Siapa yang bisa beradaptasi dengan baik, ya maka akan jadi pemenangnya?" kata Eko. 

"Kalau berhasil dari bisnis hiburan, ya wayang ini dan itu. Ya hasil nilai kepuasan gitu. Uang di gunakan untuk membeli keperluan sehari-hari. Jadinya roda ekonomi berjalan dengan baik," kata Abdul. 

"Main wayang sudah selesai. Main kartu remi!" kata Eko. 

"Ok...main kartu remi!" kata Budi dan Abdul bersamaan. 

Budi, Eko dan Abdul main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK