Hari itu terasa sejuk dimana embun pagi menutupi seluruh desa setempat sedangkan aku duduk sendiri menikmati keindahan itu semua yang allah ciptakan sambil terjebak dalam sebuah pemikiran. Ya, pilihan… hal yang paling aku bingungkan dalam kehidupan, aku terjebak dalam sebuah pemikiran dimana aku harus memilih dua insan yang berbeda dari segi kehidupan dan cara berfikir mereka.
Aku teringat seorang wanita yang begitu kukagumi dari segi pemikirannya tapi dari segi yang lain membuat aku bingung yaitu cara ia berpakaian, sebut saja dia Nisa seorang wanita yang berpenampilan biasa seperti wanita pada umumnya, yaitu memakai pakaian rok pendek sampai lutut dan kameja yang bergaris putih tanpa menutupi auratnya. padahal dia paham dan tahu tentang agama apa lagi hukum-hukum islam dalam berpakaian. Aku pernah menegurnya tentang cara ia berpakaian tapi ia menjawab sambil mendekatiku dan berbisik “zymi, lebih baik aku seperti ini tanpa kemunafikan dibalik kerudung” aku pun terdiam tanpa berkata sedikit pun, dan ia melanjutkan jawabanya “zymi aku sempat berfikir ingin sekali menutupi aurat ini tapi keadaan ini yang memaksa” aku pun bertanya “keadaan seperti apa nisa yang kau maksud?” ia memberikan jawaban yang membuat aku terkejut dan memprihatinkan “zymi aku dulu punya teman yang cara berpakainnya sudah terbilang syar’i, tapi dibalik pakaian itu membuat aku membencinya, ternyata ia hanya menyembunyikan aibnya yang sering tidur bersama seorang lelaki yang aku kenali yaitu kakakku sehingga aku menjastifikasi semua perempuan yang memakai hijab sebagian besar mereka hanya menutupi aibnya…” Disaat ia menceritakan kehidupannya itu disaat itu pula aku mulai kagum pada dirinya dan aku pun berniat ingin sekali menyadarkan dari apa yang selama ini ia pikirkan tentang kesalah pahaman dari cara berpakaian yang syar’i.
Hari selasa 12 juni 2012 tepatnya di depan toko buku Gramedia Gorontalo aku bertemu dengan sahabat lamaku yang membuat aku kaget adalah cara ia berpakaian dan berbicara denganku ia adalah ririn, kebetulan ia bersama seorang wanita entah itu sahabatnya ataupun sepupunya, dia dulunya terbilang perempuan tomboi yang sukanya nongkrong dengan laki-laki komunitas anak punk kini ia berpakaian tertutup bahkan kerudungnya menutupi sekujur tubuhnya, hampir saja aku tak mengenalinya, aku pun terpikir ingin menanyakan apa yang terjadi dengannya
“assalamualaiqum ririn gimana kabarnya?”
“wa’allaiqumusalam yah seperti inilah zym, seperti yang kamu lihat sekarang ini…”
“wah subhanallah yah kamu makin cantik saja” tanpa menyadari seseorang yang bersamanya (sedikit merayu)
“astgfrllah bisa aja kamu zym eh iya kenalkan ini sahabatku ira dia yang sering menemani aku, oh iya sekarang ini gimana dengan usahamu itu? kalau nda salah kamu jualan herbal yah? Luar biasa yah kamu zym masih muda aja udah pandai mencari nafkah, udah cocok nikah kayanya…” sedikit memuji tentang diriku
“oh iya emang siapa nih yang membuat kamu berubah drastis seperti ini, maaf aku penasaran… kamu udah nikah yah?”
“hehehehe, pertanyaanmu itu membuat aku kaget lho zym, yah allhamdulillah aku udah seperti ini, awalnya itu aku ketemu sama seseorang yang berkecimpung di satu organisasi islam yaitu HTI (hisbutahrir) ini orangnya yang ada di dekatku sekarang hehehehe, kebetulan aku diajak untuk ikut salah satu kajian islami yang tidak jauh dari kampus UNG yaitu di masjid AL-Munir, disaat itu salah satu ustazah menjelaskan tentang tata cara berpakaian seorang muslimah serta mengeluarkan dalil yang membuat aku merinding dan meneteskan air mata, aku pun tersadarkan apa yang aku perbuat selama ini adalah salah di mata allah… aku malu dengan penampilanku dulu, terus untuk pertanyaanmu yang selanjutnya aku belum bisa menjawab insha allah jika kita bertemu lagi akan kuberitahukan jawaban itu”
Aku pun terus mendengar apa yang ia katakan sedikit memperhatikan sahabatnya juga sih, abisss sahabatnya hanya diam saja tanpa mengeluarkan sekata pun hanya senyuman yang manis terlontar ke arahku saja. Sedangkan ririn terus dengan penjelasannya tanpa kusadari dia sudah mau bertanya ingin pulang
“oh iya zym aku mau balik dulu yah soalnya aku ada janji dengan ustazah untuk ikut kajian hari ini assalamuallaiqum…”
“oh iya wa’allaiqumusalam…”
Aku pun terdiam dan terpikirkan seseorang yang selama ini aku kenali yaitu nisa aku berpikir ingin sekali mempertemukan nisa dengan ririn dan sahabatnya itu yang sudah mengajaknya agar mereka bisa menjelaskan tentang tata cara berpakaian dan aturan-aturan dalam islam.
Karya: Zikran Mbuti
Aku teringat seorang wanita yang begitu kukagumi dari segi pemikirannya tapi dari segi yang lain membuat aku bingung yaitu cara ia berpakaian, sebut saja dia Nisa seorang wanita yang berpenampilan biasa seperti wanita pada umumnya, yaitu memakai pakaian rok pendek sampai lutut dan kameja yang bergaris putih tanpa menutupi auratnya. padahal dia paham dan tahu tentang agama apa lagi hukum-hukum islam dalam berpakaian. Aku pernah menegurnya tentang cara ia berpakaian tapi ia menjawab sambil mendekatiku dan berbisik “zymi, lebih baik aku seperti ini tanpa kemunafikan dibalik kerudung” aku pun terdiam tanpa berkata sedikit pun, dan ia melanjutkan jawabanya “zymi aku sempat berfikir ingin sekali menutupi aurat ini tapi keadaan ini yang memaksa” aku pun bertanya “keadaan seperti apa nisa yang kau maksud?” ia memberikan jawaban yang membuat aku terkejut dan memprihatinkan “zymi aku dulu punya teman yang cara berpakainnya sudah terbilang syar’i, tapi dibalik pakaian itu membuat aku membencinya, ternyata ia hanya menyembunyikan aibnya yang sering tidur bersama seorang lelaki yang aku kenali yaitu kakakku sehingga aku menjastifikasi semua perempuan yang memakai hijab sebagian besar mereka hanya menutupi aibnya…” Disaat ia menceritakan kehidupannya itu disaat itu pula aku mulai kagum pada dirinya dan aku pun berniat ingin sekali menyadarkan dari apa yang selama ini ia pikirkan tentang kesalah pahaman dari cara berpakaian yang syar’i.
Hari selasa 12 juni 2012 tepatnya di depan toko buku Gramedia Gorontalo aku bertemu dengan sahabat lamaku yang membuat aku kaget adalah cara ia berpakaian dan berbicara denganku ia adalah ririn, kebetulan ia bersama seorang wanita entah itu sahabatnya ataupun sepupunya, dia dulunya terbilang perempuan tomboi yang sukanya nongkrong dengan laki-laki komunitas anak punk kini ia berpakaian tertutup bahkan kerudungnya menutupi sekujur tubuhnya, hampir saja aku tak mengenalinya, aku pun terpikir ingin menanyakan apa yang terjadi dengannya
“assalamualaiqum ririn gimana kabarnya?”
“wa’allaiqumusalam yah seperti inilah zym, seperti yang kamu lihat sekarang ini…”
“wah subhanallah yah kamu makin cantik saja” tanpa menyadari seseorang yang bersamanya (sedikit merayu)
“astgfrllah bisa aja kamu zym eh iya kenalkan ini sahabatku ira dia yang sering menemani aku, oh iya sekarang ini gimana dengan usahamu itu? kalau nda salah kamu jualan herbal yah? Luar biasa yah kamu zym masih muda aja udah pandai mencari nafkah, udah cocok nikah kayanya…” sedikit memuji tentang diriku
“oh iya emang siapa nih yang membuat kamu berubah drastis seperti ini, maaf aku penasaran… kamu udah nikah yah?”
“hehehehe, pertanyaanmu itu membuat aku kaget lho zym, yah allhamdulillah aku udah seperti ini, awalnya itu aku ketemu sama seseorang yang berkecimpung di satu organisasi islam yaitu HTI (hisbutahrir) ini orangnya yang ada di dekatku sekarang hehehehe, kebetulan aku diajak untuk ikut salah satu kajian islami yang tidak jauh dari kampus UNG yaitu di masjid AL-Munir, disaat itu salah satu ustazah menjelaskan tentang tata cara berpakaian seorang muslimah serta mengeluarkan dalil yang membuat aku merinding dan meneteskan air mata, aku pun tersadarkan apa yang aku perbuat selama ini adalah salah di mata allah… aku malu dengan penampilanku dulu, terus untuk pertanyaanmu yang selanjutnya aku belum bisa menjawab insha allah jika kita bertemu lagi akan kuberitahukan jawaban itu”
Aku pun terus mendengar apa yang ia katakan sedikit memperhatikan sahabatnya juga sih, abisss sahabatnya hanya diam saja tanpa mengeluarkan sekata pun hanya senyuman yang manis terlontar ke arahku saja. Sedangkan ririn terus dengan penjelasannya tanpa kusadari dia sudah mau bertanya ingin pulang
“oh iya zym aku mau balik dulu yah soalnya aku ada janji dengan ustazah untuk ikut kajian hari ini assalamuallaiqum…”
“oh iya wa’allaiqumusalam…”
Aku pun terdiam dan terpikirkan seseorang yang selama ini aku kenali yaitu nisa aku berpikir ingin sekali mempertemukan nisa dengan ririn dan sahabatnya itu yang sudah mengajaknya agar mereka bisa menjelaskan tentang tata cara berpakaian dan aturan-aturan dalam islam.
Karya: Zikran Mbuti
No comments:
Post a Comment