Eko, ya makan singkong rebus itu.
"Ibu beli singkong di pasar. Lalu di buat makanan, ya makanannya singkong rebus saja," kata Budi.
"Oooo Ibu Budi beli singkong dan di buat makanan singkong rebus saja. Kenapa tidak di goreng saja singkongnya. Atau jangan-jangan ada kaitannya dengan minyak goreng yang ini dan itu, ya berita gitu?" kata Eko.
"Tidak ada kaitan dengan berita yang ini dan itu tentang minyak goreng. Yang masak bukan aku, ya Ibu yang masak," kata Budi.
"Iya deh yang masak Ibu, ya keputusan Ibu mau masak apa," kata Eko.
Eko mengambil minuman botolan, ya di buka dengan baik minuman botolan itu dan segera di minum dengan baik.
"Eko. Aku ingin ngobrolin sesuatu," kata Budi.
Eko menaruh minuman botol di meja.
"Sesuatu apa?" kata Eko.
"Tentang cewek," kata Budi.
"Cewek toh. Apa yang mau di obrolin?" kata Eko.
"Cewek kalau di kasih makan seperti orang miskin. Mau apa enggak ya?" kata Budi.
"Relatif lah Budi?" kata Eko.
"Kok relatif?" kata Budi.
"Cewek yang terlahir dari keadaan miskin dan bisa menerima keadaannya. Cewek itu berusaha dengan baik demi hidupnya berubah menjadi kaya. Lalu cewek itu mendapatkan suami yang keadaannya memang miskin. Suaminya mampunya memberikan makan dan kehidupannya seperti orang miskin. Ya otomatis maulah cewek menjalankan kehidupan dengan suaminya kala suka dan duka, ya contohnya orang tua kita. Kalau cewek yang terlahir dari kalangan orang kaya, ya tidak bisa Budi," kata Eko.
"Jangan-jangan Eko punya pengalaman tentang cewek yang terlahir dari orang kaya?" kata Budi.
"Ya ada sih. Saat aku belum bersama Purnama. Aku mencoba berteman dengan cewek, ya anak orang kaya. Sifat dan tingkahnya, ya aku kecewa banget. Setelah itu, ya aku biasa saja teman dengan cewek itu," kata Eko.
"Sifat dan tingkahnya yang membuat Eko kecewa. Aku juga sih kecewa juga sih. Kalau menemukan cewek yang tidak bisa menerima keadaan dari cowoknya," kata Budi.
"Sebenarnya waktu bisa mengubah segalanya, ya berusaha dengan baik. Pada akhirnya aku menjadi orang yang mampu. Walau hanya kerja jadi buruh di perusahaan. Aku membawa Purnama makan di pinggir jalan, ya kaya orang miskin, ya ternyata Purnama mau gitu karena memang Purnama dari kalangan orang tidak mampu juga sih, ya jadinya tidak neko neko sih. Aku merasa senang dengan sifat dan tingkah Purnama, ya jadinya Aku membawa Purnama makan di rumah makan, ya gaya orang kaya gitu dengan membawa mobil, ya itu pun mobilnya minjem. Purnama menerima aku apa adanya. Keadaan aku miskin, ya sampai aku mampu pun...iya mampu dengan baik. Cewek seperti Purnama lah yang aku inginkan dengan baik," kata Eko.
"Iya sih. Cewek yang baik itu bisa menerima keadaan kita. Dengan berusaha dengan baik, ya bisa mengubah keadaan sih. Purnama cewek yang baik, ya muslimah yang baik, ya paham agama dengan baik. Bisa menyenangkan cowok yang mencintai Purnama," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Cewek di lingkungan masyarakat, ya bermacam-macam sifat dan tingkah lakunya. Dasarnya dari didikan orang tua, pendidikan sekolah sampai pergaulan. Ada yang baik dan ada yang buruk. Sampai-sampai....terkait kriminalitas ini dan itu, ya cewek yang buruk," kata Budi.
"Nama juga kehidupan ini. Antara baik dan buruk," kata Eko.
" Kalau begitu sih. Main catur saja Budi!" kata Eko.
"Ok...main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Abdul dateng ke rumah Budi, ya telah memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul duduk bersama dengan Eko dan Budi.
"Ada Abdul. Jadi main kartu remi aja Budi!" kata Eko.
"Ok," kata Budi.
Budi menaruh papan catur ke bawah mejalah dan mengambil kartu remi di bawah meja dan segera di kocok dengan baik kartu remi.
"Tidak ada gorengan. Adanya singkong rebus," kata Abdul sambil mengambil singkong rebus di piring, ya singkong rembus di makan Abdul dengan baik.
"Tidak ada gorengan. Singkong rebus yang ada," kata Budi.
Budi membagikan kartu remi dengan baik.
"Ibu Budi yang masak singkong rebus. Kalau di pikir dengan baik. Makan singkong rebus kaya acara Tv, ya film jadul gitu," kata Eko.
"Ibu Budi yang masak singkong rebus toh. Pantes singkong rebusnya enak," kata Abdul.
Ketiganya main kartu remi sih.
Abdul mengambil minuman botol di meja, ya di buka dengan baik, ya di minum dengan baik.
"Kadang lebih baik mendapatkan cewek muslimah. Sifat dan tingkahnya, ya bisa menyenangkan hati gitu," kata Budi.
Abdul menaruh minuman botol di meja.
"Aku setuju dengan omongan Budi," kata Abdul.
"Aku juga setuju omongan Budi. Karena aku sudah merasakan, ya bersama dengan cewek muslimah. Purnama menyenangkan hati," kata Eko.
Ketiganya main kartu remi dengan baik, ya sambil menikmati makan singkong rebus dan juga minuman botol.
No comments:
Post a Comment