CAMPUR ADUK

Friday, December 24, 2021

BERPIKIR DUA KALI DALAM BERTINDAK

Budi dan Eko, ya duduk depan rumah Budi, ya sambil menikmati kopi dan enaknya singkong goreng rasa keju gitu. 

"Eko. Ngomong-ngomong ada cerita?!" kata Budi. 

"Tumben nanyain cerita. Biasanya kan Budi yang punya cerita!" kata Eko. 

"Biasanya aku yang punya cerita sih. Ya kali ini, ya Eko lah!" kata Budi. 

"Baiklah kali ini aku cerita. Ada seorang pemuda, ya mendatangi kantor pemerintahan, ya buat ini dan itu sih. Pemuda itu mengamati dengan baik proses pelayannya, ya berdasarkan prosedur yang di buat pemerintahan dalam urusan ini dan itu, ya birokrasi sih. Pemuda sambil melakukan kegiataannya sebagai, ya masyarakat biasa pada umumnya. Ya sebenarnya pemuda itu kerjaannya, ya pedagang sih. Walau sebenarnya ada permasalahan di masyarakat, ya dari memahami persedur dan tidak memahami persedur sih, ya di anggap wajarlah semuanya. Pemuda itu sebenarnya, ya lulusan Universitas, ya jadi meneliti dengan baik proses kerja di kantor pemerintahan. Sampai akhirnya pemuda itu selesai urusannya, ya pulang ke rumahnya. Di rumah, ya pemuda itu mengetik dengan baik apa yang di lihatnya di kantor-kantor pemerintahan, ya bisa di bilang penelitian di susun dengan baik. Ya sampai ketikannya selesai, ya pemuda itu berkata "Dari hasil yang aku dapatkan. Tingkat kepuasaan dalam bentuk pelayanan, ya di birokrasi. Ya lumayan sih bagus. Walau ada data ini dan itu yang mungkin sifatnya negatifnya, ya masih anggap wajarlah". Pemuda itu benar-benar menyelesaikan tulisannya dan istirahat. Begitulah ceritanya," kata Eko. 

"Kok ceritanya tentang urusan yang berkaitan dengan sistem kerja pemerintahan....Eko?!" kata Budi. 

"Ya kan aku dapat ceritanya juga dari cerita di masyarakat, ya adanya itu. Gimana hayo?!" kata Eko. 

"Ya kalau begitu sih. Ya sudahlah lah. Ya aku tanggapi saja. Ya bagus sih!" kata Budi. 

"Padahal yang di perhitungkan pemuda itu, ya kalau ceritanya itu di publikasikan, ya jadi bacaan halayak umum di jaringan apa pun, ya mengikuti perkembangan zaman gitu. Ada faktor-faktor yang membuat diri pemuda itu berpikir dua kali," kata Eko. 

"Jadi kalau di publikasikan cerita pemuda itu meneliti tentang pelayanan di kantor-kantor pemerintahan.....akan jadi masa lah ya Eko?!" kata Budi. 

"Kalau sifatnya kritik yang tajam, ya urusan sistem kerja pemerintahan ini dan itu, ya bisa jadi masalah sih," kata Eko. 

"Kritiknya....tajam sampai menjatuhkan pemimpin di kantor-kantor pemerintahan," kata Budi. 

"Maka itu. Pemuda itu berpikir dua kali dalam mempublikasikan hasil penelitiannya itu. Karena dampaknya bisa kena ke pemuda itu. Ya pemuda itu bisa di cariin orang-orang yang berkepentinganlah," kata Eko. 

"Iya juga ya. Bisa cariin orang yang berkepentingan, ya di tangkap dan di suruh untuk tidak mempublikasikan tulisan itu," kata Budi. 

"Kalau faktor lain sih, ya bisa saja mengangkat nama baik sih pemimpin-pemimpin di kantor-kantor pemerintahan. Ya pemuda itu pun dicariin juga sih, ya sama orang-orang berkepentingan lah," kata Eko. 

"Iya juga ya. Kalau faktornya dapat mengangkat nama, ya pencitraan. Ya pemuda itu di cariin sama orang kepentingan. Berarti pemimpin-pemimpin di kantor pemerintahan itu senang dari hasil kerjanya ini dan itu di nilai baik sih," kata Budi. 

"Apa lagi kalau urusan masih kaitan politik, ya nama baik, ya melambung tinggi banget gitu," kata Eko. 

"Iya juga. Kalau urusan kaitan politik, ya nama baik melambung tinggi lah. Karena di nilai dari kepuasaan masyarakat, ya tentang pemimpin-pemimpin di kantor-kantor pemerintahan yang mengatur anak buahnya dengan baik," kata Budi. 

"Kalau begitu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Nanti dulu main caturnya Eko. Aku mau nanya tentang pemuda itu meneliti ini dan itu di kantor-kantor di pemerintahan yang mana?!" kata Budi. 

"Ya pemerintahan di kota Bandar Lampung lah," kata Eko. 

"Di Bandar Lampung, ya aku kirain di Jakarta," kata Budi. 

"Orang kita tinggal di kota Bandar Lampung, ya ceritanya di Bandar Lampung lah!" kata Eko. 

"Ok lah....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Eko. Kalau urusan Muktamar NU yang di adakan di Lampung, gimana tanggapan Eko?!" kata Budi. 

"Aku cuma lulusan SMA, ya aku bilang bagus saja!" kata Eko. 

"Ooooo bagus. Ok. Aku juga bilang bagus sih!" kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik deh, ya sambil menikmati minum kopi dan juga singkong goreng rasa keju yang enak banget gitu lie. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK