Indro berpikir panjang dengan baik.
"Mungkin enggak ya 'Hasil Dari Sebatang Jerami' ?!" kata Indro.
Indro membuka buku tersebut.
"Mungkin!" kata Indro.
Indro pun membaca buku tersebut dengan baik banget.
Isi buku yang di baca Indro :
Di sebuah desa, hiduplah seorang pemuda bernama Taro. Taro adalah seorang pemuda miskin yang hidupnya selalu serba kekurangan. Meski hidup dalam kemiskinan, Taro selalu rajin berdoa ke pura pemujaan. Dia selalu berdoa kepada para Dewa agar hidupnya berubah dan menjadi makmur. Setiap hari, Taro selalu beribadah di pura. Kelelahan, Taro tertidur di kuil setelah berdoa.
Taro bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya, Taro mendengarkan suara ajaib. Suara gaib itu menyarankan agar Taro mengambil barang yang pertama kali ditemukannya setelah bangun dari tidurnya.
"Taro, ketika kamu bangun dari tidurmu, ambil barang pertama yang kamu temukan. Hal-hal itu akan membuat perubahan besar dalam hidup Anda, ” kata suara ajaib itu.
Keesokan harinya, Taro terbangun dari tidurnya. Ia masih tidak percaya dengan mimpinya tadi malam.
"Benarkah hal pertama yang kutemukan bisa mengubah takdirku?" dia masih termenung. Namun nasehat dari mimpi itu akhirnya ia laksanakan.
Taro akhirnya melangkahkan kaki meninggalkan kuil. Ketika dia keluar dari kuil, Taro hanya melihat sedotan yang berada tepat di depannya.
"Akankah sedotan ini mengubah nasib hidupku?." Taro bergumam sambil menatap jerami. "Lebih baik, aku simpan saja sedotan ini," Taro akhirnya menyimpan sedotan itu.
Dalam perjalanan kembali, Taro didekati oleh seekor lalat. Lalat itu terbang kesana kemari di sekitar Taro. Taro terganggu oleh lalat itu. Akhirnya Taro menangkap lalat itu dan mengikatnya pada sedotan yang baru ditemukannya. Lalat hanya bisa terbang kesana kemari karena terikat oleh jerami.
Taro akhirnya berjalan pergi sambil membawa seekor lalat yang diikat dengan sedotan. Seorang anak akhirnya melihat sesuatu yang dibawa Taro. Dia memanggil ibunya untuk meminta mainan yang dibawa Taro. Menurutnya, lalat yang diikat dengan sedotan adalah mainan yang menyenangkan.
“Ibu, aku mau mainan itu…,” seru anak itu kepada ibunya.
Sang ibu kemudian menoleh ke apa yang ditunjukkan balitanya. Ternyata seekor lalat yang diikat dengan jerami. Sang ibu akhirnya mendekati Taro untuk bersiap-siap memberikan mainan itu dan menukarnya dengan barang cepat. Taro akhirnya menyetujui permintaan sang ibu untuk menukar mainannya dengan tiga buah jeruk besar manis segar.
Setelah mendapatkan ketiga jeruk tersebut, Taro melanjutkan perjalanannya kembali. Di tengah perjalanan, Taro melihat seorang nenek tua yang tampak kehausan. Sang nenek mendekati Taro dan bertanya di mana mata air terdekat.
“Nak, tahukah kamu di mana mata air terdekat berada di daerah ini? Aku haus,” kata nenek.
“Mata air di daerah ini cukup jauh, Bu. Kalau Nenek benar, ambil 3 jeruk ini,” kata Taro sambil memberikan 3 jeruk yang tampak segar dan manis.
Sang nenek pun akhirnya senang dengan pemberian Taro. Taro yang baik hati akhirnya menerima hadiah dari sang nenek, yaitu 3 gulungan kain tenun yang indah.
"Ambil barang-barang ini, anak muda. Sebagai ucapan terima kasih atas kebaikan Anda memberi saya 3 jeruk segar dan manis ini," kata nenek.
Taro dengan senang hati menerima pemberian sang nenek dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Kain tenun 3 gulung tentu bukan barang murahan. Taro kemudian melanjutkan perjalanannya. Dia melihat ada seorang samurai dan salah satu pengawalnya yang berusaha menyelamatkan kuda mereka. Kuda itu tersandung dan tidak bisa bangun. Mereka akhirnya menyerah. Apalagi samurai dan pengawalnya sedang terburu-buru untuk pergi ke suatu acara.
Taro kemudian menawarkan kepada samurai dan pengawalnya agar kuda itu diberikan kepadanya. Sebagai gantinya, Taro memberikan 3 kain tenun kepada samurai. Mereka menyetujui usulan Taro. Taro akhirnya merawat kuda itu sampai dia sehat seperti biasa. Setelah kuda bisa berjalan dengan baik. Taro mengajak kudanya jalan-jalan keliling desa. Di tengah perjalanan, Taro melihat seorang saudagar yang sedang memindahkan barang-barang rumah tangganya.
Taro mendekati saudagar itu dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan?" Apa kau pindah rumah?” Taro bertanya kepada pedagang.
"Itu benar, anak muda. Saya akan pindah rumah dan membawa barang-barang saya. Namun, saya perlu bantuan untuk mengangkut barang-barang saya ke rumah baru saya. Begitu ya, kudamu sangat sehat dan kuat. Jika saya bisa, saya ingin menukar ladang saya dengan kuda Anda. Karena saya membutuhkan tenaga hewan untuk mengangkut barang-barang saya,” jelas saudagar itu.
Taro akhirnya dengan senang hati menukar kudanya dengan sawah dan ladang milik saudagar. Pedagang itu juga senang menggunakan kuda hadiah Taro, karena dia sangat membutuhkannya untuk mengangkut barang. Talas akhirnya memiliki areal persawahan dan ladang yang luas. Dia bekerja dengan rajin untuk mengolah ladang dan ladangnya, sehingga tanah itu menghasilkan hasil yang melimpah. Taro menjalani kehidupan yang makmur dan menikah dengan seorang gadis desa yang baik dan cantik. Mereka akhirnya hidup bahagia. Semua itu adalah hasil dari sedotan, kemudian menjadi 3 buah jeruk, 3 gulungan kain tenun, seekor kuda, dan akhirnya menjadi ladang dan ladang yang luas.
Indro berhenti baca bukunya.
"Cerita yang bagus. Kalau tidak salah dari Jepang.....cerita yang aku baca ini. Pinter yang membuat ceritanya. Kalau aku inget dengan baik artis Indonesia yang asalnya Jepang........Kenta dan Haruka, ya jalan cerita cinta keduanya bagus sih. Haruka menolak cinta Kenta," kata Indro
Indro membaca hikmah dari cerita yang ia baca "Hasil kerja keras dan hati yang tulus akan membawa hasil yang baik."
Indro memahami hikmah tersebut dan segera menutup buku, ya buku pun di taruh di meja.
"Kalau aku inget dengan baik. Cerita yang telah aku baca pernah di buat filmnya apa sinetron ya? Karena bentuknya boneka sih kalau di tonton di Tv!" kata Indro.
Indro segera main game di Hp-nya dengan baik. Kasino dan Dono masih nonton Tv karena memang acara Tv bagus banget gitu.
No comments:
Post a Comment