Budi dan Eko duduk di teras depan rumahnya Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.
"Aku merasa sakit hati," kata Budi.
"Kok. Budi merasa sakit hati. Aneh? Budi kan jomlo. Tidak ada pacar," kata Eko.
"Cewek yang aku sukai menikah gitu," kata Budi.
"Cewek yang mana? Aku jadi bingung dengerin omongan Budi?" kata Eko.
"Berita di koran tentang artis Yeni menikah gitu. Hancur. Hancur. Hancur. Hati ku. Hati ku hancur," kata Budi.
"Ya aku kena deh permainan Budi. Ya permainan seandainya gitu," kata Eko.
"Becandaan boleh kan Eko?" kata Budi.
"Memang becandaan boleh. Tapi awal omongan Budi itu. Serius banget. Kaya realita kenyataan. Bahwa Budi punya pacar. Ya terkadang dalam urusan pertemanan itu. Budi sudah jadian sama cewek. Tapi teman dekat seperti aku, ya tidak tahu tentang Budi jadian sama cewek gitu," kata Eko.
"Ya Eko. Cuma permainan saja. Ya realita sih. Aku jujur. Masih jomlo. Urusan masa depan itu penting. Urusan sama cewek, ya kapan-kapan saja di putus kan jadian?" kata Budi.
"Aku mengerti dengan keinginan Budi. Ya merubah nasif dari keadaan miskin menjadi mampu," kata Eko.
"Yeni di julukin Ratu Ambyar karena sering menyanyikan lagu Ambyar, ya dari lagu penyanyi legend Ambyar....Didi Kempot," kata Budi.
"Berita di koran, ya di tulis sesuai omongan Budi," kata Eko.
"Ya aku merasa patah hati, ya Yeni menikah," kata Budi.
"Budi merasa patah hati benaran gitu?" kata Eko.
"Meresapin rasanya. Ternyata aku patah hati. Kalau Yeni menikah dengan cowok yang kerjaannya polisi. Seharus aku yang jadi sama Yeni dan duduk di pelaminan pernikahan," kata Budi.
"Mulai lagi. Drama cintanya," kata Eko.
"Di ulang-ulang. Seru juga. Aku berakting gitu. Kaya aku dan Yeni, ya ada hubungan kisah cinta. Padahal, ya enggak lah. Cuma penonton, ya bisa di bilang penggemar yang menyukai Yeni menyanyi di panggung pertunjukkan lewat acara Tv," kata Budi.
"Ya semau-mau Budi...saja!" kata Eko.
"Jomlo. Kan masih bebas. Milih-milih. Beda dengan Eko, ya kan Eko?" kata Budi.
"Kalau aku sih. Pikir dua kali. Takutnya bisa selisih paham dengan Purnama. Ya aku kan harus mengertin perasaan dari suasana hati Purnama. Ya cewek itu, ya kadang sensitif. Kadang, ya cueknya bukan main," kata Eko.
"Ya...nama juga cewek. Sifat begini. Sifat begitu. Di pengaruhi suasana hati," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ya sekedar obrolan lulusan SMA saja gitu!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ya kali ini aku yang bercerita pake wayang!" kata Eko.
"Yaaaa. Aku jadi penonton yang baik!" kata Budi.
Eko mengambil wayang yang di taruh di kursi. Wayang di mainkan dengan baik sama Eko, ya bercerita dengan baik pula. Budi menonton pertunjukkan wayangnya Eko dengan baik gitu.
Isi cerita yang di ceritakan Eko.
Suatu malam, jauh di dalam hutan Ontario, bujangan John Longridge merencanakan perjalanan berburu yang panjang. Pengurus rumah tangganya Mrs. Oakes akan datang keesokan harinya, jadi dia meninggalkan pesan untuknya, termasuk bagaimana dia berencana untuk membiarkan ketiga hewan itu tinggal bersamanya - Tao si Kucing Siam, Luath si Labrador Kuning, dan Bodger si Terrier Benteng Inggris tua - keluar untuk lari pagi. Dia pensiun ke tempat tidur, dan merenungkan bagaimana temannya John Hunter (pemilik Luath, yang tinggal hampir 250 mil jauhnya) menerima tawaran untuk beasiswa kunjungan di Universitas Oxford. Tao dan Bodger masing-masing milik anak-anak Hunter Elizabeth dan Peter, dan Longridge menawarkan untuk mengambil ketiga hewan peliharaan saat keluarga itu pergi. Tao, sementara itu, secara tidak sengaja menjatuhkan bagian penting dari catatan ke perapian, menghancurkannya.
Keesokan harinya, Longridge membiarkan hewan-hewan itu masuk ke halamannya untuk berlari, dan pergi. Sebelum Nyonya Oakes tiba, Luath mendengar angsa liar pulang ke rumah, dan memutuskan dia ingin pulang juga. Dia meninggalkan halaman, dan dua lainnya mengikuti. Mereka bermaksud melakukan perjalanan ke barat sampai mereka tiba di sana, tanpa mengetahui seberapa jauh jaraknya. Nyonya Oakes dan suaminya Bert tiba, dan berasumsi bahwa Longridge telah membawa hewan-hewan itu bersamanya.
Hewan segera menyadari Bodger, karena usianya, adalah kewajiban. Karena tidak memiliki sarana untuk mendapatkan makanan dari manusia tanpa tertangkap, mereka terus maju, tetapi Bodger akhirnya ambruk. Tao pergi berburu burung, dan Luath pergi mencari air. Dua anak beruang hitam menemukan Bodger, tetapi dia tidak menanggapi permainan mereka, jadi mereka memutuskan untuk saling bergulat. Induk beruang berlari ke arah kebisingan, mengira Bodger telah menyakiti anaknya, dan mencoba menyerang. Tao dan Luath kembali dan mengusir beruang itu, dan Bodger memakan bobwhite yang telah di bunuh Tao untuknya, mendapatkan kembali kekuatannya.
Hewan-hewan terus berjalan, berburu sambil berjalan. Mereka dipaksa untuk melewati halaman penggergajian, di mana Bodger mencoba untuk menyerang tong sampah rumah masak, hanya untuk ditembak oleh si juru masak. Luath menangkap seekor kelinci, tetapi Bodger dan Tao menemukan seorang pertapa tua, Jeremy, yang menderita demensia. Jeremy mengira mereka sebagai tamu manusia, dan mencoba menyajikan makanan untuk mereka, tapi kemudian memakan semuanya sendiri. Kemudian, kedua anjing itu berenang menyeberangi sungai sementara Tao berjalan melintasi bendungan berang-berang. Itu rusak, dan Tao terhanyut bermil-mil ke hilir, di mana dia diselamatkan oleh seorang gadis kecil Finlandia bernama Helvi. Dia bergegas mengejar anjing-anjing itu, nyaris tidak dimakan oleh seekor lynx di jalan.
Tak lama setelah dipertemukan kembali, hewan-hewan itu bertemu dengan seekor landak, yang menusuk wajah Luath. Mencari air untuk mengurangi rasa sakit, Luath ditemukan oleh pemburu James Mackenzie. Dia membawa Luath kembali ke pertaniannya, di mana Bodger telah tiba dan berteman dengan istri Mackenzie, Nell. Anjing-anjing itu dirawat dan diberi makan, dan dikunci di gudang untuk bermalam. Sementara itu, Longridge kembali ke rumah, dan dia dan Mrs. Oakes dengan cepat mengumpulkan kebenaran. Longridge mulai memanggil semua stasiun penjaga dan pos terdepan untuk meminta bantuan, dan berita tentang penampakan datang dari mana-mana.
Tao berhasil membebaskan anjing-anjing itu, dan ketiganya mengembara ke Pegunungan Ironmouth yang keras, di mana tidak akan ada lagi bantuan dari manusia, dan iklim musim dingin yang mengerikan. Para Pemburu pulang ke rumah dengan berita sedih bahwa Mackenzie adalah orang terakhir yang melihat hewan-hewan itu hidup. Elizabeth menolak untuk percaya bahwa Tao akan mati, tetapi Peter dan Tuan Hunter menerima bahwa Bodger dan Luath kemungkinan besar tidak ada lagi. Mereka memutuskan untuk merayakan ulang tahun Peter untuk mengalihkan pikiran mereka dari berbagai hal.
Elizabeth mendengar anjing menggonggong selama pesta, percaya itu Luath, dan meyakinkan ayahnya untuk bersiul untuk anjing itu. Hunter bersiul, dan Luath muncul, dengan cepat diikuti oleh Tao, dengan gembira bersatu kembali dengan keluarga itu. Peter berduka untuk Bodger, yang tidak ada di sana, tetapi kemudian melihat anjing tua itu perlahan mendekat dari belakang yang lain. Peter berlari untuk menemuinya, dan dua hewan lainnya kembali ke sisi Bodger, sehingga mereka semua dapat menyelesaikan perjalanan mereka bersama.
***
Eko cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai gitu. Wayang di taruh di kursi kosong sama Eko. Budi memuji pertunjukkan wayang Eko, ya begitu dengan ceritanya bagus gitu.
"Eko?" kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
"Habib itu. Berkaitan keturunan Nabi Muhammad, ya Eko?" kata Eko.
"Ya cerita di tulis di koran yang pernah aku baca sih," kata Eko.
"Pertanyaan aku. Ya Habib itu. Bisa mendengarkan Roh apa tidak ya?" kata Budi.
"Kalau itu sih. Aku tidak tahu lah. Apa Habib itu bisa mendengarkan Roh apa tidak? Ya yang harus jawab, ya Habib itu sendiri, ya bisa mendengarkan Roh apa tidak?!" kata Eko.
"Ya udahlah. Sekedar obrolan saja. Lebih baik main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Ya keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment